tirto.id - Pejabat AS mulai mendaftar produk Cina yang akan dikenai kenaikan tarif baru. AS menargetkan tarif produk Cina itu mencapai 300 miliar dolar AS.
Dikutip dari AP News, Kantor Perwakilan Dagang AS mengeluarkan daftar barang Cina yang menjadi target tarif baru setelah Beijing mengumumkan kenaikan tarif pada hari Senin atas barang-barang Amerika senilai 60 miliar dolar AS.
Sementara penerapan tarif barang AS oleh Cina sebagai respons atas keputusan Presiden AS Donald Trump pekan lalu untuk mengenakan bea impor 200 miliar dolar AS atas produk Beijing.
"Cina akan berjuang sampai akhir," kata juru bicara kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang.
"Kami memiliki tekad dan kapasitas untuk melindungi kepentingan kami. Cina telah menunjukkan tekad untuk melindungi sistem perdagangan multilateral."
Daftar terbaru AS yang mencakup 3.805 kategori produk Cina menjadi adalah langkah baru menuju penerapan bea masuk 25 persen untuk semua impor Cina.
Daftar itu “pada dasarnya mencakup semua produk” yang sebelumnya dikenai tarif 10 persen oleh AS misalnya komputer, laptop, gergaji, turbin, tuna hingga bawang putih.
"Risiko eskalasi lebih lanjut masih jauh dari selesai," kata Timme Spakman dari ING dalam sebuah laporan.
Cina akan Naikkan Tarif Barang AS
Amerika Serikat resmi menaikkan tarif barang-barang Cina dari 10 persen menjadi 25 persen. Tarif barang Cina ini berlaku mulai Jumat (10/5/2019).
Associated Press melaporkan administrasi Trump menaikkan tarif terhadap barang-barang Cina yang masuk ke AS, dari 10 persen menjadi 25 persen, atau senilai 200 miliar dolar AS.
Cina berjanji akan melakukan "pembalasan" atas upaya Presiden AS Donlad Trump yang menaikkan tarif terhadap barang dagang asal Beijing.
Dikutip dari Aljazeera, pada Senin (13/5/2019) Cina mengumumkan kenaikan tarif barang AS akan yang mencapai 60 miliar dolar AS akan diberlakukan mulai 1 Juni 2019.
Tarif masuk barang AS itu akan dikenakan pada 5.140 produk Washington. Pasar merespons perang dagang ini dengan merosot Dow Jones Industrial dan S&P 500 yang turun lebih dari 2 persen.
Nasdaq turun lebih dari 3 persen. Perusahaan-perusahaan yang berfokus pada teknologi, industri, menanggung beban kerugian, termasuk Apple yang turun 5,3 persen.
Editor: Agung DH