tirto.id - Bacaan niat menjadi salah satu hal yang paling utama dalam setiap ibadah yang dilakukan baik sebelum sholat, puasa, haji, maupun umroh. Niat juga menjadi pembeda antara satu ibadah dengan ibadah yang lainnya.
Ibadah haji dan umroh merupakan ibadah yang memiliki banyak kesamaan dan termasuk ibadah yang sangat dianjurkan terutama bagi umat Islam yang mempunyai kemampuan baik secara fisik, spiritual maupun finansialnya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
Rombongan jemaah haji dari Indonesia untuk kloter pertama sudah dijadwalkan keberangkatannya ke Arab Saudi mulai 12 hingga 23 Mei 2024 mendatang.
Berkaitan dengan hal itu, penting bagi para calon jemaah haji untuk mengetahui bacaan niat haji yang juga menjadi rukun pertama dalam pelaksanaan ibadah haji.
Lantas, bagaimana bacaan niat haji dan umroh? Di bawah ini akan disajikan bacaan niat ibadah haji dan umroh lengkap dengan artinya yang dapat dilafalkan oleh para calon jemaah yang akan menunaikan ibadah haji maupun umroh.
Bacaan Niat Haji dan Umroh Lengkap dengan ArtinyaUmat Islam menghadap ka'bah seusai melaksanakan tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Minggu(19/5/2024).Sigid Kurniawan/MCH 2024
Niat haji seringkali disebut dengan istilah ihram. Baik ibadah haji maupun umroh, keduanya sama-sama harus diawali dengan keadaan berihram. Hanya saja yang membedakan yakni ibadah haji termasuk sebagai rukun Islam, sedangkan umroh adalah ibadah sunnah yang tidak termasuk dalam rukun iman.
Selain itu Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab juga mengatakan, “Ihram adalah niat dalam hati, yaitu niat untuk melaksanakan ibadah haji maupun umroh.”
Adapun setiap orang yang ingin ihram tentunya harus berniat dalam hati, melafalkan dengan lisan, dan diiringi dengan mengucapkan lafal talbiyah. Berikut bacaan niat haji dan umroh yang dapat dilafalkan oleh para jemaah sebelum menjalankan ibadah haji maupun umroh:
Bacaan Niat Haji
نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بحَجًَةِ
Latin: nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjah.
Artinya: "Aku niat melaksanakan haji dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berhaji."
Bacaan Niat Umroh
نَوَيْتُ العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بعُمْرَة
Latin: nawaitul ‘umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma ‘umratan.
Artinya; “Aku niat melaksanakan umrah dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumrah.”
Tata Cara Haji yang Benar
Berikut ini rincian tata cara pelaksanaan ibadah haji yang benar sesuai dengan syariat islam :
1. Memakai Pakaian Ihram
Pakaian ihram ini nantinya dipakai oleh jemaah laki-laki, sebab laki-laki tidak diperbolehkan untuk menggunakan pakaian yang menyerupai bentuk tubuh.
Adapun pakaian ihram ini hanya berupa dua lembar kain lebar berwarna putih tanpa dijahit untuk menutup pundak dan menutup bagian bawah panggul seperti mengenakan sarung.
Sedangkan pakaian untuk jemaah perempuan harus menutup aurat tapi tidak diperbolehkan menggunakan cadar.
2. Membaca Niat Haji
Sebelum melaksanakan ihram, para jemaah haji harus menjalankan beberapa sunnah seperti mandi, berwudhu, memakai pakaian ihram dan wewangian, kemudian dilanjutkan dengan membaca niat.
3. Membaca Bacaan Talbiyah
Setelah dalam keadaan berihram dan membaca niat, para jemaah disunnahkan untuk membaca bacaan talbiyah yang diulang-ulang setiap langkah menuju ke Baitul Haram.
Bacaan talbiyah yakni sebagai berikut :
“Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarikalaka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mula la syarika lak.”
4. Wukuf di Padang Arafah
Ketika akan melakukan wukuf di Padang Arafah, para jemaah dianjurkan untuk banyak membaca dzikir, tahmid, dan istighfar.
5. Mabit atau Bermalam di Muzdalifah
Mabit di Muzdalifah ini dapat dilakukan oleh para jemaah hingga tengah malam atau bahkan sampai selesai melaksanakan sholat subuh.
Selama mabit di Muzdalifah, jemaah haji akan diminta untuk mengambil batu kerikil sebanyak 40 hingga 70 butir untuk melempar jumrah di Mina.
6. Melempar Jumrah
Setelah sampai di Mina, para jemaah haji kemudian melakukan lempar jumrah dengan membaca “Bismillahi Allahu Akbar”.
7. Tahallul Awal
Tahallul awal dilakukan dengan mencukur rambut minimal tiga helai. Dengan pelaksanaan tahallul awal ini menandakan bahwa jemaah sudah bisa kembali mengenakan pakaian biasa.
8. Thawaf Ifadhah
Pelaksanaan thawaf ifadhah ini dilakukan ketika jemaah sudah sejajar dengan Hajar Aswad kemudian dilanjutkan dengan thawaf mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali.
9. Sa’i
Sa’i adalah berjalan dari bukit Shafa menuju bukit Marwah sebanyak tujuh kali yang diawali dengan menghadapkan badan ke Ka’bah dan membaca doa “Bismillahirrahmaanir rahiim, abda’u bimaa bada’allahu bihi wa rasuulihi.”
Ketika melaksanakan Sa’i dengan lari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah, para jemaah haji juga dianjurkan untuk membaca doa berikut :
“Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, kabiiraa walhamdulillaahi katsiran wa subhanallahi bukratan wa ashiilaa.”
10. Tahallul Kedua
Memasuki tahap tahallul kedua ini para jemaah tentunya telah selesai melakukan lempar jumrah, aqabah, tawaf ifadah dan sa’i. Hal ini juga berarti bahwa suami istri sudah terbebas dari larangan untuk melakukan hubungan suami istri.
11. Mabit di Mina
Jemaah haji bermalam di Mina selama hari tasyrik yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Setelah matahari tergelincir di siang hari pada hari tasyrik,para jemaah haji diminta untuk melemparkan tiga jumrah yang masing-masing sebanyak tujuh kali.
Apabila rangkaian kegiatan selama mabit di Mina sudah selesai, para jemaah haji dapat kembali ke Mekkah dan seluruh rangkaian ibadah haji selesai.
12. Thawaf wada
Thawaf wada atau thawaf perpisahan ini dilakukan setelah semua rangkaian ibadah haji sudah selesai.
Tata Cara Umroh yang Benar
Berikut rangkaian tata cara dalam pelaksanaan ibadah umroh :
1. Mempersiapkan diri dengan mandi terlebih dahulu sebagaimana mandi junub kemudian memakai wewangian.
2. Memakai pakaian ihram bagi laki-laki, sedangkan perempuan mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh sesuai syariat tanpa memakai cadar dan sarung tangan.
3. Berihram dari miqat untuk dengan mengucapkan:
“labbaik ‘umroh” (aku memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah).
4. Apabila merasa khawatir tidak dapat menyelesaikan rangkaian ibadah umroh karena sakit atau penghalang lain, diperbolehkan mengucapkan :
“Allahumma mahilli haitsu habastani” (Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku).”
5. Tidak ada syarat khusus untuk berihram. Namun apabila waktunya bertepatan dengan waktu sholat wajib, ihram dapat dilakukan setelah melakukan sholat.
6. Setelah mengucapkan “talbiah umrah” (pada poin ketiga), dilanjutkan dengan membaca dan memperbanyak talbiyah berikut ini:
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”. (Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu).
Dalam membaca talbiah tersebut, dianjurkan bagi laki-laki untuk mengeraskan suaranya dan lirih bagi suara perempuan hingga tiba di Makkah.
7. Jika memungkinkan, jemaah umroh dianjurkan untuk mandi sebelum masuk kota Makkah.
8. Masuk Masjidil Haram dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid:
“Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik” (Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).
9. Menuju ke Hajar Aswad, lalu menghadapnya sambil membaca “Allahu akbar” atau “Bismillah Allahu akbar” lalu mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya.
Jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, maka cukup dengan mengusapnya, lalu mencium tangan yang mengusap hajar Aswad.
Jika tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka cukup dengan memberi isyarat kepadanya dengan tangan, namun tidak mencium tangan yang memberi isyarat.
10. Memulai thawaf umrah sebanyak 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula. Disunnahkan untuk berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan berjalan biasa pada 4 putaran terakhir.
11. Disunnahkan mengusap Rukun Yamani pada setiap putaran thawaf, namun tidak dianjurkan mencium rukun Yamani. Apabila tidak memungkinkan untuk mengusapnya, tidak perlu memberi isyarat dengan tangan.
12. Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca,
“Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” (Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka). (QS. Al Baqarah: 201)
13. Melakukan thawaf dengan membaca bacaan sebagaimana no.12. Selain itu jemaah umroh boleh membaca Al-Qur’an atau doa dan dzikir yang disukai.
14. Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu menuju ke makam Ibrahim sambil membaca :
“Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla” (Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat) (QS. Al Baqarah: 125).
15. Shalat sunnah thawaf dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim.
16. Disunnahkan untuk minum air zam-zam.
17. Kembali ke Hajar Aswad, bertakbir, lalu mengusap dan menciumnya jika hal itu memungkinkan atau mengusapnya atau memberi isyarat kepadanya.
18. Menuju ke Bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i umrah dan jika telah mendekati Shafa, membaca :
“Innash shafaa wal marwata min sya’airillah” (Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah) (QS. Al Baqarah: 158)
Kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan :
“Nabda-u bimaa bada-allah bih”.
19. Menaiki bukit Shafa, lalu menghadap ke arah Ka’bah hingga melihatnya jika memungkinkan kemudian membaca doa.
20. Bacaan doa tersebut diulang-ulang sebanyak tiga kali dan diantara pengulangan doa itu diselipkan doa-doa apa saja yang dikehendaki.
21. Turun dari Shafa dan berjalan menuju ke Marwah.
22. Disunnahkan berlari-lari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di antara dua tanda lampu hijau yang beada di Mas’a (tempat sa’i) bagi laki-laki, lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya.
23. Setibanya di Marwah, kerjakanlah apa-apa yang dikerjakan di Shafa, yaitu menghadap kiblat, bertakbir, membaca dzikir dan berdo’a dengan do’a apa saja yang dikehendaki, perjalanan (dari Shafa ke Marwah) dihitung satu putaran.
24. Kemudian turun menuju ke Shafa dengan berjalan di tempat yang ditentukan untuk berjalan dan berlari bagi laki-laki di tempat yang ditentukan untuk berlari, lalu naik ke Shafa dan lakukan seperti semula, dengan demikian terhitung dua putaran. (Lakukan sebanyak tujuh kali
25. Ketika sa’i, tidak ada dzikir-dzikir tertentu, jemaah umroh boleh berdzikir, berdo’a, membaca bacaan-bacaan yang dikehendaki atau membaca doa berikut ini :
“Allahummaghfirli warham wa antal a’azzul akrom” (Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah).
26. Setelah sa’i, lanjut bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul, dan yang mencukur gundul itulah yang lebih afdhal. Adapun bagi wanita, cukup dengan memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari.
27. Setelah memotong atau mencukur rambut, berarti rangkaian ibadah umrah telah selesai dan jemaah dibolehkan untuk mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.
Penulis: Ririn Margiyanti
Editor: Yulaika Ramadhani