Menuju konten utama

Anggaran Kesehatan Turun, Epidemiolog: Yang Penting Cukup

Epidemiolog menyebut penting ada pendanaan yang cukup untuk transformasi kesehatan & memulihkan dampak layanan yang terdisrupsi oleh pandemi selama 2 tahun.

Anggaran Kesehatan Turun, Epidemiolog: Yang Penting Cukup
Petugas kesehatan menimbang berat badan anak di Posyandu Mayang, Kelurahan Mrican, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (5/8/2022). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/rwa.

tirto.id - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono berharap agar anggaran kesehatan Indonesia 2023 cukup untuk transformasi kesehatan serta memulihkan dampak pada layanan kesehatan yang terdisrupsi akibat pandemi COVID-19.

Hal ini merespons terhadap anggaran kesehatan Indonesia yang turun dari Rp255,4 triliun (T) pada 2022 lalu menjadi Rp169,8 T pada 2023 mendatang.

“Penting agar ada pendanaan yang cukup untuk transformasi kesehatan dan memulihkan dampak layanan [kesehatan] yang terdisrupsi oleh pandemi [COVID-19] selama 2 tahun ini,” kata Pandu kepada Tirto, Kamis (18/8/2022).

Menurut dia, anggaran kesehatan Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya besar karena untuk perawatan pasien COVID-19. Lalu, biaya perawatan pun menurun drastis lantaran pasien COVID-19 yang dirawat menurun bersamaan dengan peningkatan imunitas penduduk.

“Tidak diperlukan dana emergency (darurat) lagi,” tutur Pandu.

Dia berharap ke depannya anggaran kesehatan Indonesia tahun 2023 dapat dialokasikan sesuai dengan kebutuhan.

“Yang penting anggaran [kesehatan Indonesia tahun 2023] sesuai dengan kebutuhan,” ujar Pandu.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengatakan anggaran kesehatan rencananya sebesar Rp169,8 T atau 5,6 persen dari belanja negara. Hal ini berdasarkan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023.

“Anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp169,8 triliun atau 5,6 persen dari belanja negara,” sebut Jokowi dalam Pidato Presiden RI terkait Pengantar RAPBN 2023 dan Nota Keuangannya di Kompleks Parlemen RI, Selasa (16/8/2022).

Angka ini menurun dari APBN 2022 yang sebesar Rp255,4 T. Jokowi menuturkan, anggaran kesehatan tersebut nantinya akan diarahkan untuk melanjutkan penanganan pandemi COVID-19, reformasi sistem kesehatan, percepatan penurunan masalah gizi kronis (stunting), serta kesinambungan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Percepatan penurunan stunting dilakukan melalui perluasan cakupan seluruh kabupaten atau kota di Indonesia, dengan penguatan sinergi berbagai institusi,” kata Jokowi.

Adapun dia mengatakan bahwa belanja negara dalam RAPBN 2023 direncanakan sebesar Rp3.041,7 triliun yang meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.230,0 T serta transfer ke daerah Rp811,7 triliun.

Baca juga artikel terkait RAPBN 2023 atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri