Menuju konten utama

Aturan Minum ARV Bagi Pasien HIV dan Cara Kerjanya

Berikut penjelasan tentang aturan minum ARV bagi pasien HIV dan cara kerjanya, serta efek samping obat ARV. Simak selengkapnya di artikel ini.

Aturan Minum ARV Bagi Pasien HIV dan Cara Kerjanya
Aturan Minum ARV Bagi Pasien HIV dan Cara Kerjanya. Ilustrasi Penggunaan obat ARV untuk anak dengan cara tablet yang dipotong. (ANTARA/HO-Lentera Anak Pelangi)

tirto.id - Pengidap HIV-AIDS atau ODHA memerlukan pengobatan dengan obat antiretroviral (ARV) untuk menekan jumlah virus HIV di dalam tubuh. Agar antiretroviral efektif dalam tubuh, obat dianjurkan untuk diminum sesuai resep dokter.

Dilansir laman Kementerian Kesehatan, Antiretroviral atau ARV adalah obat yang digunakan untuk mengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik, meningkatkan kualitas hidup penderita HIV dan menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi.

Penggunaan ARV obat HIV termasuk hal yang penting dilakukan guna memperlambat proses replikasi virus HIV yang mudah bermutasi. Obat ARV dianjurkan bagi semua pengidap HIV-AIDS, tidak peduli sudah berapa lama inkubasi virus dalam tubuh.

Ada lebih dari 40 jenis obat antiretroviral yang disetujui. ARV biasanya merupakan kombinasi dari 3 atau lebih obat dari kelas obat antiretroviral yang berbeda. Bentuk obat ARV meliputi kelas:

  • Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI), seperti: Efavirenz, Nevirapin dan Rilpivirin.
  • Nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitors (NRTIs), seperti: Zidovudin, Lamivudin, Abacavir, Tenofovir, Didanosine dan Emtricitabine.
  • Protease inhibitor (PI), Lopinavir/Ritonavir.
  • Inhibitor integrase, seperti dolutegravir.
  • Inhibitor Fusi
WHO pada tahun 2018, merekomendasikan dolutegravir yang merupakan obat dari golongan kelas Integrase Inhibitor (INIs). Dolutegravir dapat digunakan untuk pengobatan HIV sebagai alternatif pada terapi yang menggunakan efavirenz.

Dolutegravir tidak menyebabkan toksisitas pada manusia karena sel manusia tidak memiliki enzim integrase. Efek samping yang mungkin terjadi seperti sakit kepala, mual dan diare. Jika dibandingkan dengan efavirenz dan rejimen berbasis golongan PI, proporsi dengan reaksi parah hanya 1 persen.

Tetapi dolutegravir masih dianggap memiliki reaksi efek samping yang berhubungan dengan neuropsikiatri. Hal tersebut menjadi alasan dari penghentian pengobatan dengan menggunakan dolutegravir.

Sementara, untuk efek samping obat ARV terbanyak yang dirasakan oleh pasien adalah mual, pusing, gatal dan ruam.

Aturan Minum ARV bagi Pengidap HIV-AIDS

Pengobatan ARV diberikan setelah memperoleh sesi konseling dengan dokter. selain itu, pengobatan ARV dapat diberikan komprehensif dengan pengobatan infeksi oportunistik dan komorbiditas.

HIV-AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh tidak bisa mengenali sistem pertahanannya sendiri.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah, menyebabkan penderita HIV harus konsumsi obat ARV sepanjang hidupnya.

Penderita diharapkan konsumsi obat sesuai arahan dokter, berikut beberapa petunjuk aturan minum obat ARV, di antaranya:

- Obat diminum 2 kali sehari

Dosis pertama obat dikonsumsi pagi hari dan dosis kedua diminum sekitar 12 jam kemudian.

- Obat diminum 3 kali sehari

Jarak minum ketiga dosis obat harus 8 jam. Sebagai contoh, jika dosis pertama diminum pada pukul 7 pagi, dosis kedua diminum pada pukul 3 sore, dan dosis ketiga harus diminum pada pukul 11 malam.

- Obat diminum setelah makan atau diminum dengan perut kosong

Konsumsi obat sesudah atau sebelum makan harus tepat dilakukan. Jika obat dikonsumsi sebelum makan, setidaknya perut harus kosong dari makanan berat 1 atau 2 jam sebelumnya.

WHO pada tahun 2018, merekomendasikan dolutegravir yang merupakan obat dari golongan kelas Integrase Inhibitor (INIs) dapat digunakan untuk pengobatan HIV. Dilansir laman Kementerian Kesehatan, dosis yang dibutuhkan ARV dolutegravir untuk pengobatan adalah sebagai berikut

  • 50 mg sekali sehari untuk pasien dewasa dan remaja di atas usia 12 tahun dengan berat badan 40 kg atau lebih, belum pernah menggunakan ARV sebelumnya, atau sudah pernah menggunakan ARV lainnya selain penghambat integrasi.
  • 50mg dua kali sehari untuk pasien yang sudah pernah menggunakan penghambat integrasi sebelumnya dan pasien yang memiliki atau diduga memiliki resistensi terhadap penghambat integrasi lainnya.
  • 50mg dua kali sehari untuk mereka yang menggunakan obat-obat berikut tanpa mempertimbangkan paparan terhadap penghambat integrasi sebelumnya: efavirenz, rifampin, fosamprenavir/ritonavir, tipranavir/ritonavir.

Berapa lama obat ARV bekerja?

Obat Antiretroviral (ARV) bekerja dengan menekan pertumbuhan virus HIV dalam tubuh. Efektivitas obat ARV bervariasi tergantung jenis obat yang digunakan, kepatuhan pasien terhadap pengobatan, dan resistensi virus terhadap obat tertentu.

Waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh penurunan kadar virus dalam darah dari obat ARV umumnya dalam beberapa minggu atau bulan pertama. Sedangkan untuk mencapai tingkat supresi virus rendah biasanya dibutuhkan beberapa bulan bahkan tahunan.

Penting diketahui, penggunaan obat ARV tidak bisa sepenuhnya menghilangkan virus HIV di dalam tubuh. Terapi, obat ARV penting dalam proses penghambatan replikasi virus HIV yang mudah bermutasi dan menyerang sistem kekebalan tubuh.

Baca juga artikel terkait PASIEN HIV atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dhita Koesno