Menuju konten utama

Apa Itu HIV & AIDS: Pengertian, Gejala, Penularan, Pencegahan

HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh, sedang AIDS adalah kondisi akut usai terinveksi. Cek juga soal gejala, penularan, dan pencegahan HIV/AIDS.

Apa Itu HIV & AIDS: Pengertian, Gejala, Penularan, Pencegahan
Ilustrasi Hari Aids Dunia. foto/Istockphoto

tirto.id - HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Sementara itu, AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV.

Virus HIV merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka semakin lemah sistem kekebalan tubuh. Dengan demikian penderita menjadi rentan terserang berbagai penyakit.

Dikutip dari situs Red Line Indonesia, infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi telah hilang sepenuhnya.

Penularan HIV dan AIDS

Dikutip dari laman Kemensos, HIV/AIDS dapat ditularkan melalui berbagai hal berikut:

  • Penularan dapat terjadi saat tranfusi darah yang mengandung HIV, ataupun penggunaan narkoba suntik secara bergantian
  • Cairan sperma dan vagina, yakni ditularkan melalui berhubungan seks beresiko atau tidak aman.
  • Ibu penderita HIV kepada sang bayi pada saat kehamilan, persalinan, dan menyusui (MTCT = Mother To Child Transmission).

Kemensos melalui laman resmi mereka juga membagikan berbagai informasi terkait prinsip penularan HIV, yang dikenal dengan istilah ESSE. Prinsip ini memandang kemungkinan terjadi penularan HIV antar individu, dan berikut penjabarannya:

  • Exit, yaitu jalan keluar cairan tubuh yang mengandung HIV dari dalam tubuh keluar tubuh.
  • Survive, yaitu cairan tubuh yang keluar harus mengandung virus yang tetap bertahan hidup.
  • Sufficient, yaitu jumlah virus yang cukup untuk menularkan/menginkubasi ke tubuh seseorang.
  • Enter, yakni alur masuk di tubuh manusia yang memungkinkan kontak dengan cairan tubuh yang mengandung HIV.

Lalu, apakah semua cairan tubuh dapat menularkan HIV/AIDS? Jadwabnya tidak. Berikut beberapa cairan tubuh yang tidak mengandung HIV meski berasal dari para penderita.

  • Cairan air liur atau saliva atau air ludah
  • Feses atau kotoran atau BAB atau tinja
  • Air mata
  • Air keringat
  • Urine atau air seni atau air kencing atau air pipis

Gejala dan Stadium Terkait HIV & AIDS

Indikasi awal manifestasi HIV ditandai dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Akan tetapi hal itu tidak lantas menunjukkan seseorang terinfeksi HIV. Perlu dicurigai adanya infeksi HIV jika muncul penyakit yang sering kambuh dan sulit diobati, atau ada perilaku lain yang beresiko.

Mengutip laman Kemensos, stadium klinis HIV (WHO) terbagi ke dalam 4 (empat) stadium, yakni:

  • Stadium I, pada stadium ini belum timbul gejala dan adanya pembesaran kelenjar limfa.
  • Stadium II, pada stadium ini ditandai dengan berat badan (BB) menurun, adanya infeksi saluran nafas, herpes zooster ulkus mulut, ruam kulit, dan infeksi jamur kuku.
  • Stadium III, stadium ini ditandai dengan turunnya berat badan, diare kronis lebih dari sebulan, demam menetap, TB paru, kandidiasis, dan anemia.
  • Stadium IV, ditandai dengan adanya wasting syndrome, toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, herpes simplek, sarkoma kaposi, TB extra paru, meningitis kriptokokus, encefalopati HIV, dll.

Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menangani infeksi virus HIV maupun AIDS. Akan tetapi, untuk memperlambat perkembangan penyakit serta meningkatkan harapan hidup penderita sudah tersedia berbagai obat.

Pencegahan HIV/AIDS

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan HIV dan AIDS. Pencegahan ini dikenal dengan prinsip ABCDE, dan bisa dijabarkan sebagai berikut:

  • Abstinensia, yaitu puasa seks bagi yang belum menikah.
  • Be faithfull, yaitu prinsip untuk saling setia pada pasangan bagi yang sudah menikah.
  • Condom, seperti namanya prinsip ini menganjurkan untuk menggunakan kondom bagi yang berhubungan seks beresiko.
  • Dont drug, artinya jangan gunakan narkoba suntik ataupun sejenisnya.
  • Education, yaitu dengan cara mengedukasi orang sekitar terkait informasi HIV yang benar.

HIV dan AIDS di Indonesia

Dikutip dari laman Red Line Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, selama tahun 2016 terdapat lebih dari 40 ribu kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, HIV paling sering terjadi pada pria dan wanita, diikuti lelaki seks lelaki (LSL), dan pengguna NAPZA suntik (penasun). Pada tahun yang sama, lebih dari 7000 orang menderita AIDS, dengan jumlah kematian lebih dari 800 orang.

Data terakhir Kemenkes RI menunjukkan, pada rentang Januari hingga Maret 2017 telah tercatat lebih dari 10.000 laporan infeksi HIV, dan tidak kurang dari 650 kasus AIDS di Indonesia.

Baca juga artikel terkait HIV AIDS atau tulisan lainnya dari Anisa Wakidah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Anisa Wakidah
Penulis: Anisa Wakidah
Editor: Oryza Aditama