tirto.id - Center of Reform on Economics (CORE) menilai perang dagang antara Amerika Serikat vs Cina bisa dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia.
Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal berpendapat, justru menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke Cina. Pasalnya, bila Amerika Serikat merealisasikan bea masuk impornya kepada Cina maka Indonesia diyakini dapat mengisi kekosongan ekspor komoditas ke negara Cina.
Menurut Faisal peluang tersebut sangat mungkin terjadi. Sebab bea masuk impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat pastinya akan dibalas Cina dengan pembatasan impor produk dari negara itu juga. Alhasil Cina pun akan mengalami kekurangan komoditas ekspor dari negara lain.
“Itu peluang buat kita. Kita bisa ekspor produk kita ke Cina,” ucap Faisal saat dihubungi reporter Tirto pada Kamis (9/5).
Keyakinan Faisal itu didukung dengan berbagai kebijakan Presiden Cina, Xi Jinping belakangan ini yang memberi keleluasaan bagi barang impor untuk masuk. Salah satunya barang konsumsi yang kabarnya telah mengalami penurunan tarif sehingga membuka peluang ekspor komoditas itu dapat mudah memasuki Cina.
Lantaran itu Faisal mengusulkan pemerintah harus bergerak cepat. Pasalnya, jika tidak maka peluang ini berpotensi diambil oleh negara lain seperti Vietnam. Sebab baik Indonesia maupun Vietnam memiliki karakteristik yang mirip, tetapi saat ini Vietnam memang relatif lebih unggul dalam sejumlah sektor.
“Ini harus dimanfaatkan. Kalau gak nanti diambil negara lain yang lebih dekat dengan Cina. Misalnya Vietnam,” ucap Faisal.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag, Arlinda juga melihat itu sebagai peluang yang harus diambil. Meskipun belum menyebutkan secara spesifik langkah yang akan diambil pemerintah, Arlinda memastiakn bahwa peluang itu tidak akan dilewatkan pemerintah begitu saja.
“Itu sebenarnya peluang juga bagi kita. Jadi kalau misalkan ada beberapa produk tidak boleh masuk ke Cina, mungkin kita bisa menggantikan beberapa produk tapi harus ada identifikasi,” ucap Arlinda kepada wartawan usai penandatanganan kerja sama Kemendag dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Jakarta pada Kamis (9/5).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Agung DH