tirto.id - Upacara pemakaman Profesor Stephen Hawking dilangsungkan pada Sabtu (31/3/2018) di gereja dekat Universitas Cambridge, perguruan tinggi tempat ia pernah menjadi anggota selama lebih dari setengah abad.
Putra-putri Hawking mengatakan memilih melangsungkan upacara pemakaman di Cambridge karena ayah mereka pernah tinggal dan bekerja di Cambridge selama lebih dari setengah abad dan Cambridge adalah "bagian kota terpadu dan sangat ia kenali, yang ia sangat cintai dan mencintainya".
Sekitar 500 anggota keluarga, sahabat dan teman kerjanya hadir dalam upacara pribadi pemakaman Hawking di Gereja Great St Mary's, yang dipimpin pendeta Dr Cally Hammond.
Hammond merupakan Dekan Gonville & Caius College, tempat Hawking menjadi anggota selama lebih dari 50 tahun.
Sejak Hawking meninggal, sudah lebih dari tiga ribu orang datang ke Gonville & Caius College untuk mengisi buku duka cita, yang nantinya akan diserahkan kepada keluarga Hawking. Buku duka cita versi daring juga telah terisi dengan ribuan pesan dari seluruh dunia.
Dalam pernyataan, putra-putri Hawking, yaitu Lucy, Robert dan Tim, berterima kasih atas seluruh pihak yang mendoakan kepergian ayah mereka.
"Mewakili seluruh keluarga, kami ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas semua penghormatan untuk ayah kami dan terima kasih sebesar-besarnya kepada mereka yang mengirimkan pesan pernyataan duka cita," ujar mereka sebagaimana diberitakan Xinhua.
Beberapa ruas jalan di Cambridge ditutup saat iring-iringan mobil jenazah melintas dari kediaman sang profesor di bagian barat kota itu menuju King's Parade dan wilayah di sekitar Gereja Great St Mary's.
Warga dan pendatang yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan, berkumpul di luar gereja untuk menyampaikan penghormatan terakhir. Mereka menyaksikan peti jenazah Hawking digotong oleh enam petugas ke dalam gereja.
Upacara pemakaman dilanjutkan dengan resepsi tertutup di Trinity College, yang letaknya juga dekat dengan gereja.
Abu jenazah Stephen Hawking akan dikebumikan di samping makam Isaac Newton dan Charles Darwin di Westminster Abbey di London pada 15 Juni.
Hawking merupakan sosok legendaris dalam sejarah modern fisika. Ia terkenal atas karyanya menyangkut lubang hitam dan teori relativitas.
Hawking telah menulis sejumlah buku laris bidang ilmu pengetahuan walaupun ia dalam keadaan terbelenggu di kursi roda setelah mengalami gangguan saraf motoris pada 1963 saat ia berusia 21 tahun.
Ia menciptakan landasan baru pada hukum dasar, yang mengatur alam semesta, termasuk pengungkapan bahwa lubang hitam memiliki suhu dan memproduksi radiasi, yang sekarang disebut dengan radiasi Hawking.
"Dia [Hawking] ilmuwan yang hebat dan pribadi yang unik dengan warisan karya dan ilmu yang akan hidup hingga beberapa tahun lagi," ujar mereka, dalam pernyataan yang dikutip The Guardian.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani