tirto.id - Iran meluncurkan rudal Sejjil dalam serangan lanjutan ke Israel. Peluncuran rudal Sejjil ini menarik perhatian publik karena kekuatan senjata tersebut diyakini mampu meluluhlantakkan Israel.
Rudal Sejjil yang mulai digunakan Iran dalam serangannya ke Israel membuat publik takjub. Selain ratusan rudal yang sebelumnya juga ditembakkan ke Tel Aviv, dan penggunaan rudal balistik, kini Iran kembali menggemparkan dengan serangan menggunakan rudal Sejjil.
Kekuatan Rudal Sejjil Iran yang Serang Israel
Mengutip laman CSIS Missile Defense Project, rudal Sejjil dikembangkan pertama kali pada tahun 1990. Rudal Sejjil mempunyai panjang 18 meter. Dengan diameter 1,25 m, dan berat peluncuran keseluruhan mencapai 23.600 kg.
Rudal ini dapat membawa muatan sekitar 700 kg dan memiliki jarak tempuh maksimum 2.000 km. Uji coba pertama Sejjil adalah di tahun 2008 yang melaporkan jika rudal tersebut mampu menempuh jarak hingga 800 km.
Uji coba kemudian dilanjutkan pada tahun 2009 dengan menyebut rudal yang diluncurkan adalah Sejjil 2. Beberapa orang meyakini Iran lantas membuat desain Sejjil baru yang dinamai Sejjil 3 yang akan dapat menjangkau maksimum 4.000 km, dengan berat peluncuran 38.000 kg.
Keunggulan dari Sejjil selain jangkauannya yang jauh, rudal ini juga menggunakan bahan bakar padat sehingga tidak perlu diisi ulang sebelum peluncuran. Selain itu, rudal ini juga dikenal sebagai rudal yang mempunyai navigasi yang akurat.
Tidak seperti rudal berbahan bakar cair, propulsi berbahan bakar padat Sejjil berarti waktu peluncuran yang lebih cepat, mobilitas yang lebih mudah, dan kemampuan bertahan yang lebih besar terhadap seranga.
Rudal tersebut sangat mudah bermanuver dan dirancang untuk menghindari sistem deteksi musuh, sehingga meningkatkan peluang untuk menembus perisai pertahanan udara canggih seperti sistem Iron Dome dan Arrow milik Israel. Iran telah memamerkan Sejjil sebagai simbol teknologi pertahanan dan kekuatan pencegahan dalam negerinya.
Menurut The Economic Times, penempatan Sejjil dapat menjadi titik balik dalam konflik Israel-Iran. Jangkauan rudal yang jauh memungkinkan Iran untuk menyerang Israel tanpa meluncurkan rudal dari proksi seperti Hizbullah di Lebanon atau milisi di Suriah atau Irak.
Mesin berbahan bakar padatnya juga berarti lebih sedikit waktu persiapan sebelum peluncuran, sehingga sistem pertahanan Israel memiliki lebih sedikit waktu peringatan dan waktu reaksi.
Jika klaim IRGC tentang pelanggaran pertahanan Israel akurat, hal itu menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan ketahanan pertahanan udara berlapis-lapis Israel, terutama di bawah tekanan serangan pesawat nirawak dan rudal yang terkoordinasi.
Meskipun Israel belum mengonfirmasi tingkat kerusakan yang disebabkan oleh serangan terbaru ini, penggunaan rudal Sejjil kemungkinan berdampak parah.
Jika Iran terus menggunakannya dalam pertempuran aktif, Israel mungkin terpaksa menyesuaikan strategi pertahanan udaranya, mungkin mencari dukungan yang lebih besar dari AS atau meluncurkan serangan langsung di dalam wilayah Iran.
Update Perang Iran vs Israel
Iran meluncurkan rudal Sejjil ke Israel pada hari Kamis (19/06/2025) kemarin. Otoritas Israel menuding Iran sengaja mengarahkan rudalnya ke lokasi-lokasi dengan warga sipil yang banyak.
"Hari ini, Angkatan Bersenjata Iran menembakkan rudal yang berisi submunisi curah ke daerah padat penduduk sipil di Israel," isi email kedutaan Israel pada Reuters seperti diberitakan CNA.
"Senjata curah dirancang untuk menyebar ke area yang luas dan memaksimalkan kemungkinan serangan yang berbahaya. Iran secara melawan hukum secara sengaja menembaki pusat-pusat populasi sipil, dan berupaya memaksimalkan kerusakan pada warga sipil di sana dengan menggunakan amunisi yang dapat menyebar luas." lanjut email tersebut.
Direktur eksekutif kelompok advokasi Arms Control Association, Daryl Kimball mengklaim jika senjata yang digunakan Iran untuk menyerang Israel adalah sesuatu yang mengerikan dan Iran sengaja menggunakan senjata itu agar membuat kerusakan lebih luas di wilayah-wilayah padat penduduk.
"Senjata-senjata itu sangat mengerikan karena dapat menghancurkan area yang luas, terutama jika digunakan di area yang dihuni warga sipil dan dapat menambah persenjataan yang belum meledak yang tersisa dari konflik." tudingnya.
Konflik geopolitik Iran dan Israel dimulai sejak Israel berinisiasi melancarkan serangan ke Iran pada Jumat pekan lalu karena menilai Iran sedang mengembangkan senjata nuklir. Ini adalah hari kedelapan Iran dan Israel saling meluncurkan serangan.
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra