Menuju konten utama

Alasan PAN Yakin Erick Masuk Cawapres Prabowo usai PKB Mundur

PAN menilai Erick Thohir lebih berpotensi diusung jadi cawapres Prabowo dari sisi elektabilitas setelah Cak Imin merapat ke koalisi Anies.

Alasan PAN Yakin Erick Masuk Cawapres Prabowo usai PKB Mundur
Ketua Umum Partai Gerindra cum Bacapres Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, menghadiri Acara Milad ke-25 PAN di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (28/8/2023). Tirto.id/Taher.

tirto.id - Ketua DPP PAN Saleh P Daulay menegaskan bahwa PAN akan terus mendorong Menteri BUMN Erick Thohir sebagai pendamping Bakal Calon Presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto.

Saleh mengaku, PAN menghormati sikap Partai Golkar yang mendorong Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai nama pendamping Prabowo. Namun, PAN menilai Erick lebih layak dari sisi elektabilitas setelah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menjadi cawapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan.

"Dari survei elektabilitas, Erick Thohir kan sangat baik. Dibandingkan dengan kandidat lain, Erick Thohir masih berada di barisan teratas. Karena itu, wajar sekali kalau dijadikan sebagai skala prioritas," kata Saleh dalam keterangan yang diterima, Minggu (3/9/2023).

Saleh mengatakan, PAN sudah mengajukan proposal Erick sebagai cawapres Prabowo di internal KIM. Mereka mempersilakan internal menentukan sikap, tetapi mereka tetap berkeyakinan Prabowo-Erick adalah pasangan ideal.

"Oh ya, dalam konteks pilpres, pasangan Prabowo-Erick Thohir dinilai paling tepat. Ada unsur tua-muda, militer-sipil, memahami bisnis dan keuangan, representasi nasionalis-religious, dan memahami geopolitik dan sistem pertahanan keamanan," kata pria yang juga Ketua Fraksi PAN ini.

"Kuncinya memang dalam kedaulatan dan pertahanan. Negara kita harus berdaulat dalam segala aspek; ekonomi, sosial, politik, budaya, dan keamanan. Di dalam kedaulatan ini martabat bangsa akan semakin diperhitungkan. Nah, posisi seperti ini ada pada pasangan Prabowo-Erick Thohir," tutur Saleh.

Sebelumnya, bacapres Partai Gerindra Prabowo Subianto memastikan nama koalisinya berubah nama dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju. Mereka bertekad untuk melanjutkan strategi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di masa depan.

Nama koalisi Prabowo sebelumnya bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Koalisi ini sebelumnya dibentuk hanya ada dua partai PKB dan Gerindra. Namun, nama tersebut berpotensi berubah setelah Golkar dan PAN merapat. Lalu Prabowo mengumumkan nama Koalisi Indonesia Maju (KIM) ketika Golkar dan PAN bergabung.

Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan nama bakal cawapres yang akan mendampingi dirinya belum ditetapkan karena masih harus berdiskusi bersama ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju, yakni Golkar, PAN, PKB dan Partai Bulan Bintang (PBB). Belakangan, PKB mundur dari koalisi ini dan berpindah ke Koalisi Perubahan.

Dalam sambutannya ketika HUT PAN beberapa waktu lalu, Prabowo mengakui menentukan bakal cawapres bukan urusan mudah. Terlepas dari itu, Prabowo mengatakan nama bakal cawapres akan diputuskan melalui musyawarah mufakat.

Terkait dengan kursi cawapres Prabowo di internal KIM memang masih digodok, muncul dua nama kandidat kuat pendamping Prabowo, yakni Menteri Koordinator Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Menteri BUMN Erick Thohir. Bahkan nama-nama di luar partai pendukung koalisi juga sempat mencuat, seperti Khofifah Indar Parawansa dan Gibran Rakabuming Raka.

Hingga saat ini, Prabowo belum menentukan pilihan dari nama-nama yang masuk bursa cawapres yang akan mendampinginya di Pilpres 2024.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri