Menuju konten utama

Apa Saja Indikator Pencemaran Udara?

Indikator pencemaran udara terbagi atas tiga jenis yakni indikator secara fisik, kimia, dan biologi. Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut.

Apa Saja Indikator Pencemaran Udara?
Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym.

tirto.id - Kualitas kebersihan udara di suatu wilayah bisa diukur menggunakan indikator pencemaran udara. Indikator pencemaran udara merujuk pada sejumlah parameter dan tanda-tanda yang digunakan untuk menilai tingkat polusi udara.

Lalu, apa saja indikator pencemaran udara? Menurut para ahli setidaknya ada tiga macam indikator pencemaran udara, yaitu indikator secara kimia, fisik, dan biologi.

Melalui interpretasi indikator pencemaran udara, para pemangku kepentingan dapat mengidentifikasi penyebab polusi udara. Selain itu, indikator pencemaran udara juga bisa menjadi dasar untuk mengeluarkan kebijakan terkait lingkungan.

Kebijakan terkait lingkungan penting dirumuskan untuk mengatasi dampak pencemaran udara. Faktanya, pencemaran udara dapat memicu masalah kesehatan yang serius bagi masyarakat.

Tak hanya itu, polusi udara juga menjadi salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.

Apa yang Dimaksud Indikator Polusi Udara?

Menurut Wiederkehr dan Yoon dalam Urban Air Pollution: European Aspect (1998) indikator polusi udara adalah sekumpulan parameter yang relatif kecil namun menggambarkan sejumlah besar polutan udara, dampak kesehatan, dan ekologi yang relevan.

Indikator ini berperan penting dalam memantau dan menganalisis kualitas udara. Hasil dari analisis tersebut digunakan untuk membantu masyarakat, pemerintah, dan ilmuwan, dalam memahami dampak pencemaran udara terhadap ekosistem.

Indikator pencemaran udara biasanya diukur secara kimia, fisik, dan biologis. Artinya, bukti kimia, kenampakan secara fisik, dan efek biologis, dapat menggambarkan kondisi udara secara keseluruhan.

Sebagai contoh, para ahli menggunakan tumbuhan lumut kerak sebagai indikator pencemaran udara secara biologis. Lumut kerak adalah tumbuhan yang sensitif terhadap polusi udara.

Jika terjadi gangguan pertumbuhan pada lumut, udara sekitarnya sedang berpolusi. Tentu selain lumut masih ada banyak jenis indikator pencemaran udara lainnya.

Indikator pencemaran udara merupakan kebalikan dari indikator udara bersih, meskipun sering digunakan secara bersamaan. Indikator udara bersih adalah parameter yang hasilnya menunjukkan bahwa suatu wilayah udaranya belum tercemar.

Indikator Pencemaran Udara

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, indikator pencemaran udara bisa dilihat secara kimia, fisik, dan biologis. Berikut penjelasannya:

1. Indikator Pencemaran Udara secara Kimia

Indikator pencemaran udara secara kimia adalah parameter yang mengukur tingkat zat-zat kimia berbahaya dalam udara.

Dikutip dari situs US Environmental Protection Agency (EPA) berikut beberapa indikator pencemaran udara secara kimia:

a. Kadar karbon dioksida tinggi

Kadar karbon dioksida (CO2) tinggi menunjukkan bahwa udara di suatu wilayah tercemar. CO2 adalah zat yang mengindikasikan aktivitas pembakaran fosil seperti penggunaan kendaraan bermotor dan pembangkit listrik.

b. Konsentrasi particulate matter (PM 2,5) tinggi

Partikel PM 2,5 adalah partikel kecil dalam udara yang dapat dengan mudah masuk ke dalam paru-paru manusia. Ukurannya bisa kurang atau sama dengan 2,5 µm (mikrometer).

Keberadaan PM 2,5 menjadi parameter yang paling sering digunakan para ahli untuk mengukur tingkat pencemaran udara. Konsentrasi tinggi PM 2.5 dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan dan penyakit jantung.

Indikator pencemaran udara bisa diukur berdasarkan tingkat PM 2,5. Berikut kategorisasinya:

Tingkat PM 2,5Kategori
0-15,5 µm/m3Baik
15,6-55,4 µm/m3Sedang
55,5-150,4 µm/m3Tidak Sehat
150,5-250,4 µm/m3Sangat Tidak Sehat
>250,4 µm/m3Berbahaya

c. Konsentrasi timbal tinggi

Konsentrasi tinggi timbal dalam udara juga merupakan indikator pencemaran udara secara kimia. Konsentrasi timbal pada udara berasal dari asap kendaraan bermotor.

Jika terhirup, timbal bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia. Timbal dapat terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan organ.

d. Konsentrasi ozon permukaan meningkat

Indikator pencemaran udara secara kimia selain tiga hal di atas adalah konsentrasi tinggi ozon.

Ozon permukaan adalah polutan yang dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan masalah pernapasan. Zat ini juga berperan sebagai gas rumah kaca.

2. Indikator Pencemaran Udara Secara Fisik

Indikator pencemaran udara secara fisik mencakup gejala-gejala yang dapat dilihat atau dirasakan secara langsung oleh manusia.

Dikutip dari situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berikut indikator pencemaran udara secara fisik:

a. Udara pekat dan berwarna

Indikator pencemaran udara secara fisik yang paling tampak adalah kondisi udara pekat dan berwarna. Kondisi perubahan warna udara ini terjadi di wilayah Jabodetabek sejak Juli 2023.

Akibat kondisi ini, jarak pandang seringkali menjadi sangat pendek. Ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

b. Udara Berbau

Pencemaran udara sering ditandai dengan bau yang tidak sedap. Bau udara tidak sedap ini muncul dari asap hasil pembakaran atau zat-zat kimia berbahaya.

Bau yang tidak sedap dapat menjadi tanda peringatan bagi orang-orang untuk menghindari area tersebut.

c. Suhu Udara Meningkat

Peningkatan suhu juga menjadi salah satu indikator fisik pencemaran udara yang bisa dirasakan manusia. Suhu udara yang meningkat disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca dalam atmosfer.

Kondisi ini juga berkontribusi dalam menyebabkan pemanasan global (global warming).

3. Indikator Pencemaran Udara Secara Biologi

Indikator biologi polusi udara mencakup dampak pencemaran udara pada organisme hidup. Beberapa indikator biologi yang relevan dengan pencemaran udara meliputi:

a. Pertumbuhan lumut kerak terhambat

Seperti yang disebutkan sebelumnya, lumut kerak adalah organisme yang sangat sensitif terhadap perubahan kualitas udara.

Menurut US National Park Service, lumut memperoleh nutrisinya bukan hanya dari air, melainkan udara bersih. Jika pertumbuhan lumut kerak terhambat, artinya polusi udara sedang tinggi.

b. Daun pohon angsana

Pohon angsana yang sering ditanam di sepanjang jalanan kota juga dapat menjadi indikator pencemaran udara. S. Gunawan, dkk dalam dalam Jurnal Riset Pembangunan (2021) menjelaskan, pohon angsana punya daun yang paling peka terhadap pencemaran lingkungan.

Daun angsana adalah jalur pertukaran gas dan uap. Jika gas yang disaring oleh angsana tergolong udara kotor, kadar klorofil daun akan terganggu. Hal inilah yang bisa menunjukkan adanya pencemaran udara di lingkungan sekitarnya.

c. Meningkatnya laporan penyakit pernapasan

Meningkatnya laporan penyakit pernapasan di suatu wilayah juga dapat menjadi indikator biologi polusi udara.

Hal ini karena dampak pencemaran udara dapat memicu berbagai penyakit seperti asma, ISPA, bronkitis, atau pneumonia. Kondisi semacam ini lebih rentan dialami oleh anak-anak, lansia, dan wanita hamil.

d. Meningkatnya kasus iritasi mata

Pencemaran udara juga dapat menyebabkan iritasi mata pada manusia. Meningkatnya laporan kasus iritasi mata juga dapat dicurigai sebagai indikator masalah kualitas udara.

Baca juga artikel terkait GEOGRAFI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Fadli Nasrudin