tirto.id - Saat Iduladha olahan daging kambing dan sapi menjadi menu utama hampir di setiap rumah.
Namun, banyak orang percaya bahwa mengonsumsi daging kambing dapat menyebabkan kolesterol dalam tubuh meningkat. Benarkah demikian?
Live Strong menuliskan, daging kambing bisa dijadikan pilihan yang sehat dibandingkan daging merah lain karena kandungan kalori, lemak, dan kolesterolnya yang lebih rendah.
Daging kambing dengan ukuran 3 ons mengandung 122 kalori, sementara daging sapi dengan berat yang sama mengandung 179 kalori dan daging ayam mengandung 162 kalori.
Kandungan lemaknya pun hanya 2,6 gram per 3 ons penyajian. Cenderung lebih aman dikonsumsi bagi orang yang sedang menghindari lemak dibandingkan daging sapi yang mengandung 7,9 gram per 3 ons, dan daging ayam yang mengandung 6,3 gram lemak per 3 ons.
Di sisi lain, Prairie View A&M University menunjukkan bahwa daging kambing memiliki tingkat lemak jenuh, dan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan daging domba, babi, atau sapi.
Daging kambing pun mengandung zat besi yang bermanfaat, dan potasium dalam jumlah besar yang dapat menstabilkan kinerja jantung.
Kadar natrium yang rendah dalam daging kambing pun dapat berguna untuk individu yang sedang berurusan dengan masalah tekanan darah.
Apa itu kolesterol?
Tidak semua kolesterol berdampak buruk bagi kesehatan. Mengutip Medical News Today, terdapat dua jenis kolesterol yaitu kolesterol baik dan buruk.
Pada tingkat normal, keduanya penting bagi tubuh. Akan tetapi jika konsentrasi keduanya di dalam darah terlalu tinggi maka menyebabkan kolesterol menjadi berbahaya bagi kesehatan.
Kolesterol pun memiliki fungsi alami yang penting dalam tubuh ketika mencerna makanan, memproduksi hormon, dan menghasilkan vitamin D.
Tubuh memproduksi kolesterol, sementara orang juga mendapatkannya dari makanan yang dikonsumsi.
Selain itu, empat fungsi utama kolesterol dalam tubuh antara lain:
- Berkontribusi membentuk struktur dinding sel
- Memproduksi asam empedu pencernaan di usus
- Memungkinkan tubuh memproduksi vitamin D
- Memungkinkan tubuh memproduksi hormon-hormon tertentu
Kolesterol baik disebut dengan istilah high-density lipoproteins (HDL), dan kolesterol buruk juga dikenal dengan istilah low-density lipoproteins (HDL).
Sementara itu, ada juga trigliserida yang merupakan lemak dalam darah. Kadar trigliserida yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Namun, trigliserida bukan merupakan kolesterol. Mengutip Healthline, trigliserida digunakan sebagai salah satu sumber energi tubuh.
Ketika tubuh mencerna lebih banyak kalori dari pada yang dibutuhkan, kalori yang tersisa akan diubah menjadi trigliserida yang disimpan dalam sel-sel lemak.
Apabila Anda berusia di atas 20 tahun, American Hearth Association merekomendasikan Anda untuk mengecek level kolesterol Anda secara rutin setidaknya sekali setiap 4-6 tahun.
Hal ini dapat membantu Anda mengontrol kadarnya di dalam tubuh, sehingga Anda dapat terhindar dari risiko kesehatan termasuk stroke dan serangan jantung.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari