tirto.id - Autopsi jenazah terhadap pelaku aksi teror panci di Bandung, Jawa Barat, Yayat Cahdiyat belum dilakukan RS Polri. Menurut polisi penundaan autopsi terjadi karena keluarga Yayat belum datang ke RS Polri guna dilakukan tes DNA.
"Sampai saat ini keluarga belum ada. Keluarga sudah diminta untuk hadir untuk dicocokkan data DNA-nya," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Menurut Martinus, jenazah Yayat yang meninggal sejak Senin kemarin akan diautopsi Jumat besok. "Jenazah YC masih ada di RS Polri, akan diautopsi besok (3/3)," ujar Martinus.
Yayat merupakan tersangka peledakan bom panci di Lapangan Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Ia meletakkan bom panci di ujung lapangan SD Kresna Pendawa. Sementara satu tersangka lain, berhasil kabur dengan sepeda motor.
Sesaat setelah ledakan itu, pelaku dikejar warga dan berlari ke dalam kantor Kelurahan Arjuna. Pelaku sempat membakar lantai dua kantor kelurahan. Personel Brimob Polda Jabar berhasil melumpuhkan Yayat dengan timah panas.
Yayat dalam kondisi kritis sempat dibawa ke Rumah Sakit Sartika Asih, namun nyawanya tidak tertolong saat dalam perjalanan.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar dalam keterangan kepada pers, Jumat pekan lalu, menyampaikan bahwa Yayat Cahdiyat alias Abu Salam, merupakan pemain lama dalam aksi teror di Indonesia.
Boy menuturkan Yayat seorang residivis dan pernah berkomplot dengan Abu Bakar Baasyir dan Dulmatin, dua pentolan pelatihan militer jihad di Janin Jantho Aceh Besar pada 2010 silam.
"Yayat mempunyai peran sebagai proses penyiapan logistik," kata Boy, Selasa (28/2).
Yayat sudah aktif sebagai pelaku teror dengan ikut aksi fai (mengumpulkan dana jihad dengan cara merampok) di kawasan Cikampek, Jawa Barat pada 2010.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH