tirto.id - Banyak ahli merekomendasikan imunisasi, khususnya untuk anak-anak. Imunisasi adalah cara efektif untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit.
Mengutip Center of Disease Control and Prevention (CDC), istilah imunisasi sering digunakan secara bergantian dengan istilah vaksinasi.
Imunisasi sendiri merupakan proses pemberian kekebalan tubuh dengan memasukkan unsur yang mirip seperti penyebab penyakit.
Tujuannya agar tubuh bisa memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut apabila terinfeksi di kemudian hari.
Tubuh hanya akan kebal pada satu penyakit yang diimunisasikan, maka untuk terhindar dari berbagai penyakit diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi mampu mencegah tubuh terserang penyakit yang seringkali tidak ada perawatan medisnya. Penyakit ini bisa mengakibatkan komplikasi yang serius bahkan kematian.
Selain melindungi diri dari penyakit, imunisasi juga melindungi penularan penyakit pada kelompok yang lebih luas.
WHO mencatat bahwa saat ini sudah terdapat vaksin untuk mencegah lebih dari 20 penyakit yang mengancam jiwa.
Program imunisasi diklaim mampu mencegah 2 hingga 3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak.
Efek samping Imunisasi
Sama seperti obat, imunisasi dengan vaksin juga dapat menimbulkan efek samping. Namun yang perlu diketahui, efek samping imunisasi cenderung ringan dan dapat sembuh dalam waktu singkat.
CDC mencatat, pemberian vaksin dapat menyebabkan efek samping seperti nyeri di area suntikan atau demam ringan.
Lebih lanjut, CDC menyebutkan bahwa efek samping imunisasi tidak sebanding dengan risiko penyakit yang akan menginfeksi di masa depan.
Tidak melakukan imunisasi artinya harus menghadapi risiko dimana anak maupun orang lain yang berhubungan dengannya berisiko tertular penyakit yang berpotensi mematikan.
Kelompok yang Imunisasi
Mengutip dari laman resmi Pemerintah Kota Bogor, imunisasi dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok wajib dan kelompok pilihan.
Imunisasi wajib sendiri merupakan kelompok imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan wajib dilakukan sesuai jadwal. Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus.
Sementara imunisasi pilihan adalah imunisasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan individu. Imunisasi pilihan terdiri atas imunisasi Hib, Pneumokokus, Rotavirus, Influenza, Cacar Air, MMR, Tifoid, dan Hepatitis A.
Jenis dan jadwal pemberian imunisasi
Proses imunisasi sendiri menggunakan vaksin, sehingga jenisnya dibedakan berdasarkan hal tersebut.
Ada berbagai macam vaksin yang kini beredar di Indonesia, salah satunya CoronaVac, vaksin pencegah virus COVID-19. Namun, vaksin ini belum diperuntukkan bagi anak-anak dibawah 18 tahun. Selain vaksin virus Corona, ada beberapa jenis vaksinasi lainnya.
Menurut e-pamflet yang dirilis oleh RSUD Kota Bontang pada 2017, ada 13 jenis imunisasi yang ada di Indonesia dan sebaiknya dilakukan. Jenis-jenis imunisasi itu antara lain:
1. Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi ini untuk mencegah infeksi virus Hepatitis A penyebab kerusakan hati. Imunisasi ini diberikan pada usia dua tahun kemudian suntikan selanjutnya diberikan pada usia 2,5 hingga 3 tahun
2. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi ini berfungsi mencegah infeksi virus Hepatitis B penyebab kanker hati. Imunisasi ini diberikan pada bayi sebelum berusia 12 jam. Kemudian imunisasi kembali diberikan pada usia 1 dan 6 bulan. Pemberiannya bisa digabung dengan Imunisasi DPT.
3. Imunisasi Polio
Imunisasi Polio dilakukan untuk mencegah infeksi virus polio penyebab kelumpuhan. Imunisasi ini tidak diberikan dengan suntikan, melainkan menggunakan vaksin tetes ke mulut.
Pemberian Imunisasi Polio dilakukan pada bayi baru lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 2, 4, 6, 18-24 bulan dan 5 tahun.
4. Imunisasi BCG
Imunisasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) dilakukan untuk mencegah penyakit Tuberkulosis berat yang menyerang paru. Imunisasi ini diberikan saat bayi berusia 2 sampai 3 bulan
5. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT atau DPaT dilakukan untuk mencegah infeksi Difteri, Pertusis, dan Tetanus. Difteri merupakan kuman yang menyerang belakang tenggorokan dan menyumbat saluran pernapasan.
Lalu, Pertusis adalah penyakit yang menyebabkan batuk hebat dan lama, sesak napas, dan
radang paru.
Sementara, Tetanus merupakan kuman yang racunnya menyerang syaraf otot, sehingga otot seluruh tubuh menjadi kaku.
Imunisasi ini diberikan mulai usia 2 bulan, dilanjutkan pada umur 3 sampai 4 bulan, 4 sampai 6 bulan, dan 18 sampai 24 bulan yang disuntikkan ke paha.
Pemberiannya bisa digabung dengan imunisasi Hepatitis B dan Hib. Imunisasi bisa diberikan kembali setelah anak berusia 5 sampai 6 tahun, 10 sampai 12 tahun, dan 18 tahun dengan vaksin yang sedikit berbeda.
6. Imunisasi Hib dan Pneumokokus
Imunisasi ini berfungsi untuk mencegah infeksi kuman Hib dan pneumokokus penyebab radang paru (pneumonia) dan radang selaput otak (meningitis).
Pemberian vaksin ini dilakukan pada usia 2, 4, 6, dan 15 bulan. Pemberiannya bisa digabung dengan Imunisasi DPT.
7. Imunisasi Rotavirus
Imunisasi untuk mencegah infeksi Rotavirus penyebab diare berat. Imunisasi ini diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
8. Imunisasi Influenza
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah infeksi virus flu penyebab batuk pilek hebat, demam tinggi, sesak nafas, hingga radang paru.
Vaksin akan diberikan mulai usia 6, 7 bulan, kemudian diulang setiap tahun hingga dewasa dan berusia lanjut.
9. Imunisasi Campak
Imunisasi ini berfungsi untuk mencegah infeksi virus campak penyebab demam tinggi, ruam di kulit, mata, mulut, radang paru (pneumonia), diare, hingga radang otak. Imunisasi ini diberikan pada usia 9 bulan dan 6 tahun.
10. Imunisasi Cacar air (varisela)
Imunisasi Cacar air digunakan untuk mencegah penyakit cacar air yang dapat merusak kulit dan mata. Imunisasi ini dapat diberikan mulai usia satu tahun.
11. Imunisasi MMR
Imunisasi MMR diberikan untuk mencegah infeksi virus MMR penyebab Mumps (gondongan), Morbili (campak), dan Rubela (campak Jerman). Pemberian imunisasi MMR dilakukan pada usia 15 bulan dan di ulang pada umur 5 sampai 6 tahun.
12. Imunisasi Tifoid
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit demam tifoid berat penyebab diare dan kebocoran usus. Vaksin tifoid disuntikan mulai usia 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.
13.Imunisasi HPV
Imunisasi HPV merupkan imunisasi untuk mencegah infeksi human papiloma virus (HPV) benyebab kanker leher rahim.
Imunisasi ini baru bisa diberikan pada usia remaja sebanyak tiga kali, mulai umur 10 tahun, dilanjutkan 1 hingga 2 bulan, dan 6 bulan kemudian.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yandri Daniel Damaledo