tirto.id - Aktivis, peneliti dan konsultan spesialis disabilitas untuk Program Peduli, Bahrul Fuad, merespons program kartu bantuan yang dirilis Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bagi penyandang disabilitas.
Fuad menilai seharusnya Pemprov DKI Jakarta lebih memfokuskan pada pembenahan fasilitas dan transportasi publik yang ramah disabilitas, alih-alih hanya memberi bantuan logistik dan biaya gratis transportasi umum.
"Saya enggak apa-apa dapat tiket gratis kereta dan MRT, tapi saya lebih seneng agar fasilitasnya diperbaiki menjadi ramah difabel. Contoh MRT tidak enggak dapat diskon, tapi pelayanannya bagus. Aksesnya mudah. Tapi bayangkan ketika dapat diskon naik KRL, tapi susah naiknya seperti saya. Aksesnya sulit," katanya saat dihubungi wartawan Tirto, Rabu (4/9/2019) lalu.
"Kalau hanya kartu yang disiapkan, justru akan membangun stigma baru di tubuh disabilitas," lanjut dosen FISIP UI yang juga penyandang disabilitas itu sendiri.
Fuad mengatakan bahwa para penyandang disabilitas memiliki biaya hidup yang lebih banyak daripada non-disabilitas. Untuk orang biasa mungkin akan murah menggunakan KRL, namun untuk penyandang disabilitas seperti Fuad, akan sulit naik KRL dan akhirnya memiliki menggunakan taksi yang lebih mahal.
"Solusinya? KRL dibuat ramah disabilitas," katanya.
Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta juga diminta untuk memperbaiki ranah pendidikan dan rekrutmen ketenagakerjaan agar lebih ramah terhadap penyandang disabilitas.
"Nanti teman-teman [penyadnang disabilitas] bisa mandiri dengan sendirinya kok. Kalau bisa sekolah, kursus, kerja, dia dapat income dan hidup sejahtera, jadi kita tidak butuh bantuan kaya kartu lagi. Kalau memang serius bangun Jakarta inklusif, ya itu tadi akses pendidikan diperbaiki, ramah disabilitas, layanan kesehatan. Sekolah juga bikinlah homeschooling. Peluang ekonomi dan kerja dibuka seluas-seluasnya. Bikin balai latihan kerja," katanya.
"Kalau itu sudah inklusif, nggak akan butuh kartu-kartu lain. Karena sudah setara dengan yang lain," lanjutnya.
Pemprov DKI Jakarta resmi menerbitkan Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) untuk para difabel di Jakarta. Dengan kartu tersebut, para difabel akan mendapatkan bantuan dana sosial dan berbagai fasilitas.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini mengatakan peluncuran kartu ini merupakan kerja sama antara Bank DKI dengan Dinas Sosial DKI. Fasilitas yang didapat penerima KPDJ diantaranya layanan gratis naik Transjakarta di 13 koridor, pangan bersubsidi berupa beras, daging sapi atau ayam, ikan, dan telur serta menjadi anggota Jakgrosir.
Pada tahap pertama pemerintah telah mendistribusikan 7.137 KPDJ dari total 14 ribu kartu.
Herry menjelaskan penyaluran KPDJ bertujuan untuk membantu kaum difabel memenuhi kebutuhan dasar, mengakses pelayanan publik serta meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa penerima kartu tersebut akan diprioritaskan kepada penyandang disabilitas yang berasal dari kalangan ekonomi yang lemah. Data yang digunakan oleh Pemprov DKI, kata Anies, berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT) yang merupakan hasil sensus Badan Pusat Statistik.
"Itu adalah hasil sensus BPS terkait masyarakat, lalu sensus itu datanya dikoreksi lagi oleh TNP2K dengan Kemensos, nah, itulah yang akan menerima bantuan. Tahun ini baru diberikan kepada 14.000," kata Anies saat ditemui di Balai Kota, Selasa (3/9/2019) pagi.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Maya Saputri