Menuju konten utama

Apa Itu Istidraj dalam Islam: Azab Berbalut Keberuntungan?

Apa itu istidraj dalam Islam? Istidraj sebenarnya adalah hukuman Allah SWT kepada hambanya yang bermaksiat dalam bentuk tipuan kenikmatan.

Apa Itu Istidraj dalam Islam: Azab Berbalut Keberuntungan?
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Bisa jadi, ada orang yang gemar bermaksiat, bergelimang kesyirikan, dan tak pernah beribadah, namun hidupnya dilimpahi keberuntungan. Ia kaya raya dan dihormati masyarakat. Kondisi tersebut bukanlah tanda kemuliaan, melainkan istidraj, yaitu kenikmatan yang akan diganjar azab neraka di akhirat kelak. Lantas, apa itu istidraj dalam Islam?

Dalil mengenai istidraj tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW: “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari [perkara] dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, [ketahuilah] bahwa hal itu adalah istidraj [jebakan berupa nikmat yang disegerakan] dari Allah,” (H.R. Ahmad).

Karena itu, seorang muslim tidak seyogianya iri pada orang-orang yang melakukan riba atau aktivitas maksiat, namun mereka lebih sejahtera daripada orang yang jujur dan saleh.

Bisa jadi, kekayaan dan kenikmatan yang diperoleh orang-orang tersebut adalah istidraj dari Allah SWT. Hukuman atau azab yang ditunda, tipuan nikmat yang dibayar dengan siksa neraka di akhirat kelak.

Pengertian Istidraj dalam Islam

Dalam bahasa Arab, istidraj berasal dari kata درج "Daraja" yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya.

Pengertian istidraj secara istilah adalah hukuman yang diberikan Allah SWT sedikit demi sedikit, serta tidak diberikan secara langsung. Hukuman tersebut berbentuk nikmat yang disegerakan, serta penundaan azab di akhirat kelak.

Orang yang bermaksiat akan diberi harta dan kenikmatan sehingga ia lupa kepada Allah SWT sehingga kian dekat dengan azab sedikit demi sedikit, kemudian Allah timpakan hukuman kepada-Nya.

Imam Abu Bakar Jabir Al-Jazairi menyatakan bahwa istidraj adalah tipuan halus kepada orang yang diberi tenggang waktu, serta hukuman bertahap. Ketika orang bersangkutan melakukan maksiat baru, Allah SWT akan memberikan nikmat baru sehingga orang yang dihukum tak menyadarinya (Tafsir Al-Qur`an Al-Aisar Jilid 3, 2015).

Allah SWT berfirman mengenai istidraj dalam surah Al-An'am ayat 44:

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa,” (QS. Al-An’am [6]: 44).

Baca juga artikel terkait ISTIDRAJ atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom