tirto.id - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra menyarankan anggaran kesehatan Indonesia pada 2023 sekitar Rp200 triliun (T). Hal itu disampaikan Hermawan menanggapi penurunan anggaran kesehatan Indonesia dari Rp255,4 triliun pada 2022 menjadi Rp169,8 triliun pada 2023.
“Nah ini cukup substantif, maka itu saya pikir seharusnya masih bisa sekitar angka Rp200 triliun untuk mengantisipasi dan mengoptimalkan kemandirian alat [kesehatan]. Mudah-mudahan masih ada koreksi nih ke depan,” kata Hermawan ketika dihubungi reporter Tirto, Kamis (18/8/2022).
Hermawan beralasan kondisi Indonesia belum sepenuhnya kembali normal dari pandemi COVID-19. Lalu, terdapat ancaman penyakit-penyakit menular lainnya yang berpotensi muncul di masa mendatang.
Selain itu, Hermawan mengatakan Indonesia perlu mengejar riset dan pengembangan teknologi, termasuk produksi farmasi serta vaksin dalam negeri.
“Nah tentu saja, ini semua tidak bisa hanya sekedar normatif, tapi ada affirmative policy namanya, kebijakan keberpihakan,” kata dia.
Menurut Hermawan, Indonesia kini menghadapi transformasi teknologi kesehatan atau transformasi digitalisasi kesehatan. Hal itu membutuhkan investasi yang besar termasuk penyiapan infrastruktur.
“Di sinilah sisi yang membutuhkan banyak sekali capaian program dari segi kesehatan masyarakat yang harus ditopang dengan penganggaran yang kuat, tidak sekedar anggaran yang diperuntukkan untuk jaminan kesehatan atau pengobatan,” tutur dia.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan