Menuju konten utama

Apa Itu Flirting, Contoh, dan Alasan Mengapa Orang Melakukannya

Berikut akan dibahas mengenai istilah flirting dan casual flirting, contoh flirting, serta bahaya flirting. Simak pembahasannya di artikel ini.

Apa Itu Flirting, Contoh, dan Alasan Mengapa Orang Melakukannya
Ilustrasi Flirting. foto/istockphoto

tirto.id - Flirting adalah salah satu bentuk komunikasi antarmanusia dan istilah flirting dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai menggoda. Bentuk komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung atau dengan bahasa tubuh.

Menurut laman resmi Teen Health Source, flirting akan dipraktikan secara berbeda, sesuai dengan latar belakang budaya atau relasi Anda dengan seseorang.

Tidak hanya itu, flirting juga didefinisikan sebagai cara yang romantis untuk membuat seseorang tertarik, bahkan secara seksual.

Bahkan ada pula istilah casual flirting yang artinya selalu berperilaku menggoda tanpa maksud yang serius. Orang yang melakukan casual flirting akan menggoda setiap wanita/pria yang menarik yang dia temui.

Alasan Seseorang Melakukan Flirting ke Orang Lain

Henningsen pada studinya pada tahun 2006, menemukan fakta bahwa terdapat enam motivasi seseorang melakukan flirting.

1. Motivasi seksual

Motivasi flirting atau rayuan ini didasari pada hasrat seksual. Perilaku ini biasanya diidentifikasikan sebagai kode untuk memulai interaksi seksual.

Tidak jarang, motivasi ini terjadi pada hubungan berpacaran yang akhirnya mengarah pada interaksi seksual. Namun begitu, perlu diperhatikan lagi apakah motivasi seksual ini betul-betul mengarah ke interaksi seksual.

Rayuan seksual juga mungkin terjadi pada hubungan yang sifatnya platonis atau tidak menginginkan interkasi seksual.

2. Motivasi relasional

Motivasi ini biasanya ditujukan untuk mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan keintiman relasional antar individu. Motivasi relasional biasanya ditujukan untuk meningkatkan hubungan ke arah yang lebih intensif.

Seseorang dengan motivasi ini, berupaya untuk memiliki transisi dari hubungan yang kurang intim menjadi hubungan yang lebih intim.

3. Motivasi kesenangan

Beberapa orang, baik perempuan ataupun laki-laki menganggap aktivitas flirting adalah hal yang menyenangkan. Umumnya mereka akan memandang bahwa flirting bukan hal yang berbahaya.

4. Motivasi eksplorasi

Biasanya orang-orang dengan motivasi ini ingin menguji apakah orang yang didekatinya adalah orang yang tepat atau tidak.

Meski begitu, perempuan yang memiliki motivasi ini umumnya ingin menunjukkan minat untuk berkencan.

5. Motivasi agar dihargai

Sebagian orang dengan motivasi ingin dihargai menganggap flirting merupakan bentuk komunikasi agar seseorang, bahkan dirinya dapat merasa lebih berharga.

Misalnya, seseorang akan merasa tersanjung ketika dirinya diberikan rayuan berisi pujian tentang baju yang dipakainya.

6. Motivasi instrumental

Tidak hanya lima hal di atas, flirting juga dapat ditujukan untuk membujuk orang lain agar dapat menyediakan sebuah barang, jasa, ataupun bentuk bantuan lainnya.

Perilaku rayuan, juga dapat dipahami sebagai bentuk komunikasi persuasif. Respons positif terhadap flirting dapat membuat seseorang lebih mudah melakukan hal yang diinginkan oleh lawan jenis ataupun pasangannya.

Macam-macam Gaya Flirting

Meski begitu, setiap orang memiliki berbagai pilihan untuk menentukan gaya flirtingnya. Berikut ini macam-macam gaya flirting dan contoh flirting sebagaimana yang dilaporkan oleh PsychCentral.

1. Tradisional

Umumnya gaya flirting tradisional, dipahami sebagai gaya yang formal. Gaya ini, seringkali bergantung pada peran gender masing-masing.

Bagi pasangan hetero, seorang laki-laki akan mencoba flirting dengan cara mengajak pergi dengan seorang gadis, hingga memberikan bunga. Cara ini biasanya, dipandang romantis untuk sebagian orang.

2. Sopan

Tidak hanya memberikan bunga, bersikap santun juga menjadi bagian bentuk komunikasi flirting. Sikap yang santun ini, ditandai dengan tawaran bantuan, atau kata-kata baik lainnya.

Berlaku sopan, dapat membuat orang lain merasa nyaman berada di sekitarnya. Meski begitu, tidak sedikit orang yang tidak terbiasa dengan perilaku ini.

3. Sanjungan

Perilaku ini dimaksudkan untuk meningkatkan suasana hati. Umumnya sanjungan diberikan dengan cara memberi pujian. Namun begitu, tidak semua orang memahami kapan dan bagaimana memberikan pujian yang tepat.

Usahakan pujian yang diberikan sifatnya tulus. Sifat tulus saat memberi pujian dapat dimulai dari, sikap tidak mengharapkan imbalan apa pun.

Kemudian, perhatikan hubungan Anda dan orang yang dipuji. Usahakan pujian ini diberikan kepada orang yang tepa. Apabila itu adalah orang asing, berhati-hatilah untuk memberikan pujian.

4. Ceria

Sebagian orang melakukan flirting dengan perasaan yang menyenangkan. Akan tetapi, gaya ini kurang tepat diterapkan pada orang yang mengarapkan hubungan serius atau hanya ingin bermain-main saja.

5. Fisik

Gaya ini dilakukan dengan cara melakukan sentuhan fisik. Sentuhan fisik ini, ditujukan untuk membangun hubungan emosional.

Perlu diperhatikan, bahwa gaya flirting dengan fisik harus dilakukan dengan orang yang juga menginginkan gaya yang sama. Misalnya, ketika Anda ingin melakukan aktivitas seksual, beberapa orang menganggap hal ini mengarah pada tujuan yang serius.

Bahaya Flirting

Flirting, seperti halnya berbagai jenis interaksi sosial lainnya, dapat memiliki risiko tertentu tergantung bagaimana itu dilakukan. Berikut beberapa bahaya flirting:

1. Miskomunikasi

Flirting yang tidak diinginkan atau salah penafsiran bisa menyebabkan miskomunikasi dan ketidaknyamanan bagi salah satu atau kedua belah pihak.

2. Bisa Mengarah ke Pelecehan

Flirting yang tidak pantas atau berlebihan dapat berkembang menjadi bentuk pelecehan atau pelecehan seksual, yang dapat merugikan atau berdampak traumatis bagi orang yang di-flirting.

3. Merusak Hubungan

Seseorang yang sudah berkomitmen kepada pasangannya lalu memilih untuk flirting dengan orang lain di luar hubungan mereka, tentu saja dapat merusak kepercayaan dan hubungan yang ada.

4. Rasa Ketidaknyamanan

Flirting yang tidak diinginkan atau tidak direspons dengan baik oleh pihak lain dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau penolakan. Penting untuk membaca sinyal dan menghormati batas-batas privasi seseorang.

5. Hubungan yang Terganggu

Jika salah satu atau kedua pihak yang flirting berada dalam hubungan yang eksklusif, hal ini dapat menyebabkan ketidaksetujuan atau masalah dalam hubungan tersebut.

6. Dampak Pekerjaan

Flirting di lingkungan kerja dapat memiliki dampak negatif pada karier seseorang jika tidak dikelola dengan hati-hati. Beberapa perusahaan memiliki kebijakan yang melarang perilaku ini di tempat kerja.

6. Menimbulkan Rumor dan Gosip

Flirting dapat menyebabkan rumor atau gosip, terutama jika dilakukan di tempat-tempat yang terlihat oleh banyak orang dan ini bisa merugikan reputasi seseorang.

Baca juga artikel terkait FLIRTING atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Penyelaras: Dhita Koesno