Menuju konten utama

Benarkah Ikan Pari Jawa Resmi Punah dan Apa Penyebabnya?

Sebuah penelitian yang diakui oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyebut bahwa ikan pari jawa telah dinyatakan punah.

Benarkah Ikan Pari Jawa Resmi Punah dan Apa Penyebabnya?
Ikan Pari Jawa. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Sebuah penelitian terbaru menyebut bahwa ikan pari jawa resmi dinyatakan punah. Penelitian tersebut adalah penelitian yang diakui dan diadopsi International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Selama penelitian berlangsung beberapa tahun, tidak satu pun ikan pari jawa yang ditemukan. Spesies ikan pari jawa menjadi ikan laut pertama yang dinyatakan punah.

Keberadaan pari jawa sebenarnya masih misterius. Data terakhir mencatat adanya fisik pari jawa yang muncul pada 1862. Kala itu ilmuwan Jerman mengidentifikasi pari jawa di sebuah pasar ikan di Jakarta Utara.

Sejak masa itu sampai sekarang, pari jawa belum pernah lagi ditemukan catatan penemuannya. Ikan ini bisa saja di lautan masih ada spesiesnya.

Sayangnya, pari jawa sudah sangat sulit ditemukan dalam jangkauan yang tidak jauh dari daratan. Hal ini menyebabkan spesies ikan tersebut dianggap punah.

Apa Itu Ikan Pari Jawa?

Ikan pari jawa memiliki nama latin Urolophus javanicus. Ikan yang masuk dalam famili Urolophidae tersebut mempunyai panjang sekitar 33 sentimeter.

Menurut data terakhir, spesies ini pernah ditemukan di pasar ikan Jakarta Utara pada tahun 1862. IUCN telah memasukkannya sebagai biota laut yang punah karena sudah lebih dari 150 tahun tidak ditemukan kembali keberadaannya.

Ikan pari jawa memiliki ciri khas berupa cakram sirip dada berbentuk lonjong, yang terlihat lebih panjang pada sisi lebarnya. Ikan tersebut mempunyai ekor dengan sirip punggung di depan tulang penyengat, serta terdapat sirip ekor.

Ada pun warna tubuhnya adalah coklat pada bagian atas. Kulitnya tampak mempunyai bintik-bintik gelap dan terang.

Penemuan pari jawa satu-satunya hanya pada tahun 1862 oleh ahli zoologi Jerman bernama Eduard von Martens. Ilmuwan yang pernah berkarier di Zoological Museum of the Berlin University dan Museum für Naturkunde ini menemukannya dengan membeli pari jawa di sebuah pasar ikan Jakarta Utara.

Mulanya Eduard mengidentifikasinya sebagai bagian dari spesies Trygonoptera javanica. Temuan ini dimuat dalam jurnal ilmiah Monatsberichte der Akademie der Wissenschaft zu Berlin pada 1964. Penelitian tersebut berjudul Über eine neue Art von Rochen, Trygonoptera javanica aus Batavia und über neue Heliceen aus dem indischen Archipel (Spesies Pari Baru, Trygonoptera javanica dari Batavia dan Heliks Baru dari Kepulauan HIndia).

Eduard lalu memasukkan pari jawa sebagai spesies dalam genus Urolophus di kemudian hari. Sebagai informasi tambahan, Eduard von Martens adalah ilmuwan zoologi yang mumpuni di bidangnya.

Ahli zoologi kelahiran 18 April 1831 ini sudah mendeskripsikan 155 genera baru dan hampir 1.800 spesies. Sebanyak 150 genera di antaranya adalah moluska, lalu spesies yang diidentifikasikannya berupa 1.680 moluska, 39 krustasea, dan 50 echinodermata.

Penyebab Ikan pari jawa Punah

Penelitian terbaru mengenai ikan pari jawa dilakukan dua kandidat doktor dari Charles Darwin University (DCU), Julia Constance dan Benaya Simeon. Mereka melakukan penelitian selama tiga tahun dimulai dari 2017. Mereka menganalisis mengenai pari jawa sejak penemuan pertama kali pada 1862 sampai sekarang.

Model yang digunakan pada penelitian berdasarkan kerangka kerja yang dikembangkan IUCN terhadap daftar spesies sangat langka. Model ini turut menjelaskan mengenai model ancaman, model pencatatan, dan survei.

Setelah masa penelitian panjang dilakukan dengan memanfaatkan model dari IUCN, tim menyimpulkan pari jawa telah punah. Ada beberapa parameter untuk mendapatkan kesimpulan tersebut, salah satunya yaitu pari jawa sudah tidak lagi ditemukan keberadaan fisiknya semenjak dicatat pada 1862.

Parameter pengambilan kesimpulan lain datang dari ancaman tinggi dan ekstrim terhadap kehidupan pari jawa. Sejumlah survei yang diadakan di Pulau Jawa semenjak 2001 mendukung parameter tersebut. Kendati demikian, tim peneliti hanya berani menyimpulkan kepunahan ini pada area tidak jauh dari daratan dan bukan jangkauan di laut lepas.

Mengutip laman Weather, kepunahan pari jawa disebabkan oleh beberapa faktor. Julia menjelaskan, kontribusi kepunahan paling besar adalah penangkapan ikan yang dilakukan secara intensif di Laut Jawa. Penangkapan ikan tersebut tidak disertai aturan untuk menjaga keberlangsungan kehidupan biota laut.

Industrialisasi di pantai utara Jawa juga berlangsung besar-besaran. Hal itu salah satunya ditemui di Teluk Jakarta yang diketahui menjadi habitat pari jawa. Akibat dari semua ini, habitat khususnya untuk pari jawa menjadi hilang dan terdegradasi secara luas dalam jangka panjang.

Keadaan habitat yang tidak lagi mendukung kehidupan pari jawa lantas membuat keberadaan spesies berkurang. Inilah yang kemudian mendorong spesies tersebut berangsur menuju kepunahan. Peneliti tidak bisa menyimpulkan waktu pastinya kepunahan tersebut karena spesies terakhir ditemukan pada 1862.

Julia mengingatkan, kepunahan ikan pari jawa merupakan pengingat mengenai perlunya mengamankan populasi spesies laut yang terancam secara global. Saat kepunahan terjadi secara keseluruhan, hal itu tidak dapat mengembalikan spesies lagi.

IUCN telah memperbarui Daftar Merah Spesies Terancam Punah dan menyatakan lebih dari 44.000 spesies berada dalam ancaman kepunahan di seluruh dunia. Ada pun sekitar 7.000 spesies terancam punah sebagai dampak dari perubahan iklim global.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy