tirto.id - Ulang tahun ke-25 Rafflesia arnoldii ditetapkan sebagai Bunga Nasional dirayakan lewat Google Doodle hari ini, Selasa (9/1/2017). Tumbuhan yang juga menjadi ikon Provinsi Bengkulu ini tergolong langka dan harus dilindungi. Bahkan status konservasi Raffllesia menurut IUCN masuk dalam kategori terancam punah.
Kelangkaan tersebut karena Rafflesia arnoldii memiliki sifat-sifat biologis yang berbeda dengan tumbuhan lainnya. Berikut keunikan tanaman raksasa yang juga dikenal sebagai bunga bangkai ini.
Rafflesia arnoldii merupakan tumbuhan yang kelangsungan hidupnya menggantungkan sumber energi pada inangnya. Bunga ini kerap menempel pada batang liana, yakni tumbuhan merambat dari genus
Tetrastigma. Sifat
Tetrastigma yang mengandung banyak air, mengindikasikan
Rafflesia resistan terhadap kekeringan.
- Tak punya akar, daun, dan tangkai
Bunga
Rafflesia hanya memiliki mahkota. Bahkan sebagai tanaman parasit, bunga ini tidak memiliki akar ataupun tangkai. Terlebih, tumbuhan ini pun tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis.
Diameter tumbuhan parasit ini ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga ini mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga.
- Bunga hanya berumur seminggu
Periode mekar
Rafflesia arnoldii hanya sekitar 5 sampai 7 hari setelah itu layu dan mati. Meski begitu, tidak semua bunga bisa bertahan hingga mekar. Kurangnya nutrisi dan air, ataupun rusak karena hewan pengerat bisa membuat
Rafflesia tak mampu hidup.
- Persentase pembuahan kecil
Salah satu yang membuat bunga ini langka karena persentase pembuahannya kecil. Bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi. Karenanya serangga memegang peranan penting untuk mentransfer serbuk sari dari bunga jantan ke putik bunga betina.
Strategi mengeluarkan bau busuk seperti bangkai digunakan untuk membuat lalat tertarik pada bunga ini. Bau ’anyir’ spesifik yang dikeluarkan bunga berwarna oranye kusam berasal dari pembusukan materi tumbuhan. Selain aromanya, permukaan bunga yang luas dan terbuka menjadi daya tarik bagi serangga terutama kelompok lalat dan kumbang untuk masuk.
- Mampu hidup hanya di habitat asli
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Bengkulu sendiri telah ditetapkan sebagai pusat konservasi tumbuhan ini. Selain itu, Hutan Lindung Bukit Daun dan Cagar Alam Taba Penanjung di Kabupaten Bangkulu Tengah juga menjadi habitat
Rafflesia arnoldii. Hingga saat ini bunga Rafflesia belum berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya.- Ada empat jenis bunga Rafflesia
Di kawasan hutan Provinsi Bengkulu telah teridentifikasi empat jenis bunga bangkai ini yakni
Rafflesia arnoldii,
Rafflesia bengkuluensis,
Rafflesia gadutensis, dan
Rafflesia hasselti.
tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari