tirto.id - Warga korban banjir di kawasan Pasar Youtefa, Abepura, Jayapura dievakuasi oleh Tim SAR gabungan.
Wakil Wali Kota Jayapura Rustan Saru kepada Antara, Jumat (7/1/2022) pagi, mengatakan saat ini evakuasi sedang berlangsung walaupun ada warga yang juga pedagang enggan dievakuasi.
Ada lima perahu karet dikerahkan untuk mengevakuasi warga di kawasan itu.
Warga yang dievakuasi yakni anak-anak, wanita dan orang tua, kata Rustan Saru. Korban banjir yang dievakuasi di sejumlah wilayah saat ini ditempatkan di sarana ibadah dan fasilitas umum seperti Gereja Maranatha dan kantor pemadam kebakaran.
Selain itu, dilakukan pendataan termasuk warga yang menjadi korban tanah longsor.
Banjir terjadi di beberapa wilayah yang sebagian besar merupakan kawasan yang sering dilanda banjir termasuk Pasar Youtefa, Perumnas IV, perumahan organda, SMAN 4 Entrop, CV Thomas, Aryoko, dan Hamadi, kata Wakil Wali Kota Rustan Saru.
Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui dinas sosial setempat membuka dapur umum bagi para korban banjir di Jayapura.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Ridwan Rumasukun melalui pesan singkatnya kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan berdasarkan laporan yang diterima, dapur umum tersebut sudah dibuka sejak Jumat pagi ini.
"Rencananya dapur umum lapangan ini dibuka di Kantor BPBD Provinsi Papua Skyland, Kota Jayapura," katanya.
Menurut Ridwan, dapur umum lapangan ini akan melayani masyarakat korban banjir dan longsor di tempat-tempat pengungsian.
Sebelumnya, banjir yang terjadi akibat hujan deras yang turun sejak Kamis (6/1/2022) malam telah merenggut tujuh korban jiwa dan memaksa setidaknya 160 keluarga mengungsi di Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Jonathan Koirewoa mengatakan bahwa menurut data sementara banjir telah menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dan enam orang terluka.
Menurut dia, banjir dan tanah longsor juga memaksa setidaknya 160 keluarga, termasuk 80 anak dan delapan balita, mengungsi di Kelurahan Gurabesi, Distrik Jayapura Selatan.
"Tidak hanya Distrik Jayapura Selatan yang terdampak, Jayapura Utara, Heram, Abepura, dan Muaratami juga dilanda banjir," katanya.
BPBD masih mendata dampak banjir di daerah-daerah tersebut. "Kami masih membutuhkan dukungan logistik, peralatan, hingga personel," kata Jonathan.
Ia mengatakan bahwa banjir menyebabkan permukiman warga, sejumlah fasilitas umum, Rumah Sakit Marthen Indey, dan kompleks Kantor Gubernur Dok II Jayapura tergenang. "Tinggi muka air sekitar 150 sampai 200 cm," katanya.