tirto.id - Kompas adalah alat yang berfungsi untuk penunjuk arah dan bekerja berdasarkan medan magnet bumi. Jarum magnetis yang terdapat di kompas bisa menentukan arah mata angin yang mengarah ke utara-selatan magnet bumi.
Selain sebagai penunjuk arah, masih ada fungsi kompas yang lainnya, yaitu untuk mengukur sudut horizontal dan membuat sudut siku-siku, demikian mengutip buku e-modulPengantar Survey dan Pengukuran terbitan Kemdikbud.
Jadi, ada banyak fungsi kompas, tak hanya penunjuk arah. Di e-modulPemetaan Lahan Pertanian (2016) dari Kemdikbud, sejumlah fungsi kompas ialah: mencari arah mencari arah utara magnetis; mengukur besarnya sudut kompas dan sudut peta; mencocokkan letak orientasi, dan menentukan tempat perpotongan atau persilangan.
Belum diketahui kapan tepatnya prinsip di balik kompas magnetis pertama kali ditemukan. Namun, menukil publikasi lamanNational Geographic, para ilmuwan dan sejarawan menduga bangsa Cina menjadi yang pertama mengembangkan kompas magnetis untuk navigasi.
Bahkan, bangsa Cina diduga telah mengembangkan kompas navigasi ini sejak abad ke-11 atau ke-12, dan selanjutnya disusul oleh Eropa Barat pada akhir abad ke-12. Akan tetapi, pada masa awal penggunaannya, kompas hanya dipakai untuk alat navigasi cadangan pada saat matahari, bintang, atau penunjuk arah lainnya tidak dapat dilihat.
Memasuki abad ke-15, para penjelajah mulai menyadari bahwa arah utara yang ditunjukkan oleh kompas tidak sama dengan arah utara geografis bumi yang sebenarnya.
Kemudian, diketahui bahwa sejatinya terdapat tiga jenis arah utara, yakni arah utara sebenarnya (true north), utara magnetis (magnetic north), dan utara peta (grid north). Arah utara magnetis inilah yang sering dijadikan acuan dalam penggunaan kompas.
Bagian-bagian Kompas dan Fungsi 4 Komponen Utama
Merujuk pada catatan Ir. Muhammad Yamin, MT dalam e-modulPemetaan Lahan Pertanian (2016), kompas terdiri dari empat komponen, yakni jarum kompas, piringan bacaan sudut, skala sudut dan rumah kompas. Berikut penjelasan tentang fungsi masing-masing komponen kompas tersebut.
Pertama, jarum kompas atau jarum magnet.
Jarum kompas merupakan bagian terpenting dari kompas. Jarum magnet kompas digunakan untuk menunjukkan arah utara-selatan magnet bumi. Untuk menjaga jarum kompas agar tidak berkarat bisa menggunakan minyak bening sebagai cairan antistatik. Ada pula beberapa jarum magnet yang diberi fosfor untuk membantu melihat arah kompas saat malam hari.
Kedua, piringan sudut derajat.
Di dalam kompas, ada lingkaran yang terdiri dari garis-garis skala sudut. Garis pembagian skala sudut ini dinyatakan dalam satuan derajat. Skala derajat ini bisa dibaca searah dengan jarum jam yang dimulai dari arah utara magnetis, dan lalu kembali melingkar menuju titik utara magnetis.
Ketiga, skala piringan derajat.
Ada beberapa skala piringan derajat kompas. Pembagian derajat internasional atau standarnya adalah seperti sudut lingkaran (360 derajat).
Keempat, rumah kompas.
Rumah kompas merupakan tempat perangkat kompas berada. Rumah kompas berfungsi sebagai pembungkus dan pelindung komponen utama kompas: jarum dan lingkaran berskala.
Sama seperti jarum kompas, rumah kompas perlu diberi minyak bening sebagai penangkal karat. Minyak bening itu bisa melindungi kompas agar tetap berfungsi normal ketika saat terpapar suhu sangat rendah, dan membuat jarum kompas bekerja lebih baik sekaligus lebih tenang.
Cara Menggunakan Kompas dengan Benar
Cara menggunakan kompas untuk melakukan pengukuran sudut harus pada posisi yang horizontal atau datar. Hal ini bertujuan agar jarum magnet yang berfungsi sebagai penunjuk dapat berputar bebas mendatar untuk mengarah ke utara-selatan magnet bumi. Cara ini juga dapat meningkatkan keakuratan kompas.
