tirto.id - Pesta tahun baru telah berakhir dan letupan kembang api tak lagi terdengar. Hanya ada gemuruh hujan di perumahan Villa Nusa Indah, Bojong Kulur, Kabupaten Bogor, pada Rabu malam, 1 Januari lalu.
Dari atas atap rumah, Anto Simanjuntak tak menyaksikan apa-apa kecuali genangan air yang telah merendam puluhan bangunan di komplek itu. Pemadaman listrik sudah berlangsung sekitar sepuluh jam.
Sehari sebelumnya, Selasa (31/12/2020), hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sejumlah kawasan Jabodetabek sejak sore hingga pergantian tahun. Anto, yang pulang terlambat malam itu, berencana merayakan tahun baru dan natal bersama keluarga besarnya dari pihak ayah.
Ia tak risau dengan hujan deras karena bangunan rumahnya telah ditinggikan hingga 1,5 meter dari badan jalan. Kalau pun banjir, pikirnya saat itu, paling-paling tinggi air yang masuk ke rumahnya cuma beberapa sentimeter.
Tapi dugaan itu salah total. Usai subuh, hujan tak berhenti dan air di muka jalan mulai membuatnya kalut. Pukul 08.00 WIB, ia mendapati lantai rumahnya sudah tergenang banjir setinggi mata kaki.
Air terus naik dan hampir menyentuh genting rumahnya jelang tengah hari. Keluarganya bergegas naik ke lantai dua dan memindahkan barang-barang berharga sebisanya.
Sore hingga malam, mereka masih bertahan di ruangan yang hanya terdiri dari satu kamar tersebut. Tak ingin berdesak-desakan, Anto memilih naik ke atap. Rupanya tetangga mereka juga melakukan hal serupa.
"Sudah hampir dua belas jam itu kami nahan lapar. Kami makan seadanya, air juga. Posisi pasokan air enggak ada," kata Anto kepada Tirto, Kamis (2/1/2019).
Villa Nusa Indah secara administrasi terletak di Kabupaten Bogor. Namun, lokasi perumahan ini berada di kawasan Jatiasih, Bekasi. Wilayah yang saling beririsan itu, menurut Anto, menimbulkan ketidakjelasan dan membuat penanggulangan bencana menjadi lebih lamban.Bantuan pertama baru muncul sekitar pukul 18.00 WIB. Satu perahu karet melintas, tapi Anto dan keluarganya masih harus bersabar karena petugas memprioritaskan evakuasi perempuan hamil, lansia dan anak-anak.
"Setelah jam enam [baru] di situ ada orang. Namanya emosi ya chaos lah. Teriak-teriak minta bantuan enggak ada sama sekali yang datang," ungkapnya.
Villa nusa indah Jatiasih Bekasi.
β π πΈπ²πΊπ (@ricky_Hf) January 1, 2020
Lebih baik mendoakan,atau diam saja jika tak mampu membantu bukan memanfaatkan kesusahan org lain untuk menyalurkan kebencian pribadi. pic.twitter.com/SWXaItMlCz