Menuju konten utama

Apa Itu Rumah Milea Bandung & Kenapa Wisatawan Dilarang Foto?

Simak alasan wisatawan dilarang berfoto di rumah karakter Milea dalam film Dilan 1990 yang berlokasi di Kota Bandung.

Apa Itu Rumah Milea Bandung & Kenapa Wisatawan Dilarang Foto?
Dilarang Foto di Depan Rumah Milea. twitter/@KutaReal_X

tirto.id - Belakangan viral di sosial media mengenai kabar larangan berfoto di rumah karakter Milea dalam film Dilan 1990 yang rilis pada tahun 2018 lalu. Lantas, apa itu rumah Milea Bandung dan kenapa dilarang foto?

Rumah Milea adalah rumah tua bergaya kolonial Belanda yang menjadi kediaman keluarga dari karakter Milea dalam film Dilan 1990. Rumah tersebut berlokasi di daerah Malabar, Lengkong, Kota Bandung.

Menyusul kesuksesan film Dilan 1990 yang selama masa penayangannya berhasil meraup lebih dari 6,3 juta penonton, rumah Milea yang menjadi lokasi syuting film berubah jadi objek wisata.

Enam tahun pasca perilisan film tersebut, rumah Milea masih banyak dikunjungi wisatawan atau pengunjung dari dalam dan luar daerah.

Wisatawan yang datang umumnya berdiri di pagar depan rumah tua bergaya kolonial tersebut, lalu melakukan swafoto. Tidak sedikit dari mereka membuat konten video.

Tetapi, saat ini pengunjung tidak diperbolehkan lagi melakukan aktivitas tersebut di “Rumah Milea”, sebab warga sekitar dan pemilik rumah telah mengeluarkan larangan terbuka kepada para pengunjung.

Larangan tersebut dilakukan dengan memasang spanduk kuning besar di depan rumah, dengan tulisan warna hitam huruf kapital besar “DILARANG BERFOTO DI DEPAN RUMAH INI!”.

Kenapa Wisatawan Dilarang Foto di Rumah Milea?

Menurut pengakuan pemilik rumah Milea yaitu kakak beradik, Tin dan Penny, mereka menjelaskan bahwa larangan berfoto di depan rumah mereka merupakan atas keinginan dari warga sekitar dan persetujuan mereka berdua.

"Ya saya awalnya silakan saja kalau ada yang sering berfoto. Tapi lama-lama warga sekitar itu terganggu, jadi semakin ramai yang datang. Terus menghalangi jalan, banyak mobil, lama-lama juga jadi banyak yang jualan di sini padahal kan nggak boleh," ucap Tin dikutip detikJabar.

Tin lalu memaparkan bahwa wisatawan yang membuat konten di depan rumah mereka itu kerap parkir sembarangan, sehingga mengganggu akses masuk rumah warga sekitar. Keramaian juga kata dia, mengundang pedagang kaki lima (PKL).

Praktis rumah tersebut menjadi semakin ramai, pengunjung yang tidak bertanggung jawab juga kerap membuang sampah sembarangan. Akibatnya, lingkungan sekitar rumah menjadi kotor.

"Ya sebetulnya saya tidak terganggu. Tapi memang banyak anak muda yang suka lewat, teriak-teriak 'Milea!! Milea!!', terus juga kalau banyak yang jajan itu jadi bikin banyak sampah berserakan juga," ungkap Tin.

Tidak hanya itu, pengunjung tidak bertanggung jawab bahkan kerap duduk di atas pagar. Hal tersebut membuat pagar rumah beberapa kali tidak bisa berfungsi dengan baik, sehingga harus diperbaiki.

"Padahal yang datang ke sini mungkin orang-orang terpelajar, anak-anak muda, banyak yang ke sini juga datang jauh-jauh dari luar pulau terus mampir foto. Tapi ya sayangnya bukan cuma mengganggu, tapi juga pagar itu suka dinaikin, didudukin, jadinya pagarnya turun terus seret nggak bisa dibuka. Saya beberapa kali harus perbaiki," katanya.

Menimbang berbagai sisi dan alasan tersebut, Tin dan Penny serta warga sekitar sepakat membuat larangan. Tin dan Penny berharap tidak ada lagi pengunjung atau wisatawan yang berdatangan dan berfoto di depan rumah mereka.

Tin juga mengatakan, kedatangan pengunjung membuat dirinya merasa tidak nyaman kepada warga sekitar. Ia juga menginginkan lingkungan rumah mereka kembali tenang seperti sebelum rumah tersebut terkenal.

Baca juga artikel terkait DILAN 1990 atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra