tirto.id - Perdana Menteri Albania, Edi Rama,berencana mendirikan negara kota yang berdaulat untuk para pengikut tarekat sufi Bektashi di ibu kota Tirana. Apa itu tarekat sufi Bektashi? Simak ulasannya.
Negara Albania diramaikan dengan rencana pendirian sebuah negara kota berdaulat. Kabarnya, lokasi tersebut diperuntukkan bagi pemeluk aliran tarekat sufi Bektashi.
Tujuan pembentukan negara "mikro" itu katanya demi memajukan Islam yang toleran. Negara kota berdaulat untuk pengikut Bektashi Albania disebut-sebut memiliki luas teritori sekitar seperempat wilayah Vatikan.
Negara kota Bektashi tidak akan memiliki institusi selayaknya negara berdaulat, seperti tentara, penjaga perbatasan, ataupun pengadilan.
Rencana pembentukan negara kota memang belum secara resmi diumumkan. Perdana Menteri (PM) Albania memberikan sinyal akan segera melakukan dalam waktu dekat.
Apa Itu Tarekat Bektashi?
Tarekat Bektashi adalah sebuah aliran sufi yang memiliki peranan sangat besar dalam membentuk kehidupan dan budaya Albania di Eropa Tenggara selama berabad-abad.
Albania sendiri termasuk negara multi agama. Lebih dari separuh penduduknya adalah penganut agama Islam. Selain itu, terdapat penganut Kristen Ortodoks dan Katolik.
Secara ideologis, tarekat Bektashi ini terkait dengan aliran Alevi di Turki. Menurut laman Sarakuehn, Bektashi merupakan komunitas berbahasa Albania. Mereka tersebar di wilayah Albania, Kosovo, dan Makedonia.
Berdasarkan sejarah, tarekat ini didirikan seorang guru sufi bernama Bektash Veli. Ia berasal dari Propinsi Khorasan di timur laut Iran. Sang pemimpin kemudian bermigrasi ke Anatolia pada abad 13.
Memasuki era abad 15, tarekat Bektash Veli mulai memberikan pengaruh melalui kedekatan dengan Janissari, sang pengawal Sultan Istanbul, Turki.
Tarekat Bektashi lantas berakar di antara populasi Muslim di Balkan pada awal abad 16. Mereka berevolusi dalam konteks tradisi regional Albania Utsmaniyah.
Pada era Sultan Utsmaniyah Mahmud II yang berkuasa tahun 1808-1839, keberadaan tarekat Bektashi dilarang di Turki (1826). Dasar larangan adalah tuduhan bahwa Bektashi cenderung memiliki perilaku antinoman alias anti hukum, serta cenderung mengabaikan ritual shalat dan kewajiban agama.
Banyak pondok-pondok milik Tarekat Bektashi di wilayah Utsmaniyah lantas pindah haluan ke tarekat-tarekat sufi yang lebih sesuai dengan syariah, seperti Naqsyabandiyyah. Tak hanya itu, fasilitas mereka banyak yang dijual atas nama perbendaharaan negara. Sebagian besar pondok-pondok tersebut lalu dihancurkan.
Hingga kini, tarekat Bektashi diakui memiliki kontribusi besar pada pengembangan budaya dan sastra Albania. Tarekat yang sama memainkan peran dominan dalam kebangkitan nasional Albania, sebuah negara yang sedang berkembang pasca kejatuhan Kekaisaran Ottoman hingga melakukan deklarasi kemerdekaan pada 28 November 1912 di Vlorë.
Negara Kota Bektashi Mirip Vatikan?
Negara kota khusus untuk tarekat Bektashi rencananya didirikan di Tirana, ibu kota Albania. Statusnya seolah seperti Vatikan di Italia. La Croix International menuliskan negara kota atau negara mikro itu bakal disediakan lahan seluas sekitar 10 hektar.
Tirana adalah kota terbesar di Albania. Albania terletak di Eropa Tenggara. Mereka berbatasan dengan Montenegro di sebelah utara dan Kosovo di timur laut. Dilanjutkan Makedonia Utara di sebelah timur, Yunani di selatan, dan Laut Adriatik di sisi barat.
Tirana merupakan kota yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan. Gunung Dajti menjulang di sebelah timur. Sebuah lembah kecil berada di sebelah barat laut menghadap ke Laut Adriatik.
Kota Tirana menjadi salah satu kota terbasah dan tercerah di Eropa. Paparan sinar matahari mencapai dengan 2.544 jam per tahun.
Bektashi Suni atau Syiah?
Tarekat Bektashi didirikan pada abad ke-13 di wilayah Kekaisaran Ottoman. Mereka konon termasuk aliran Islam yang toleran dan mistik, serta terbuka terhadap agama dan filosofi lain.
Bektashi merupakan aliran sufi Syiah. Sebagai gerakan sufi, Bektashi menekankan kesatuan atas seluruh keberadaan dan spiritualitas batin umat beriman.
Berbagai bentuk eksternal dan kewajiban keagamaan bukan hal yang esensial. Bagi tarekat Bektashi, siapapun yang dekat dengan Tuhan maka dianggap tidak bisa lepas dari Tuhan. Kendati tidak mematuhi aturan agama, termasuk soal larangan minum alkohol.
Praktik keagamaan yang dijalankan tarekat sufi Bektashi dinilai berbeda dengan mayoritas umat Islam lain. Salah satu contoh terkait shalat. Tarekat Bektashi hanya melakukan shalat dua kali dalam sehari, yaitu ketika matahari terbit dan terbenam.
Para perempuan umumnya tidak memakai hijab. Musik dan tari memainkan peran yang sangat penting dalam ritual keagamaan tarekat sufi Bektashi.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani