Menuju konten utama

Abaikan 'Anak Pelacur', Obama dan Duterte Terlihat Basa-Basi

Setelah adanya insiden penghinaan berupa komentar “anak pelacur”, Obama dan Duterte bertemu sebentar saat keduanya menghadiri KTT ASEAN di Laos. Pertemuan singkat itu dilanjutkan basa-basi keduanya yang diperlihatkan dengan berjabat tangan dan bercakap-cakap.

Abaikan 'Anak Pelacur', Obama dan Duterte Terlihat Basa-Basi
Presiden AS Barack Obama memegang tangannya dan busur di akhir pidatonya di Balai Budaya Nasional Lao, di sela-sela KTT ASEAN, di Vientiane, Laos 6 September 2016. [Foto/REUTERS/Jonathan Ernst]

tirto.id - Presiden AS Barack Obama telah bertemu muka dengan mitranya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Laos, Rabu (7/9/2016) waktu setempat. Merujuk pada situs berita The Guardian, dilaporkan bahwa pertemuan yang berlangsung sebentar itu kemudian dilanjutkan keduanya dengan berbasa-basi.

Sebelum ada pertemuan singkat itu, kedua pemimpin seharusnya bersemuka pada Selasa (6/9/2016) di sela-sela KTT ASEAN di Vientiane, Laos. Namun, agenda itu kemudian dibatalkan menyusul komentar penghinaan yang dilontarkan Duterte dengan menyebut Obama sebagai “anak pelacur”.

Serapah pemimpin Filipina itu merupakan peringatannya untuk Obama dan para pemimpin lainnya yang kerap mengkritik dan mempertanyakan perang anti-narkoba di Filipina, yang dilaporkan telah menewaskan lebih dari 2.400 orang, seperti yang dilansir dari The Guardian.

Dalam pertemuan hari Rabu itu, basa-basi Obama dan Duterte diperlihatkan keduanya dengan berjabat tangan dan berbicara sebentar sebelum menghadiri perjamuan makan malam KTT ASEAN . Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay menyebutkan, Obama dan Duterte bertemu di ruang tunggu dan menjadi dua orang terakhir yang meninggalkan ruangan.

Dari pertemuan itu, Yasay dengan bersikeras mengatakan bahwa hubungan kedua negara tetap erat dan bahkan sangat kuat. Sementara itu, seorang pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa percakapan yang terjadi merupakan basa-basi antardua negara.

Salah satu senator Filipina Alan Peter Cayetano mengatakan, jabat tangan dan percakapan antara Obama dan Duterte menjadi tanda bahwa "semua yang baik-baik, telah berakhir dengan baik. "Ada upaya dari kedua belah pihak untuk memperbaiki keadaan," lanjut Cayetano.

Upaya untuk memperbaiki keadaan sebelumnya telah dilakukan Duterte melalui ungkapan penyesalannya yang disampaikan juru bicara Ernesto Abella. Duterte menyatakan bahwa komentar itu tidak dimaksudkan sebagai penghinaan pribadi.

"Karena komentar terkait pertanyaan pers tersebut telah menimbulkan kekhawatiran, kami menyesal bahwa pernyataan itu diartikan sebagai serangan pribadi terhadap Presiden AS,” ungkap Abella mengutip perkataan Duterte.

Dari gelagat yang ditunjukkan, Marciano Paynor yang merupakan Kepala Protokol Filipna sekaligus Dubes Filipina untuk Amerika, menyebut bahwa Duterte telah belajar dengan cepat selama pertemuan regional antarnegara Asia Tenggara itu. Pasalnya, KTT ASEAN di Laos ini merupakan debut internasional Duterte setelah dilantik sebagai Presiden Filipina pada 30 Juni.

Baca juga artikel terkait FILIPINA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari