tirto.id - Basarnas Bali menghentikan pencarian Kapal Motor (KM) Sanjaya 86 yang hilang kontak selama 10 hari di Selat Bali. Lokasi kapal yang mengangkut 16 orang itu belum diketahui keberadaannya.
Kepala Kantor Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya menyampaikan sampai saat ini tidak ada tanda-tanda keberadaan kapal yang hendak melaut ke zona penangkapan ikan tersebut.
“Komunikasi saya terakhir pada hari ini, KM Sanjaya 18 maupun KM Sanjaya 98 masih melakukan pencarian. Apabila nantinya ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal, dimungkinkan untuk kembali melaksanakan pemantauan,” kata Sidakarya dikutip dari Antara, Selasa 1/8/2023).
Sidakarya menjelaskan Basarnas Bali pertama kali menerima laporan hilangnya KM Sanjaya 86 dari agen kapal, yaitu PT Sentral Benoa Utama pada Sabtu (22/7/2023).
Saat itu, mereka mengirim pesan singkat yang mengatakan KM Sanjaya 86 mengalami kebocoran. Akan tetapi, dalam perkembangannya perusahaan itu menyatakan kapal ikan tersebut dihantam gelombang.
Surat persetujuan layar yang diajukan oleh nakhoda KM Sanjaya 86 telah disetujui syahbandar di pelabuhan perikanan untuk bertolak dari Pelabuhan Benoa pada Kamis (20/7/2023) pukul 16.30 Wita.
Kapal itu tercatat membawa 16 orang yang terdiri atas 1 nakhoda, 1 kepala kamar mesin, 1 mualim, 1 masinis, dan 12 kelasi.
Basarnas Bali berkoordinasi dengan VTS Benoa untuk mengumumkan adanya kapal ikan hilang kontak di sekitar Selat Bali sembari menggali informasi dari SROP, syahbandar, Polair, dan KSOP.
Selama pencarian kondisi cuaca tidak begitu bersahabat, bahkan BMKG menyatakan wilayah tersebut gelombangnya tinggi mencapai 2,5-4 meter.
Tak bekerja sendirian, PT Sentral Benoa Utama juga menurunkan KM Sanjaya 18 dan KM Sanjaya 98 serta pemantauan udara dengan menggunakan Fly Bali.
“Namun, upaya tersebut hasilnya masih nihil, tidak terlihat ada puing-puing kapal, barang-barang yang mudah mengapung ataupun ceceran bahan bakar,” ujar Sidakarya.
Kemudian, Basarnas Bali membuka komunikasi kembali dengan VTS Benoa, Basarnas Surabaya, Basarnas Mataram. Namun hingga hari ke-10m, Basarnas tetap tidak mendapat titik terang keberadaan KM Sanjaya 86.
Selama proses berlangsung, Basarnas Bali telah berupaya maksimal bersama unsur lainnya dalam usaha menemukan kapal ikan tersebut.
"Untuk saat ini kami belum bisa menggerakkan KN SAR Arjuna 229, karena masih dalam kondisi perbaikan, sehingga kami maksimalkan koordinasi dengan unsur SAR lainnya, juga Basarnas Pusat untuk memperkirakan kemungkinan lokasi-lokasi terduga," kata Sidakarya.