tirto.id - Udara merupakan elemen penting yang menunjang kehidupan semua makhluk di bumi.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, pencemaran udara jadi hal yang tidak bisa terhindarkan.
Pencemaran udara terjadi ketika udara mengandung kontaminan, baik itu berupa substansi kimia, fisik, maupun biologi, dalam jumlah yang dapat merugikan bagi makhluk hidup.
Contoh kontaminan atau polutan yang banyak ditemukan antara lain karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), chlorofluorocarbon (CFC), hidrokarbon (HC), timah (Pb), hingga benda partikulat.
Setidaknya ada dua faktor utama yang menyebabkan pencemaran udara, yaitu:
- Faktor alam: kebakaran hutan, gas dan abu vulkanik dari aktivitas gunung berapi, aktivitas mikroorganisme.
- Faktor manusia: kebakaran hutan yang disengaja, asap kendaraan bermotor, asap pabrik, sampah yang menumpuk, asap rokok.
Salah satu dampak negatif dari polusi udara adalah timbulnya sejumlah penyakit yang membahayakan kesehatan.
Polutan yang mencemari udara dapat menyebabkan iritasi pada mata maupun kulit. Akan tetapi, polutan juga bisa masuk ke dalam tubuh manusia lewat pernapasan dan merusak sejumlah organ seperti paru-paru dan jantung.
5 Penyakit Akibat Polusi Udara
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, pencemaran udara bisa menyebabkan lima jenis penyakit berbahaya sebagai berikut:
1. Gangguan saluran pernapasan
Udara yang tercemar dan dihirup oleh manusia dapat mengakibatkan masalah pada saluran pernapasan.
Setidaknya ada lima jenis penyakit yang berhubungan dengan pernapasan akibat dari polusi udara, yaitu:
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
PPOK adalah kondisi ketika paru-paru mengalami peradangan. Penyakit ini membuat penderitanya sesak napas dan mengalami batuk kronis.
PPOK sulit disembuhkan secara total, bahkan termasuk penyakit progresif yang dapat memburuk seiring dengan berjalannya waktu.
PPOK umumnya disebabkan oleh kebiasaan merokok maupun terpapar asap rokok.
- Pneumonia
Peradangan ini membuat penderitanya sulit bernapas atau merasa sakit di bagian dada ketika bernapas.
Pneumonia bisa menyerang siapa saja, tapi lebih rentan diderita oleh anak-anak di bawah usia 2 tahun dan orang lanjut usia (65 tahun ke atas).
- Asma
Serangan asma bisa dipicu oleh faktor lingkungan, baik itu karena debu, iritan, dan polutan seperti asap.
- Kanker paru-paru
Rokok sendiri diketahui mengandung banyak zat karsinogenik. Zat-zat racun yang terhirup bisa langsung merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan timbulnya sel abnormal yang berkembang menjadi kanker.
- Tuberkulosis
Tuberkulosis membuat penderitanya sering batuk, bahkan bisa mengalami batuk berdarah. Tuberkulosis sendiri termasuk penyakit yang mudah menular melalui udara sehingga harus diobati secara tuntas.
2. Penyakit jantung
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Unites States Environmental Protection Agency, penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dapat disebabkan oleh paparan polutan berupa benda partikulat dan nitrogen oksida yang terjadi dalam jangka waktu lama.
Paparan polutan menyebabkan pembuluh darah mengalami penuaan dini dan penumpukan kalsium di arteri koroner dalam waktu singkat.
Penumpukan kalsium ini kemudian menghambat aliran darah ke jantung dan bisa menyebabkan terjadinya penyakit stroke maupun serangan jantung.
3. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di lingkungan dengan tingkat polusi udara tinggi ternyata lebih rentan terkena hipertensi ketimbang mereka yang tinggal di lingkungan minim polusi.
Hipertensi sendiri adalah penyakit ketika tekanan darah melebihi batas normal.
Seseorang dinyatakan mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya melebihi angka 140/90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu sekitar 5 menit (pengukuran dilakukan dalam kondisi tubuh cukup istirahat dan tenang)
4. Gangguan reproduksi
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bukti bahwa pencemaran udara dapat memberikan dampak negatif terhadap sistem reproduksi.
Polusi udara bahkan bisa mengganggu kesuburan.dan menyebabkan kemandulan, baik pada laki-laki maupun perempuan.
Menurut studi yang dipublikasikan di National Library of Medicine, paparan nitrogen dioksida dikaitkan dengan penurunan angka kelahiran, sedangkan polusi berupa partikulat bisa mengurangi fekundabilitas (peluang hamil).
Polutan lain seperti sulfur dioksida dan karbon monoksida ditengarai dapat menyebabkan keguguran maupun bayi lahir mati.
5. Kanker
Polusi udara tidak hanya menyebabkan kanker paru-paru, tapi juga berbagai organ lainnya seperti kanker payudara, kanker pankreas, hingga kanker hati.
Dikutip dari situs American Association for Cancer Research, polutan yang masuk ke dalam tubuh dapat merusak DNA dan mempengaruhi sistem imun.
Polutan juga bisa menyebabkan peradangan yang memicu terjadinya angiogenesis, yaitu terbentuknya pembuluh darah baru yang membuat kanker lebih mudah menyebar.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno