tirto.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna mencegah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh karena efek kebijakan tarif impor Donald Trump.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengatakan langkah tersebut disusun bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO).
Iman menjelaskan upaya mengantisipasi terperosoknya IHSG dengan buyback tanpa RUPS yang beberapa waktu telah diberlakukqn. Selain itu, kata dia, penyesuaian batas auto reject bawah (ARB) hingga trading halt juga turut menyusul dilakukan.
“Kami berharap bahwa likuiditas kita (Indonesia) bisa terus meningkat, tidak hanya dilakukan oleh investor baik institusi maupun perorangan, tetapi permintaan kita bertambah dengan adanya buyback yang dilakukan oleh korporasi,” kata Iman, dalam Konferensi Pers di Main Hall BEI, Jakarta, Selasa (8/3/2025).
Dia menambahkan BEI juga melakukan penguatan terhadap sistem pengawasan (surveillance) terhadap transaksi yang dianggap tidak wajar. Iman menuturkan bahwa komunikasi juga merupakan hal paling penting bersama semua pihak.
“(Dan) yang terakhir adalah tentu saja ini yang saya rasa paling penting dan tentu saja kita perlu lakukan tidak hanya oleh Bursa maupun juga dengan SRO, tetapi dilakukan oleh seluruh lembaga bahwa komunikasi kita ke market, komunikasi ini tidak hanya dilakukan oleh OJK dan Bursa tetapi dilakukan oleh seluruhnya,” ujarnya.
Sebelumnya, IHSG dibuka di level 5.912,06 pada perdagangan, Selasa. Mengutip RTI Business, pada pukul 09.01 WIB, indeks saham Indonesia langsung anjlok 9,19 persen atau 598,56 poin. Tercatat hanya 9 saham mengalami penaikan, 65 saham tak berubah dan 552 saham terperosok ke zona merah.
Kemerosotan utamanya teriadi pada saham-saham bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA yang dibuka di harga 7.400, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI di harga 3.460, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk alias BMRI di level 4.500, PT GoT Gojek Tokopedia Tbk di harga 71, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk di level 2.050.
Sementara itu, saham-saham di BEI diperdagangkan sebanyak 1,591 miliar lembar saham, dengan transaksi sebanyak 64.620 kali dan nilai mencapai Rp1,92 miliar. Dengan penurunan ini, kapitalisasi pasar saham Indonesia terjun hanya menjadi Rp10.218 triliun.
Tidak hanya itu, anjloknya IHSG hingga 9,19 persen membuat Bursa langsung menghentikan perdagangan sementara (trading halt). Hal ini tetap dilakukan meskipun sebelumnya BEI telah mengoreksi batas trading halt dari 5 persen ke 8 persen.
Kondisi ini sesuai dengan perkiraan Analis Pasar Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, yaitu akan terjadi trading halt karena kekhawatiran investor akan tarif perdagangan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang juga memukul Indonesia.
"IHSG kemungkinan besar terkena suspend (penghentian sementara) dalam perdagangan besok. Ada potensi penurunan sebesar 5-7 persen," kata dia, kepada Tirto, Senin (7/4/2025).
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama