tirto.id - Nigeria membuat suatu langkah drastis untuk menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) pada 2019.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Negara Sumber Daya Minyak Ibe Kachikwu saat berbicara pada sesi interaktif tentang penghapusan subsidi BBM yang diselenggarakan oleh Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil (CSO), di Lagos, pusat ekonomi Nigeria, Senin, (23/05/2016).
"Saya secara otoritatif dapat mengatakan kepada Anda bahwa mengingat kendala yang kita hadapi, rencana tersebut bahwa pada Desember 2018 kita harus mengurangi impor produk-produk minyak sebesar 60 persen," tegasnya.
Nigeria selama ini dikenal sebagai importir minyak, meskipun negara ini juga merupakan salah satu penghasil minyak mentah terbesar di Afrika. Impor minyak Nigeria disebabkan oleh minimnya infrastruktur pengolahan yang dimiliki negara ini.
"Saya akan berkeliling mencari investor untuk datang secara patungan menempatkan uang mereka ke kilang-kilang dan membuat mereka bekerja," ujar Kachikwu di depan forum.
"Ini karena kita akan membawa cukup uang untuk mendapatkan kilang kita bekerja hingga sekitar 90 persen,"imbuhnya.
Kachikwu mengungkapkan fakta memprihatinkan bahwa, untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir, tiga kilang milik Nigeria hanya menghasilkan kurang dari 40% dari kapasitasnya.
Ia memproyeksikan, saat kilang bekerja pada kapasitas optimal dan dimulainya produksi oleh Dangote Refinery pada 2019, Nigeria akan dapat menyuling 1,4 juta barel per hari.
Kachikwu kembali menegaskan keinginannya untuk meningkatkan kapasitas produksi saat ini dari 2,2 juta barel per hari menjadi 2,6 juta barel dalam beberapa tahun ke depan.
Rezim subsidi BBM di Nigeria, imbuhnya, tidak lagi dapat dilanjutkan karena berbagai praktik penipuan oleh pemasar minyak dan pemain lain di sektor ini.
Kachikwu berharap, liberalisasi sektor ini akan mendorong kompetisi dan membawa harga bahan bakar minyak turun dalam beberapa bulan ke depan. (ANT)
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra