tirto.id - Musisi sekaligus jurnalis Ananda Badudu, ditangkap oleh pihak kepolisian dan dibawa ke Polda Metro Jaya, pada Jumat (27/9/2019) subuh. Ia dituduh melakukan transfer sejumlah dana ke gerakan mahasiswa pada 23-24 September lalu.
Informasi tersebut didapat dari cuitan Ananda Badudu lewat akun Twitternya.
"Saya dijemput polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa," kata Ananda, pada pukul 04.34 WIB.
Setelah itu dia mencuit kembali. "Saya dijemput polda," lanjutnya.
Terakhir, ia memposting cuitan terakhirnya dengan foto seorang petugas kepolisian yang memegang surat penangkapan.
Manajer Kampanye Amnesty International Indonesia, Puri Kencana Putri, membenarkan informasi tersebut. Saat ini ia sedang berada di Polda Metro Jaya untuk menunggu Ananda tiba.
"Iya, dengan tuduh mentransfer sejumlah dana ke mahasiswa. Dan setelah saya hubungi temannya, tuduhan lainnya adalah dianggap memprovokasi kekerasan," kata Puri saat ditemui wartawan Tirto, Jumat subuh.
Hingga pukul 05.07 WIB, belum diketahui dikenakan pasal berapa Ananda Badudu mengingat tak ada informasi yang bisa diakses ke surat penangkapannya.
Namun untuk diketahui, sebelum demo besar-besar mahasiswa digelar di DPR, Ananda sudah berinisiatif menggalang dana publik untuk aksi pada 23 dan 24 September 2019. Ia membuat donasi di platform crowdfunding kitabisa.com dengan target donasi Rp50juta.
Sumbangan donasi melonjak melebihi target menjadi Rp175 juta selama empat hari terakhir. Uang itu lantas digunakan untuk menyewa 20 ambulans serta tenaga medis, pembelian air dan konsumsi untuk para mahasiswa.
“Aku memang bikin donasi di kitabisa.com untuk membantu aksi mahasiswa. Ini untuk kebutuhan sewa ambulans, konsumsi. Enggak kepikiran juga jadi banyak sekali yang mau ikut menyumbang,” kata Ananda kepada Tirto.
Ananda mengunggah laporan penggunaan dana via akun Twitter dia. Bukti pembayaran berupa nota atau kuitansi tulis tangan dilampirkan. Sampai Rabu kemarin, 25 September, sisa uang tinggal sekitar Rp40 jutaan.
Penggalangan dana ini hanya satu bagian dari banyak hal yang dikerjakan oleh Ananda. Ia bersama teman-temannya menggunakan Twitter untuk berbagi informasi terkait aksi mahasiswa. Dari lokasi aman, titik jemput ambulans, pengiriman air dan obat-obatan, hingga informasi orang hilang.
Sayangnya, aksi kemanusiaan yang digalang oleh Ananda ini dihalang-halangi oleh polisi.
Pada 25 September menjelang tengah malam, Ananda mencuit: "Jika kamu menyaksikan kepolisian menghalangi/mempersulit kerja ambulans/tim medis di lapangan saat aksi, bisa ceritakan di bawah ini. Kalau ada video & foto lebih bagus.”
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti