tirto.id - Panglima TNI Jenderal, Agus Subianto, mengatakan lembaganya membuka peluang merekrut anggota dari kelompok disabilitas.
Menurut Agus, Polri sudah lebih dahulu merekrut anggota dari kelompok disabilitas tersebut. Hal itu pun dipandang menjadi salah satu program yang patut dicontoh.
"Sekarang kepolisian sudah ada pendidikan yang disabilitas. Ada yang mohon maaf (memperagakan tangan tak sempurna), dijadikan polisi. Karena nanti dengan penugasannya mungkin nanti kita juga bisa seperti itu," kata Agus, dalam pengarahan dalam acara Rapim TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1/2025).
Agus menyadari kelompok disabilitas juga memiliki hak untuk menjadi anggota TNI.
"Jadi, semua masyarakat punya hak untuk jadi tentara, tentunya dengan kriteria rekrutmennya yang berbeda," ungkap Agus.
Agus juga mengapresiasi jajarannya perihal proses seleksi ketat yang dilakukan dalam merekrut anggota. Seleksi yang dilakukan belakangan ini terhadap para taruna, kata Agus, jauh lebih sulit dari era dirinya.
"Bayangi para perwira, masuk Akmil masih ada yang PSI-nya (psikologinya) 70 orang. Apa engga pusing? Kalau ada ujian dikasih kisi-kisi, her (mengulang). Dikasih kisi-kisinya saja her juga," ucap Agus.
Diketahui, Polri menerima 16 personel yang berasal dari kalangan disabilitas. Penerimaan anggota Polri dari kalangan disabilitas ini menjadi yang pertama dilakukan di antara instansi penegak hukum se-Asia.
Irwasum Polri, Komjen Dedi Prasetyo, mengatakan 16 personel dari kalangan disabilitas ini terdiri dari penyandang buta warna parsial maupun memiliki fisik yang tidak lengkap.
Seluruh personel ini nantinya akan ditempatkan di berbagai satuan kerja dari tingkat Mabes Polri hingga Polda jajaran.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