Secara garis besar, cara menggunakan kompas yang benar adalah sebagai berikut:
- Buka bagian penutup kompas (untuk kompas yang ada penutupnya);
- Jauhkan kompas dari gangguan di sekitar, terutama benda mengandung medan magnet;
- Pegang atau letakkan kompas dengan posisi yang datar;
- Bidik sasaran yang dituju menggunakan celah bidik;
- Garis bidik dan sasaran harus berada pada satu garis lurus;
- Lihat dan baca besarnya sudut yang terlihat dengan angka-angka derajat (kompas bidik).
Macam-Macam Kompas dan Fungsinya
Kompas memiliki banyak jenis dan bentuk. Kembali mengutip e-modul Pemetaan Lahan Pertanian (2016), secara umum, kompas dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni kompas bidik (kompas prisma), kompas orientasi (kompas silva), dan kompas standar.
Selanjutnya, melansir dari lamanAdvnture disebutkan terdapat dua macam jenis kompas secara umum, yakni kompas magnetis dan kompas non-magnetis.
Kompas magnetis terdiri dari kompas pelat dasar atau kompas silva atau kompas orientasi (base plate compass), kompas prisma, kompas jempol (thumb compass), dan kompas solid state (solid state compass).
Adapun sejumlah contoh kompas non-magnetis ialah GPS (Global Positioning System), kompas gyro (gyrocompass), dan kompas astro (astrocompass).
Jika dilihat dari penamaannya, ada lebih banyak lagi jenis kompas yang digunakan untuk berbagai keperluan navigasi, termasuk untuk penjelajahan pada masa lalu. Berikut ini macam-macam jenis kompas beserta fungsinya masing-masing.
1. Kompas Bidik atau Kompas Prisma
Kompas bidik atau prisma berfungsi untuk mempermudah menghitung sudut sasaran bidik (tempat atau benda) secara langsung. Kompas ini terbuat dari bahan logam sehingga memiliki bobot yang cukup berat.
Kompas bidik terbilang mudah untuk digunakan dan didatarkan. Besar sudut bidikan kompas jenis ini bisa langsung dibaca melalui prisma sehingga sudut azimutnya juga dapat langsung diketahui.
2. Kompas Silva atau Kompas Orientasi
Kompas silva atau orientasi berfungsi untuk orientasi lapangan. Selain itu, kompas ini juga dapat digunakan sebagai pengganti busur derajat untuk mengukur besar sudut peta.
Di perangkat kompas silva, ada tanda panah penyesuai, konektor (untuk peta skala 1 : 50.000 dan 1 : 25.000), penggaris, kaca pembesar, lensa pembidik, serta cermin yang dapat digunakan untuk memudahkan pembacaan dan pembidikan.
Namun, kompas Silva memiliki kekurangan. Untuk memposisikan kompas ini agar horizontal atau datar harus menggunakan alat bantu (penyangga). Ketika membidik, besar sudut kompasnya juga tidak dapat langsung diketahui, dan harus melalui perhitungan.
3. Kompas Standar
Kompas standar merupakan kompas dasar yang fungsi utamanya adalah sebagai penunjuk arah mata angin saja. Kompas ini berukuran lebih kecil dibandingkan dua jenis kompas sebelumnya.
Meskipun berukuran lebih kecil, kompas ini dilengkapi dengan lensa bikonkaf untuk mempermudah pembacaan dan pengait yang dapat digunakan untuk mendatarkan posisi kompas.
Kompas standar tergolong ringan dan praktis, sehingga mudah dibawa atau digunakan. Selain itu, harga kompas ini juga terbilang murah.
Di balik sejumlah kelebihannya, kompas standar juga memiliki kekurangan. Piringan kompas jenis ini mudah sekali bergerak. Hal ini mempersulit penentuan besaran sudut kompas saat di lapangan. Ditambah lagi, pengukuran besar sudut di kompas standar tergolong kurang akurat karena masih harus berdasarkan perkiraan saja.
4. Kompas Peary (Peary’s Compass)
Robert Peary diduga merupakan orang pertama yang menggunakan kompas ini untuk mencapai Kutub Utara. Kompas pada umumnya akan menunjuk ke arah utara yang secara geografis (utara sebenarnya) berada di Kutub Utara. Namun, pada kompas peary malah menunjuk ke arah selatan. Hal ini karena kutub utara magnetis yang sebenarnya berjarak 800 kilometer. Kompas peary kini dipajang di Arsip Angkatan Laut Amerika Serikat di Washington, D.C.
5. Kompas Genggam (Hand-Held Compass)
Kompas ini termasuk dalam jenis kompas magnetis. Kompas genggam magnetis ini menggunakan prinsip kerja jarum magnet yang disejajarkan dengan medan magnet bumi.
Saat ini, kompas genggam magnetis ini sedang berada dalam tahap uji coba oleh US Marine Corps Cpl. Travis Bos saat latihan di Area Pelatihan Pohakuloa, Hawaii.
6. Kompas Dinasti Han (Han Dynasty Compass)
Disebutkan bahwa Cina merupakan salah satu peradaban pertama yang mengembangkan kompas canggih. Kompas dinasti han ada sekitar antara abad ke-2 SM hingga abad ke-2 M. Model kompas ini berbentuk sendok yang dimagnetisasi dengan bijih sehingga berfungsi sebagai jarum kompas.
7. Kompas Pelaut (Navigational Tool)
Kompas pelaut pertama kali dikembangkan oleh para astrolog dan ilmuwan Tiongkok sekitar tahun 1050 atau abad ke-10. Kompas tersebut mirip dengan yang digunakan oleh Christopher Columbus selama dalam masa penjelajahannya (zaman eksplorasi) di abad ke-15.
8. Kompas Kayak (Kayak Compass)
Para penjelajah dan pelaut pada abad ke-12 atau ke-13 sering menggunakan kompas kayak ini sebagai alat navigasi mereka. Begitu juga dengan para pemburu dari Pulau Little Diomede, Alaska. Mereka menggunakan kompas ini untuk bepergian ke Selat Bering.
9. Navigasi Militer (Military Navigation)
Kompas ini merupakan kompas magnet modern yang dilengkapi dengan kaca pembesar dan cermin. Jenis kompas ini digunakan bersama dengan peta untuk mengidentifikasi arah yang harus ditempuh selama latihan dalam pelatihan navigasi darat di kemiliteran.
10. Kompas Gyro (Gyrocompass)
Beberapa jenis kompas tidak menggunakan magnet bumi untuk menunjukkan arah. Kompas gyro merupakan salah satunya.
Kompas gyro termasuk jenis kompas digital yang ditemukan pada awal abad 20. Kompas ini sering digunakan di kapal dan pesawat terbang.
Cara kerja kompas gyro, yakni dengan menggunakan giroskop yang berputar mengikuti sumbu rotasi bumi untuk menunjuk ke arah utara yang sebenarnya.
11. Kompas Matahari (Solar Compass)
Jenis kompas ini menggunakan matahari sebagai alat navigasinya. Kompas matahari terdapat pada jam tangan analog yang sederhana.
Cara menggunakan kompas ini pun juga mudah. Cukup pegang jam tangan sejajar dengan tanah dan arahkan jarum jam ke arah matahari. Lalu, temukan sudut yang terbentuk di antara jarum jam dan tanda jam 12, itu adalah arah utara-selatan.
Di belahan bumi selatan, posisi arah utara akan semakin dekat dengan matahari. Sebaliknya, di belahan bumi utara, arah utara akan semakin jauh dari matahari.
12. Kompas Jempol (Thumb Compass)
Sesuai dengan namanya, kompas jenis ini menempel pada jempol penggunanya. Kompas jempol memiliki ukuran yang lebih kecil dan sederhana daripada kompas orientasi. Namun, meskipun kecil kompas ini dapat menunjukkan arah dengan cepat.
13. Kompas Solid State (Solid State Compass)
Kompas jenis ini sangat populer, dan keberadaannya ada di jam digital, ponsel, dan tablet. Kompas solid state menggunakan sistem sensor medan magnet yang dimasukkan ke dalam mikroprosesor, sehingga dapat menampilkan data orientasi arah perangkat.
14. Kompas GPS (Global Positioning System)
GPS merupakan jenis kompas non-magnetis yang saat ini terdapat di setiap smartphone. Adapun keunggulan GPS adalah dapat menampilkan titik koordinat dan ketinggian secara akurat.
Namun, layanan kompas GPS ini akan memungkinkan smartphone kehabisan baterai sehingga GPS tidak dapat lagi digunakan kembali setelahnya. Untuk menggunakan GPS sangatlah mudah. Hanya dengan mengaktifkan layanan lokasi yang terdapat pada smartphone akan secara otomatis dapat mengaktifkan kompas GPS.
Penulis: Reynata Sanjaya
Editor: Addi M Idhom