tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan musim penghujan di masa pandemi COVID-19 harus dihadapi dengan tiga kunci. Ketiganya bersamaan harus diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat Ibu Kota.
“Pertama, adalah aliran air dari hulu akibat hujan deras di pegunungan yang mengalir lewat 13 sungai (lalu) masuk ke kota ini; kedua, hujan lokal; ketiga, permukaan air laut meningkat dan bersamaan mengalami penurunan permukaan tanah khususnya di kawasan pesisir,” ucap dia dalam Apel Gelar Pasukan Kesiapan Tanggap Banjir di Polda Metro Jaya, Rabu (30/9/2020).
Siaga, tanggap, dan galang, jadi tiga kunci pemerintah provinsi untuk menghadapi musim penghujan. Siaga, kata Anies, artinya memantau secara berkala jika kawasan hulu hujan lebat, maka DKI akan siap sedia dan tanggap jika mulai ada genangan.
Selanjutnya perihal galang. “Kita [pemprov dan warga] harus galang seluruh kekuatan, ketika berhadapan dengan banjir tidak mungkin sendirian. Tidak mungkin hanya polisi, TNI, Pemprov. Tiga unsur ini bekerja sama untuk menggalang seluruh kekuatan masyarakat, bahu-membahu ketika hadapi ancaman banjir,” jelas Anies.
Dia melanjutkan, pihaknya dan instansi terkait akan menyiapkan prosedur evakuasi, dua tempat pengungsian, dan taat mengikuti protokol kesehatan dalam musim penghujan kali ini. Curah hujan tinggi pada 22 September lalu menyebabkan Jakarta banjir sekira 30-80 sentimeter dan merendam 30 ruas jalan.
Berdasar prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), awal musim hujan 2020/2021 di 342 Zona Musim (ZOM) diperkirakan umumnya mulai bulan Oktober 2020 sebanyak 119 ZOM (34,8%), 131 ZOM (38,3%) di November, dan 56 ZOM (16,4%) pada Desember 2020.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri