tirto.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Periode 2024-2029, Anindya Bakrie, menilai bahwa dualisme kepemimpinan di Kadin Indonesia tidak akan bertahan lama. Untuk menyatukan kembali Kadin Indonesia, dia mengatakan akan membuka peluang damai dengan Kadin Indonesia kubu Arsjad Rasjid.
“Harusnya sih semuanya akan satu kembali karena Kadin itu cuma satu. Dan sejarahnya, [konflik] itu biasalah di awal-awal, tapi ujungnya apik dan solid untuk dunia usaha,” ujar dia, saat ditemui awak media di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2024).
Meski begitu, Anindya mengaku belum bisa memberitahukan kepada masyarakat soal kesepakatan apa yang akan ditawarkannya kepada Arsjad untuk membuka ruang damai. Yang pasti, dia berkomitmen menciptakan Kadin yang damai untuk dunia usaha.
“Kita belum bisa bicara seperti itu [soaltawaran untuk Kadin kubu Arsjad]. Tapi, melihat sejarah, tidak ada yang tidak mungkin,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Anindya juga menyebutkan bahwa pihaknya menghormati langkah hukum yang ditempuh Arsjad dan anggota Kadin lainnya terkait pencatutan nama Kadin Indonesia dalam acara Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang digelar beberapa pekan lalu.
Tidak hanya itu, menurut politikus Partai Golongan Karya (Golkar) itu, dalam melayangkan gugatan hukum, Arsjad dan kubunya pasti telah memiliki ketentuan sendiri dalam SCOC (Steering Committee and Organizing Committee).
“Mereka tentu sudah membuat SCOC-nya sendiri dan hasilnya sudah kita lihat. Nah, sekarang tentu kalau ada pihak-pihak yang tidak puas dan saya rasa itu tentu sah-sah saja, wajar-wajar saja. Kan sudah ada ranahnya,” kata dia.
Meski begitu, Anindya telah membentuk tim hukum untuk menghadapi gugatan hukum dari Arsjad. Hal itu dilakukannya agar bisa berfokus menjalankan tugasnya sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia hasil Munaslub 2024.
“Yang pasti kami di Kadin, kami fokus berpikir ke depan dan tentu ada tim sendirilah yang fokus mengurus hal-hal yang berkaitan dengan perbedaan persepsi,” sambung Anindya.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi