tirto.id - Gempa bumi berkekuatan 5,2 skala richter (SR) pada Minggu, pukul 11.25 WIB mengguncang hampir seluruh wilayah Pulau Bali bagian selatan dan Pulau Lombok bagian selatan. Menurut data yang diterbitkan oleh laman resmi Badan Meteorologi , Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat gempa berada di laut pada kedalaman 10 km dan berjarak 111 km di tenggara Klungkung, Bali atau 132 km dari barat daya Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
BMKG menyatakan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Ada pun sumber gempa berasal dari zona subduksi Lempeng Hindia Australia dan Lempeng Eurasia. Pertemuan lempeng ini memang aktif bergerak rata-rata 7 centimeter per tahun.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengkonfirmasi dampak gempa melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bahwa guncangan gempa dirasakan masyarakat di Bali, seperti di Kota Denpasar, Klungkung, Bangli, Gianyar, Tabanan, Kuta dan Nusa Penida. Beberapa warga mengatakan kaca jendela dan lemari rumah mereka bergetar.
"Gempa dirasakan oleh masyarakat di Klungkung cukup kuat getarannya selama 5 detik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu, (12/2/2017) seperti dilansir dari Antara.
Sementara itu di Pulau Lombok, masyarakat merasakan guncangan gempa di wilayah Pantai Senggigi dan Kota Mataram. Sebagian masyarakat dan wisatawan segera keluar rumah dan bangunan. Hingga berita ini diturunkan, situasi normal dan belum ada laporan kerusakan.
Berdasarkan peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, gempa bumi berupa guncangan kuat dirasakan hampir di seluruh wilayah Pulau Bali bagian selatan dan Pulau Lombok bagian selatan dengan kekuatan antara III-IV MMI.
Hal ini dikonfirmasi dengan laporan dari masyarakat bahwa gempa dirasakan di Kuta, Nusa Dua, Tabanan, Denpasar II SIG-BMKG (III-IV MMI).
Dengan kondisi tersebut, gempa diperkirakan tidak meninbulkan korban jiwa dan kerusakan yang masif. BNPB menjelaska gempa yang merusak dan menimbulkan korban jiwa adalah dengan intensitas gempa lebih dari VI MMI. BPBD saatt ini masih melakukan pemantauan di lapangan.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh