tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, meragukan data pekerja terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang beredar di masyarakat, di mana pada akhir September 2024 telah mencapai 52.993 orang. Ia beralasan, data pekerja terdampak PHK yang dicatat oleh Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) di berbagai daerah jauh lebih sedikit.
“(Jumlah korban PHK) Tidak sesuai dengan apa yang disampaikan di masyarakat karena jumlah PHK yang terdaftar di dinas relatif lebih rendah daripada yang disampaikan masyarakat,” kata Airlangga saat ditemui usai acara Temu Alumni Prakerja, di Jakarta, Kamis (3/10/2024).
Sebagai contoh, data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah tercatat sebanyak 8.231 orang terdampak PHK dan 3.719 pekerja lainnya dirumahkan di sepanjang Januari-Agustus 2024. Sedangkan berdasar data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah PHK di Jawa Tengah menjadi yang terbesar, di mana per Agustus 2024 telah mencapai 14.712 orang.
Jika dirinci, dari total 8.231 pekerja ter-PHK, 20,19 persen atau sekitar 1.166 pekerja di antaranya berasal dari Kabupaten Boyolali. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Pekalongan sebanyak 1.268 pekerja atau 15,41 persen dan Kota semarang 14,71 persen atau sekitar 1.210 pekerja.
Selain itu, Airlangga juga menyoroti kecilnya jumlah pekerja yang memanfaatkan insentif Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang diberikan pemerintah. Padahal, pihaknya telah menyiapkan dana sekitar Rp1,2 triliun.
“Insentif JKP akan disiapkan dari dana sekitar Rp1,2 T pemanfaatannya masih sangat kecil,” bebernya.
Berdasar data BPJS Ketenagakerjaan, realisasi klaim JKP pada periode Januari-Juni 2024 adalah sebesar Rp237,04 miliar, sedangkan klaim JKP pada Agustus 2024 saja mencapai Rp27,57 miliar. Sementara itu, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan peningkatan peserta aktif JKP sebanyak 53,96 juta pada 2024.
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan, Indah Anggoro Putri, mengungkapkan bahwa jumlah pekerja terdampak PHK sejak Januari- 26 September 2024 sebanyak 52.993 orang. Dari data tersebut, kontributor terbesar adalah Jawa Tengah dengan jumlah sebanyak 14.767 orang.
“Tiga provinsi PHK terbesar, satu Jawa Tengah 14.767 tenaga kerja. Dua, Banten 9.114 tenaga kerja. Ketiga, DKI Jakarta 7.469 tenaga kerja,” kata Indah, beberapa waktu lalu.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher