tirto.id - Berkat pertahanan senjata buatan lokal dan beberapa senjata buatan luar negeri seperti Korea Selatan, Swis, Rusia, dan Italia, kekuatan militer Indonesia menduduki peringkat 16 dari 137, demikian menurut rangking Global Fire Power (GFP).
Hal ini tidak bisa dilepaskan dari persediaan dan penyediaan alat utama sistem pertahanan atau alutsista. Dalam hal ini, alutsista adalah segala yang berhubungan dengan sistem senjata, kendaraan, dan perlengkapan militer, serta komponen-komponennya.
Dalam Permen RI No. 4 2009 Tentang Laporan Data Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia, terdapat lima jenis alutsista yang digunakan di lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Indonesia, yang dijelaskan berikut ini:
1. Senjata
Senjata yang digunakan TNI dan Kopassus di lingkungan Kemenhan terdiri dari pistol dan senapan.
2. Kendaraan tempur
Dilansir dari laman BKKP, terdapat 16 jenis kendaraan tempur yang digunakan oleh TNI. Kendaraan tempur ini berupa kendaraan tempur darat, laut, dan udara.
Untuk kendaraan tempur darat, terdapat Isuzu Elf NPS 4x4 Giant Bow, tank Tatra T815-7, truk KIA KM250, Alvis Scorpion 90 Light Tank, tank KMW Leopard 2A4 MTB, tank KMW Leopard 2RI MTB, tank Pindad Harimau 105 MT, tank Doosan Tarantula 90, tank Pindad Badak 90, tank Marder, tank Amfibi Arisgator, dan tank BMP-3F.
Untuk kendaraan tempur laut, terdapat sejumlah Kapal Perusak Kawal Rudal.
Sementara itu, untuk kendaraan tempur udara, terdapat pesawat tempur Sukhoi Su-35 Tiba 2019, Pesawat CN 235-220, dan Helikopter AS565 MBe.
3. Amunisi
Amunisi yang digunakan TNI dan Kopassus di lingkungan Kemenhan terdiri dari munisi kaliber kecil dan amunisi khusus.
4. Alat komunikasi
Alat komunikasi yang digunakan TNI di lingkungan Kemenhan adalah BMS atau Battlefield Management System CY-16H yang diproduksi PT. Hariff Daya Tunggal Engineering. BMS CY-16H adalah produk ICCS atau Integrated Command & Control System.
Selain mengkomunikasikan suara, alat komunikasi ini juga mampu mengkomunikasikan data untuk mempercepat proses pengambilan keputusan di lingkup kemiliteran. Saat ini, alat komunikasi BMS CY-16H sudah terpasang di kendaraan tempur militer Indonesia.
5. Alat perang elektronika.
Alat perang elektronika ini memiliki dua teknik yang digunakan untuk pertahanan. Pertama, teknik pasif electronic welfare. Tujuannya untuk mengawasi komunikasi lawan dan merencanakan strategi pertahanan.
Selain itu, teknik pasif ini juga berguna untuk mendeteksi radar lawan, emisi laser, dan infra merah untuk menyediakan peringatan dini kepada pihak pertahanan.
Kedua, teknik aktif electronic welfare yang bertujuan untuk mengacaukan atau mengganggu jaringan kontrol, komunikasi, dan informasi sistem radar lawan.
Alutsista yang dijabarkan di atas hanyalah alutsista yang digunakan di lingkungan Kemenhan secara umum.
Tiap-tiap markas TNI menyediakan alutsista tersendiri seperti alutsista TNI di lingkungan Markas Besar TNI, alutsista TNI di lingkungan Markas Besar AD, alutsista TNI di lingkungan Markas Besar AL, dan alutsista TNI di lingkungan Markas Besar AU.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Alexander Haryanto