tirto.id - Info tingkat polusi udara hari ini di sejumlah kota besar di Indonesia termasuk Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bandung bisa dicek melalui situs pemantau kualitas udara seperti IQAir dan AQI.
Ibu kota Jakarta pada dua pekan terakhir sempat menduduki posisi teratas kota dengan tingkat kualitas udara tidak sehat dengan angka di atas 150 menurut IQAir.
Menanggapi kondisi darurat polusi ini, Pemprov DKI Jakarta sejak Senin, 21 Agustus 2023 menerapkan uji coba sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi 50 persen Aparatur Sipil Negara selama sekira 1 hingga 2 bulan ke depan.
Sementara, 50 persen ASN DKI Jakarta akan tetap bekerja melalui kantor atau work from office (WFO). Dengan kata lain, sistem kerja akan berjalan secara hybrid dengan persentase 50:50.
Kebijakan ini diharapkan dapat menekan emisi gas pembuangan kendaraan yang menjadi penyebab utama udara tidak sehat.
Selain itu, salah satu pertimbangan diberlakukannya aktivitas hybrid adalah demi mendukung kelancaran penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang akan berlangsung selama tiga hari yaitu pada 5 hingga 7 September 2023.
Oleh karena itu, sebelum beraktivitas di luar ruangan, masyarakat dianjurkan untuk memantau status udara terkini sebagai upaya mengetahui langkah yang tepat untuk meminimalisir menghirup udara tidak sehat.
Masyarakat yang tinggal di wilayah dengan tingkat polusi tinggi dengan kategori memprihatinkan diimbau untuk menggunakan masker terutama di luar ruangan. Penting untuk selalu diingat, bahwa polusi udara dapat menjadi pemicu berbagai jenis penyakit pernapasan.
Daftar 10 Kota dengan Polusi Udara Tertinggi di Indonesia Hari Ini
Berdasarkan data pada laman IQAir hari ini, Selasa 22 Agustus 2023 pukul 07.00 waktu setempat. Berikut ini adalah daftar 10 kota dengan tingkat polusi paling tinggi:
- Tangerang Selatan, Banten: 201
- Mempawah, Kalimantan Barat: 188
- Terentang, Kalimantan Barat: 178
- Pontianak, Kalimantan Barat: 176
- Jakarta, Jakarta: 172
- Tangerang, Banten: 168
- Cileungsir, Jawa Barat: 165
- Cibinong, Jawa Barat: 164
- Karawang, Jawa Barat: 163
- Serang, Banten: 163
Daftar 10 Negara dengan Polusi Udara Paling Tinggi di Dunia Hari Ini
Menurut data pada laman AQI pada hari ini Selasa, 22 Agustus 2023, berikut ini adalah daftar 10 kota paling berpolusi di dunia.
- Samut Sakhon, Thailand: 956
- Kamloops, Canada: 817
- Tula, Russia: 618
- Redmond, United States: 489
- Walla Walla, United States: 379
- Hermiston, United States: 367
- Kennewick, United States: 358
- Selah, United States: 343
- Chelan, United States: 337
- Sunnyside, United States: 334
Cara Cek Polusi Udara Online
Mengetahui kadar polusi udara di suatu kota atau wilayah bisa dilakukan secara online atau daring melalui situs IQAir dan AQI. Dua platform tersebut secara berkala per jam, per hari, per pekan, per bulan bahkan tiap tahun.
Tidak hanya itu data yang disajikan juga disusun sesuai peringkat, mulai dari tingkat polusi tertinggi hingga terendah. Berikut ini langkah yang dapat diikuti untuk melakukan cek polusi udara secara online.
- Kunjungi laman https://www.aqi.in/ atau https://www.iqair.com/;
- Layanan akan meminta izin akses lokasi perangkat menggunakan GPS, maka izinkan untuk mengaktifkannya;
- Ketik nama kota atau daerah yang ingin diketahui tingkat polusi udaranya pada kotak pencarian;
- Informasi akan tertera di layar berupa skor atau angka polusi dan status polusinya.
Cara Membaca Indeks Kualitas Udara di IQAIr dan AQI
Indeks kualitas udara yang tertera di layanan daring AQI dan IQAir dilambangkan dengan skor 0 hingga 500+ yang menunjukkan status Tingkat Polusi Udara, Skor Indeks Kualitas Udara, dan informasi mengenai konsentrasi partikulat Polutan Utama.
Berikut ini arti yang ditunjukkan oleh Indeks Kualitas Udara IQAir dari skor 0 hingga 500 tersebut, serta warna yang melambangkannya:
- Skor 301+: Berbahaya (Ungu Tua)
- Skor 201-300: Sangat Tidak Sehat (Ungu Muda)
- Skor 101-150: Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif (Oranye)
- Skor 151-200: Tidak Sehat (Merah)
- Skor 51-100: Sedang (Kuning)
- Skor 0-50: Baik (Hijau)
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
