tirto.id - Puasa Syawal adalah puasa yang dikerjakan selama 6 hari di bulan syawal. Apa saja keutamaan puasa Syawal? Apakah boleh puasa Syawal kurang dari 6 hari?
Hukum puasa syawal adalah sunah. Puasa ini dilaksanakan setelah Idul Fitri dan dimulai pada tanggal 2 bulan Syawal. Hukumnya menjadi haram jika dikerjakan pada 1 Syawal.
Cara mengerjakan puasa Syawal adalah secara berurutan hingga genap 6 hari. Dibolehkan tidak berurutan atau terpisah asalkan mencapai 6 kali.
Bagi kalangan Muhammadiyah, puasa Syawal dapat mulai dikerjakan pada hari Kamis, tanggal 11 April 2024. Hal ini berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah yang telah menetapkan 1 Syawal 1445 H pada hari Rabu, 10 April 2024.
Sedangkan versi pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) masih akan menunggu hasil sidang isbat dan rukyatul hilal pada tanggal 29 Ramadhan 1445 H. Pemerintah dan NU memulai puasa hari Selasa, 12 Maret 2023, sehingga 29 Ramadhan bertepatan dengan Selasa, 9 April 2024.
Keutamaan dan Keistimewaan Puasa Syawal 6 Hari
Banyak kalangan yang bertanya apakah boleh puasa Syawal kurang dari 6 hari? Sesuai dengan anjuran, puasa Syawal dilangsungnya sebanyak 6 hari.
Jika kurang dari ketentuan, maka dianggap bukan merupakan puasa Syawal secara lengkap lantaran belum genap 6 hari.
Puasa Syawal memiliki sejumlah keutamaan dan keistimewaan. Berikut adalah daftarnya secara lengkap:
1. Bikin Puasa Ramadhan Sempurna
Salah satu keutamaan puasa Syawal ialah membikin puasa Ramadhan menjadi terasa sempurna. Setelah melangsungkan puasa Ramadhan sebulan penuh, ibadah tersebut menjadi semakin sempurna jika dilanjutkan puasa Syawal selama 6 hari.2. Pahalanya Setara Puasa 1 Tahun
Keutamaan berikutnya adalah mendapatkan pahala setara puasa setahun penuh."Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun,".
3. Tanda Puasa Ramadhan Diterima
Melanjutkan puasa Ramadhan dengan puasa Syawal selama 6 hari merupakan tanda bahwa puasa Ramadhan diterima.Setelah melakukan kebaikan sebulan penuh, kemudian dilanjutkan kebaikan berikutnya selama 6 hari.
4. Wujud Syukur
Keutamaan berikutnya adalah menjadi tanda syukur kepada Allah SWT. Setelah melewati puasa Ramadhan dengan penuh kemuliaan, umat Muslin dapat melaksanakan puasa Syawal.5. Melanjutkan Ibadah Ramadhan
Biasanya, manusia semakin meningkatkan ibadah selama bulan Ramadhan. Oleh sebab itu, puasa Syawal menjadi kesempatan untuk melanjutkan ibadah yang sudah menjadi kebiasaan di bulan penuh berkah tersebut.6. Terhindarkan Api Neraka
Puasa Syawal bisa membuat manusia terhindarkan diri dari api neraka. Mengutip sebuah hadis,"Barangsiapa berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka selama 70 tahun," (HR. Al Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ahmad, ad Darimiy, dan Ibnu Majah).7. Malaikat Bersholawat
Malaikat senantiasa selalu bersholawat kepada orang yang sedang berpuasa, apalagi puasa Syawal."Sesungguhnya orang berpuasa apabila ada perjamuan makan padanya, maka malaikat akan memberi shalawat kepadanya sampai perjamuan tersebut selesai, atau menurut lafal lain sampai mereka selesai makan," (HR. at-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan ad-Darimiy).
8. Menghapus Dosa
Salah satu keutamaan puasa sunah ialah dapat menghapus dosa yang telah lalu dan yang tersisa.Hikmah Puasa Sunnah Syawal
Apa hikmah puasa Syawal 6 hari termasuk salah satu yang mendasari alasan mengerjakan puasa sunah tersebut. Apabila mengetahui hikmahnya, umat Islam niscaya semakin termotivasi untuk menjalankan ibadah tersebut.
Salah satu hikmah puasa sunnah Syawal ialah dapat meningkatkan imun alias sistem kekebalan tubuh. Pada saat menahan lapar, sel darah putih semakin meningkat.
Hikmah lainnya adalah mampu membuat sistem pencernaan menjadi sehat. Syawal biasa dipenuhi banyak hidangan. Dengan tetap berpuasa, maka sistem pencernaan tubuh akan terjaga.
Tak hanya itu, hikmah berikutnya yaitu menjadi tanda menjaga istiqomah berpuasa. Setelah berjuang 30 hari berpuasa Ramadhan, puasa sunnah Syawal termasuk rutinitas dalam menjaga puasa.
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus