tirto.id - Perang antara Rusia dan Ukraina sudah memasuki hari ke-58. Menurut berita terbaru, citra satelit menunjukkan ada sebuah situs pemakaman massal yang berisi sekitar 200 kuburan di dekat Mariupol, sebuah kota di Ukraina.
Seperti dilaporkan BBC, pemakaman massal di Mariupol itu diidentifikasi oleh Maxar, sebuah perusahaan satelit AS, di mana pasukan Rusia terus berupaya merebut kota itu selama berminggu-minggu.
Menurut Maxar, gambarnya menunjukkan perluasan kuburan yang dimulai pada akhir Maret 2022. Pejabat lokal Ukraina menuduh pasukan Rusia telah mengubur warga sipil Mariupol yang dibunuh. Kendati demikian, Moskow belum memberikan tanggapan atas tudingan tersebut.
Walikota Mariupol, Vadym Boichenko mengatakan, kemungkinan puluhan ribu warga sipil tewas di kota itu dan Rusia berupaya menyembunyikan kejahatan perang melalui kuburan massal. Sedangkan dewan kota Mariupol mengatakan, Rusia sedang menggalio parit "menggunakan truk sampah untuk membawa mayat".
Tetapi Rusia telah berulang kali membantah tuduhan Ukraina dan sekutu Barat yang mengatakan pasukan Moskow bertanggung jawab atas pembunuhan massal warga sipil.
Apa yang Terjadi dalam Hari ke-58 Invasi Rusia di Ukraina?
The Guardian melaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, sekitar 120 ribu warga sipil dilarang meninggalkan Mariupol. Sedangkan menurut wakil perdana menteri Ukraina, Olga Stefanishyna, ada sekitar 1.020 mayat warga sipil disimpan di kamar mayat di Kyiv setelah Rusia menarik pasukannya.
Di sisi lain, Zelenskiy menuduh Rusia telah menolak usulan gencatan senjata selama Paskah, tetapi dia tetap berharap akan perdamaian.
Seperti diberitakan Reuters, Rusia meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir. Presiden Vladimir Putin mengatakan, uji coba itu akan membuat musuh-musuh negaranya akan "berhenti dan berpikir" dua kali.
“Senjata yang benar-benar unik ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata kita, memastikan keamanan Rusia dari ancaman eksternal dan menyediakan bahan pemikiran bagi mereka yang, [...] mencoba mengancam negara kita,” kata Putin.
Rudal Sarmat ini, menurut berita The Moskow Times, dijuluki Satan 2 (Setan 2) oleh analis Barat. Ini adalah salah satu rudal Rusia generasi berikutnya yang disebut Presiden Putin "tidak terkalahkan", termasuk rudal hipersonik Kinzhal dan Avangard.
"Saya mengucapkan selamat kepada Anda atas keberhasilan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat," kata Putin kepada tentara dalam sambutan yang disiarkan televisi pada hari Rabu.
Sarmat dilaporkan mengenai sasaran di semenanjung Kamchatka dan mampu menjangkau hampir 6.000 km, sehingga disebut rudal antar-benua. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Rabu, rudal Sarmat ditembakkan dari peluncur silo pada 1512 waktu Moskow (1212 GMT).
"Sarmat adalah rudal paling kuat dengan jangkauan penghancuran target terpanjang di dunia, yang secara signifikan akan meningkatkan kekuatan tempur pasukan nuklir strategis negara kita," kata kementerian itu.
Editor: Iswara N Raditya