tirto.id - Bukan kali ini saja sengatan ikan pari melukai manusia seperti yang dialami Menteri Lukman Hakim Saifuddin. Pada 2006, Steve Irwin, pria yang dikenal sebagai pawang buaya, meregang nyawa karena sabetan ikan pari di dadanya saat menyelam.
Nama lengkapnya Stephen Robert Irwin, namun ia lebih dikenal dengan julukan Sang Pemburu Buaya. Irwin mulai terkenal karena membawakan acara The Crocodile Hunter di stasiun televisi Animal Planet. Satu waktu, saat tengah membuat film dokumenter berjudul Ocean's Deadliest di lepas Pantai Australia, ia diharuskan menemukan hiu macan.
Namun, pencariannya gagal. Sebagai gantinya, Irwin menemukan ikan pari dan memutuskan untuk berenang di atasnya. Sementara itu, kamerawan Justin Lyons mengambil gambar dari arah depan. Tak disangka, pari sepanjang 2,4 meter menyabet dada Irwin berkali-kali.
Sang Pemburu Buaya sempat mencabut duri ekor pari dari dadanya sebelum hilang kesadaran dan tewas. Tusukan pari itu menyobek dada Irwin dan merusak paru-paru serta jantungnya. Kemungkinan, ikan pari tersebut merasa terancam dan menganggap Irwin sebagai pemangsa utamanya, hiu macan, sehingga menyerang.
Enam bulan kemudian, serangan serupa diterima seorang petenis bernama James Bertakis di Florida. Seekor pari melompat ke kapal dan menusuknya tepat di dada. Ikan itu menancapkan ekor setinggi tiga meter di jantung Bertakis. Ia langsung dibawa ke layanan kesehatan terdekat dan mendapat dua operasi untuk melepaskan duri sepanjang 0,3 meter. Meski sempat kritis, nyawanya dapat terselamatkan.
Sementara itu, di daerah lain, di pantai di Huntington, sebelah selatan Los Angeles, serangan pari menyebabkan 73 orang dirawat dalam sehari pada awal Januari 2018. Lalu, di pekan yang sama, di daerah pantai selatan California, tim penyelamat pantai mengobati korban luka pari dalam jumlah besar: 38 orang pada hari Rabu, 45 orang di hari Kamis, serta 38 orang di hari Sabtu.
“Terjadi peningkatan [korban sengatan pari] dalam dua tahun terakhir,” kata Letnan Claude Panis dari unit pengaman kelautan pantai.
Pada Agustus dua tahun lalu, Pantai Newport di California hanya menangani 20 korban ikan pari dalam satu bulan. Jumlah ini meningkat menjadi 127 pada tahun setelahnya. Satu bulan kemudian, jumlahnya naik drastis menjadi 33 orang dalam periode 3 hari berturut-turut. Peningkatan ini dianggap tak wajar.
Cuaca hangat ditengarai menjadi sebab ikan pari pergi ke pantai setelah mengalami musim dingin. Di sisi lain, musim hangat juga dijadikan waktu tepat bagi orang-orang untuk berjemur, sehingga lebih banyak orang bermain di tengah laut. Jika Anda termasuk salah satu orang yang juga suka bermain di pantai, berenang, atau menyelam, Panis memberikan tips agar terhindar dari sengatan pari.
“Seret kaki saat berada di air untuk menakut-nakuti mereka [pari]. Cara ini cukup efektif,” katanya, seperti dikutip National Geographic.
Seberapa Bahaya Ikan Pari?
Pada tingkat ekstrem, kita dapat berkaca pada kasus Irwin: kematian. Namun, ikan pari sejatinya merupakan hewan yang tergolong jinak. Ia hanya akan menyerang untuk mempertahankan diri dari ancaman. Namun, orang-orang lazim berjalan di air dengan melangkahkan kaki, bukan menyeretnya, sehingga ada kemungkinan menginjak pari dan tersengat di bagian pergelangan kaki atau kaki bawah.
Racun ikan pari tak berakibat fatal, hanya menyebabkan nyeri. Tentu saja ceritanya lain jika Anda disabet pari dan mengenai organ dalam Anda. Dalam kasus Irwin, duri pari menusuk dan menyobek jantung. Irwin mencabutnya, dan membuat jaringan yang robek semakin parah. Sementara itu, Bertakis yang sama-sama terkena di bagian dada tak melepas duri yang mengenai jantungnya sebelum dokter bedah mengoperasinya.
Mekanisme sengat berduri pada pari berada di tengah-tengah ekor atau dekat pangkal ekor, sekitar 2/3 di sepanjang ekor. Panjangnya sekitar 20 cm dan terbungkus oleh selaput berisi kelenjar racun. Ketika menyengat, duri pari akan menembus selubung racun sehingga membikin rasa nyeri pada luka.
Ekor berduri ini sangat tajam dan bisa menembus tulang. Mekanisme sabetannya serupa panah yang diluncurkan ke tubuh. Ekornya juga sangat fleksibel, bisa menekuk hampir segala arah dalam sepersekian detik, sehingga bisa menimbulkan luka serius.
Racun pada selubung duri pari mengandung enzim dan serotonin. Serotonin menyebabkan otot polos berkontraksi parah dan membikin sensasi nyeri luar biasa. Jika tidak langsung mendapat penanganan, ia akan terus menyebabkan rasa sakit dan kerusakan jaringan lebih parah. Sementara itu, enzim-enzim menyebabkan kematian jaringan.
Untuk meminimalisir rasa sakit saat tersengat pari, pertolongan pertama yang dilakukan bisa dengan cara merendam luka sabetan pada air hangat. Enzim-enzim pada racun pari merupakan molekul protein yang bisa dipecah dengan cara dipanaskan.
Ditulis Al Kline, direkomendasikan untuk memasukkan kaki ke dalam air bersuhu 42-45 derajat Celsius selama 30-90 menit atau hingga rasa sakitnya berkurang. Tentu setelahnya perlu ke dokter, karena bisa saja diperlukan antibiotik, bahkan operasi kecil-besar, jika ada bagian tubuh yang terluka akibat sengatan.
Untuk mencegah tersengat, jangan lupa berjalan di pantai dengan cara menyeret kaki untuk menghindari menginjak pari.
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani