tirto.id - Pulau Bali khususnya dan Indonesia umumnya memiliki kekayaan kuliner yang di satu sisi membuat para wisatawan terpikat serta penasaran ingin menikmatinya, namun di sisi lain dapat menimbulkan Bali Belly. Lantas apa itu Bali Belly dan ciri-cirinya?
Saat melahap hidangan baru dengan bahan dan rempah-rempah yang sama sekali berbeda dari makanan keseharian kita, maka tubuh khususnya sistem pencernaan akan melakukan proses adaptasi.
Apa itu Bali Belly?
Secara bahasa, Bali Belly sendiri berasal dari kata Balinese Belly yang artinya perut orang Bali. Ini adalah istilah untuk kondisi yang dialami oleh orang asing yang mengalami gejala keracunan makanan, atau istilah medisnya gastroenteritis.
Merujuk Puri Medical Bali, umumnya gejala yang terjadi berupa diare serta muntah, usai mengonsumsi makanan yang ada di tempat wisata. Masalah pencernaan lain yang dapat dialami adalah perut kram, kembung, demam dan tak nafsu makan.
Gejala gastroenteritis bisa terlihat dalam waktu satu jam usai mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, namun bisa juga setelah 48 jam kemudian, bahkan bisa sampai sepekan setelahnya.
Penyebab Bali Belly?
Penyebab paling sering dari penyakit Bali Belly adalah virus bernama Rotavirus dan Norovirus yang mengkontaminasi kuliner yang dikonsumsi, juga pada minuman yang diminum.
Selain itu, ada jenis bakteri bernama Escherichia coli, Salmonella dan Campylobacter yang juga ditemukan dalam makanan serta minuman penyebab Bali Belly, walau peneliti juga menemukan 20 lebih jenis virus atau bakteri lain yang berpotensi menjadi pemicu.
Faktor penyebab Bali Belly adalah karena para wisatawan mencoba kuliner lokal yang belum terbiasa mereka konsumsi serta belum diterima oleh sistem pencernaannya. Suhu serta kelembaban Indonesia yang tinggi diketahui memicu perkembangan bakteri serta virus lebih pesat.
Tak bisa dipungkiri, cara penyajian, cara memasak, dan pengolahan makanan yang tidak higienis juga jadi pemicu terbesar penyebaran virus dan bakteri tersebut.
Cara mencegah penyakit Bali Belly?
Tak ada satupun wisatawan yang ingin mengalami sakit saat sedang berlibur di Bali. Untuk mencegah terjangkit penyakit Bali Belly, beberapa cara ini dapat dilakukan. Melansir laman The Dose Bali, berikut caranya:
1. Hanya minum air mineral botol
Selama berada di lokasi yang baru, usahakan hanya minum air mineral dalam botol atau air kemasan lainnya. Jika terpaksa memesan minuman, hindari minuman dengan es batu karena es batu kerap dibuat dari air yang tidak steril.
2. Menjaga kebersihan diri sendiri
Ingatlah untuk selalu menjaga kebersihan diri sendiri, utamanya mencuci tangan sebelum makan dan usai berada di tempat wisata. Sediakan hand sanitizer agar lebih praktis, dan usahakan untuk mencuci buah atau sayur mentah sebelum dikonsumsi.
3. Perhatikan kebersihan makanan
Perhatikan kebersihan makanan dan tempat makan yang Anda pilih. Selama liburan, pilih makanan yang baru dimasak dan hindari makanan yang sudah lama tersaji.
4. Bersihkan alat makan
Tidak hanya makanan yang perlu diperhatikan, namun perhatikan pula kebersihan alat makan seperti piring, sendok, garpu dan gelas yang digunakan. Jika terlihat tidak bersih, jangan ragu membersihkan sendiri alat makan tersebut.
5. Membawa obat sebagai pencegahan
Selalu membawa obat sebagai pencegahan bila Anda mengalami Bali Belly. Obat yang cocok untuk Anda konsumsi dan aman bagi pencernaan, bisa jadi sulit ditemukan di lokasi wisata. Jangan sampai liburan Anda terganggu akibat masalah pencernaan.
Cara mengobati penyakit Bali Belly?
Jika sudah terjangkit Bali Belly dan mengalami diare, maka cegah terjadinya dehidrasi dengan minum cairan gula garam atau oralit untuk mengganti cairan yang hilang serta mengganti elektrolit tubuh.
Oralit dapat dibuat dengan ½ sendok teh garam dan enam sendok teh gula serta satu liter air. Aduk rata lalu diminum secara teratur.
Penggunaan antibiotik sebenarnya tidak terlalu disarankan bagi orang dewasa, sebab penyakit yang dipicu virus dapat sembuh sendiri dengan memperkuat imunitas tubuh.
Untuk menghentikan diare, obat Attapulgite dengan atau tanpa kaolin serta pektin dan arang aktif dapat dicoba. Ini banyak dijumpai di apotik, serta harganya murah. Jika mual dan nyeri pada perut, konsumsi obat pereda nyeri atau antipiretik (penurun demam).
Ganti makanan kasar dengan bubur atau makanan lembut lain agar kesehatan pencernaan segera pulih. Dokter juga akan menyarankan untuk menghindarimakanan berminyak dan pedas, alkohol, produk susu, serta buah dan sayur segar.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari