Menuju konten utama

AS-Arab Menyepakati Proyek Persenjataan 110 Miliar Dolar AS

Presiden Trump melakukan kunjungan ke Arab Saudi untuk melakukan kesepakatan persenjataan senilai 110 miliar.

AS-Arab Menyepakati Proyek Persenjataan 110 Miliar Dolar AS
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menyambut Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam upacara resmi di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (20/5/2017). ANTARA FOTO/Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS

tirto.id - Dalam kunjungannya ke Arab Saudi, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengadakan kesepakatan persenjataan senilai 110 miliar dolar Amerika Serikat dengan Arab Saudi, Selasa (16/5/2017).

Arab Saudi negara perdana yang dia kunjungi setelah menjadi presiden Amerika Serikat pada 20 Januari lalu.

Kesepakatan persenjataan, ditambah dengan investasi yang menurut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, bisa mencapai total senilai 350 miliar dolar AS, merupakan pencapaian utama pada hari pertama kunjungan Trump di Riyadh.

Ketika berbicara kepada para wartawan setelah upacara peresmian kesepakatan, Trump mengatakan, "Ini hari yang luar biasa".

Ia juga berbicara soal "ratusan miliar dolar investasi ke Amerika Serikat dan lapangan kerja. Jadi, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada rakyat Arab Saudi."

Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz, menyambut Trump dengan sangat hangat.

Saat pesawat tiba, Raja menemui Trump di bawah tangga pesawat kepresidenan AS, Air Force One, menyalami istri Trump, Melania, masuk ke mobilnya bersama Trump dan kemudian menjalani sebagian besar hari itu bersama-sama Trump.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, menyebut hasil pertemuan Trump dengan Raja Salman sebagai "awal dari titik kembali" antara Amerika Serikat, Arab Saudi, dan sekutu-sekutunya di Teluk.

Baik al-Jubeir maupun Tillerson menerangkan bahwa kesepakatan persenjataan itu dibukukan pada hari dimana Hassan Rouhani terpilih kembali sebagai presiden Iran. Hal tersebut bertujuan untuk mengimbangi Iran, yang juga menguasai teknologi nuklir.

Tillerson mengatakan Rouhani harus menggunakan periode kedua jabatannya sebagai presiden untuk mengakhiri uji coba peluru kendali balistik Iran serta berhenti mendorong paham garis keras di kawasan.

Tillerson mengatakan ia tidak berencana berbicara dengan menteri luar negeri Iran namun mengatakan kemungkinan akan berbicara "pada saat yang tepat."

Al-Jubeir mengatakan Trump dan Raja Salman sepakat bahwa tindakan harus diambil untuk memastikan bahwa Iran tidak melanjutkan "kebijakan agresif di kawasan."

Lawatan Trump ke luar negeri diumumkan Gedung Putih sebagai peluang mengunjungi tempat-tempat suci tiga agama utama dunia, Vatikan (Katolik), Israel (Yahudi), dan Arab Saudi (Islam), serta bertemu dengan para pemimpin Arab, Israel dan Eropa.

Baca juga artikel terkait AMERIKA SERIKAT atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Bisnis
Reporter: Yandri Daniel Damaledo
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo