tirto.id - Airnav Indonesia (PT Lembaga Penyelenggara Navigasi Penerbangan Indonesia/LPPNPI) dilaporkan akan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp2,27 triliun tahun ini yang ditujukan untuk peremajaan alat-alat navigasi yang sudah tua, sebagai bagian dari strategi investasi perusahaan tersebut.
Direktur Teknik Navigasi LPPNPI Lukman F Laisa di Jakarta, Rabu (5/3/2016), mengatakan saat ini, peralatan navigasi di sejumlah bandara banyak yang usianya sudah mencapai 30 tahun, padahal semestinya maksimal berusia 15 tahun.
"Terutama untuk engine facilities, karena alat-alat kita juga banyak yang berumur sudah tua, seperti radar di Cengkareng sudah 30 tahun," katanya.
Lelang untuk pengadaan alat-alat navigasi itu, lanjut Lukman, sudah mencapai 90 persen pada Triwulan I 2016, sehingga proses peremajaan diperkirakan akan cepat selesai. "Kita optimistis bisa selesai hingga akhir 2016 karena pengadaan alat-alat ini tidak seperti membangun bandara, jadi lebih cepat," katanya.
Lukman menambahkan, pembenahan sistem navigasi juga dilakukan di Papua agar lalu lintas penerbangannya, terutama kargo, lebih lancar sehingga distribusi barang bisa terjamin.
Ia menjelaskan pula bahwa perusahaan akan menggunakan dana tersebut untuk membangun sembilan menara pengontrol lalu lintas udara di sembilan bandara.
Sebagai catatan, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sebelumnya telah mengingatkan Airnav agar meningkatkan investasi untuk meningkatkan keselamatan penerbangan.
"Dari laporan keuangannya, target keuntungan tahun lalu Rp260 miliar, bahkan sampai Rp700 miliar, ini terlambat investasinya. Saya sudah marah-marah karena ini bukan badan usaha mencari keuntungan, tetapi apapun yang didapat harus kembali ke pelayanan," katanya.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara