Menuju konten utama

Badan Pangan Nasional: Harga Telur Ikuti Kenaikan Ongkos Produksi

BPN berupaya menghubungkan daerah sentra produksi jagung pakan seperti Sumbawa dan Dompu dengan Sentra Peternak Layer di Blitar dan Kendal.

Badan Pangan Nasional: Harga Telur Ikuti Kenaikan Ongkos Produksi
Pedagang telur menata telur ayam di salah satu kios di Jakarta, Kamis (2/6/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Badan Pangan Nasional (BPN) menyiapkan sejumlah strategi untuk menstabilkan harga telur di dalam negeri. Hal itu guna menyikapi lonjakan harga telur menjadi Rp33.000/kg dari harga normal sekitar Rp24.000-27.000/kg.

Kepala BPN Arief Prasetyo Adi mengatakan lembaganya sudah berkoordinasi dengan asosiasi peternak layer dan broiler guna mengidentifikasi faktor penyebab lonjakan harga telur.

Arief mengatakan kenaikan harga telur terjadi akibat kenaikan biasa produksi dan dampak pandemi COVID-19. BPN berupaya menghubungkan daerah sentra produksi jagung untuk pakan seperti Sumbawa, Dompu dengan Sentra Peternak Layer di Blitar dan Kendal.

"Terdapat perubahan harga DOC, struktur biaya lainnya seperti biaya pakan dan biaya angkut. Hal tersebut tentunya berdampak pada perubahan harga telur, " kata Arief dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (28/8/2022).

Dalam menemukan kesetimbangan dari hulu ke hilir pangan tersebut, Arief mengatakan semua pihak mesti berkolaborasi agar bisa mewujudkan kondisi di mana petani dan peternak sejahtera, pedagang untung, masyarakat tersenyum.

Selanjutnya, Arief mengatakan, guna mengatasi lonjakan harga ini pihaknya akan

Selanjutnya, BPN menggandeng Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk menggelar Operasi Pasar apabila harga telur tidak kunjung turun hingga di bawah Rp30.000/kg dalam beberapa hari ke depan.

"Kami sudah bertemu Dirjen PKH Kementan sepakat akan melakukan langkah-langkah stabilisasi diantaranya Operasi Pasar," kata dia.

Menurut Arief, kolaborasi melibatkan asosiasi dan kementerian/lembaga ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo. Dalam penyelesaian permasalahan pangan diperlukan kolaborasi seluruh stakeholder.

Lebih lanjut, Arief mengatakan BPN telah merumuskan langkah penguatan sektor perunggasan secara berkelanjutan pada beberapa minggu terakhir, salah satunya melalui penyusunan rancangan Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP).

"HAP ini tidak dijalankan maka kami akan lakukan Operasi Pasar," kata dia.

Hasil pembahasan mengusulkan HAP Jagung Pipil Kering KA 15 persen Rp4.200/kg di tingkat petani dan Rp5.000/kg di tingkat peternak. HAP Telur Ayam Ras Rp22.000 sampai dengan Rp24.000/kg di tingkat peternak dan Rp27.000/kg untuk konsumen.

Selain itu, BPN juga menyusun skema penyerapan hasil ternak unggas oleh BUMN pangan, yaitu Bulog dan PT Berdikari.

"Jadi solusi penguatan sektor perunggasan yang kami siapkan sifatnya in line. Di hilir kami dorong BUMN Pangan lakukan penyerapan, di hulu kami amankan kepastian harganya melalui regulasi HAP, sehingga semuanya terukur," tandas dia.

Baca juga artikel terkait HARGA TELUR AYAM NAIK atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Gilang Ramadhan