Menuju konten utama

Puasa setelah Lebaran: Bagaimana Hukum dan Keutamaannya

Puasa setelah Lebaran memiliki banyak keutamaan, mulai dari puasa Syawal hingga puasa sunnah lainnya. Simak hukum, manfaat, & cara melaksanakannya di sini.

Puasa setelah Lebaran: Bagaimana Hukum dan Keutamaannya
Header Mengatur Jam Makan Puasa. tirto.id/Quta

tirto.id - Hari Raya Idul Fitri dirayakan pada tanggal 1 Syawal, menandai berakhirnya bulan Ramadhan. Namun, ibadah tidak berhenti sampai di situ. Di bulan Syawal ini, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa setelah lebaran, yang dikenal dengan nama puasa Syawal.

Berbeda dengan puasa Ramadhan yang hukumnya wajib dan merupakan salah satu rukun Islam, puasa Syawal bersifat sunnah. Artinya, ibadah ini tidak diwajibkan, namun sangat dianjurkan karena memiliki banyak manfaat dan keutamaan, termasuk pahala yang luar biasa besar.

Puasa setelah lebaran Idul Fitri ini memiliki banyak keutamaan, mulai dari penyempurna ibadah Ramadhan, tanda syukur kepada Allah, hingga latihan untuk menjaga konsistensi dalam beribadah.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang keutamaan puasa setelah lebaran yaitu puasa sunnah Syawal, niat yang perlu dibaca, serta tips dalam menjalankan puasa sunnah ini secara ringan dan penuh berkah.

Istilah atau Sebutan untuk Puasa Setelah Lebaran

Buka Bersama

Buka Bersama. foto/istockphoto

Setelah bulan Ramadhan berlalu, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkan ibadah puasa setelah lebaran dengan menjalankan puasa enam hari di bulan Syawal, yang dikenal dengan puasa Syawal.

Dalam bahasa Arab, kata Syawal memiliki makna "meningkat" atau "meninggi". Makna ini mencerminkan harapan bahwa setelah melalui Ramadhan yang merupakan bulan penuh ibadah dan pengampunan, ketika seorang Muslim akan mengalami peningkatan kualitas amal dan ketakwaan.

Dikutip dari artikel berjudul “Peristiwa Besar di Bulan Syawal” yang dimuat di laman resmi Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia, dijelaskan bahwa makna "meninggi" pada kata Syawal mengarah pada semangat untuk terus meningkatkan amal ibadah setelah Ramadhan berakhir.

Anjuran puasa Syawal didasarkan pada hadis shahih dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang berbunyi:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya: "Barang siapa berpuasa Ramadhan, lalu melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa enam hari di bulan Syawal memiliki pahala yang setara dengan puasa selama satu tahun penuh. Hal ini karena satu amal kebaikan dalam Islam akan dilipatgandakan sepuluh kali lipat.

Bulan Syawal juga dikenal dengan beberapa julukan, seperti:

  • Bulan Kembalinya Fitrah, karena umat Islam diyakini kembali dalam keadaan suci setelah menunaikan puasa Ramadhan dan mendapatkan ampunan dosa.
  • Bulan Silaturahmi, di mana tradisi saling memaafkan dan berkunjung ke sanak saudara menjadi bagian penting dari perayaan Idul Fitri.
  • Bulan Ketakwaan, karena Allah SWT memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk menyempurnakan amal ibadah Ramadhan melalui puasa enam hari di bulan ini.
Meskipun termasuk dalam kategori puasa sunnah, puasa Syawal memiliki banyak keutamaan dan sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia mendapatkan pahala seperti berpuasa setahun penuh (HR. Muslim no. 1164).

Lantas, berapa hari setelah lebaran boleh puasa Syawal mulai dilakukan? Dikutip dari artikel “Niat Puasa Syawal dan Ketentuan Waktu Pelaksanaannya” di laman NU Online Jabar, puasa Syawal dapat dimulai pada tanggal 2 Syawal, yakni sehari setelah Idul Fitri. Puasa ini bisa dilakukan secara berurutan atau terpisah, selama masih berada di bulan Syawal.

Jika seseorang memiliki utang puasa Ramadhan di bulan Syawal atau hendak menunaikan puasa nazar, ia tetap bisa mendapatkan keutamaan seperti orang yang melakukan puasa Syawal, menurut sejumlah pendapat ulama. Bahkan, bagi yang memiliki kendala sehingga tidak bisa berpuasa Syawal di bulan tersebut, beberapa ulama membolehkan mengqadha puasa Syawal di bulan lain, meskipun tentunya tidak senilai dengan keutamaan berpuasa tepat di bulan Syawal.

Niat Puasa Setelah Lebaran (Puasa Syawal)

ilustrasi niat puasa

ilustrasi niat puasa. FOTO/iStockphoto

Saat hendak melaksanakan puasa setelah lebaran, yaitu puasa Syawal, penting untuk membaca niat dengan khusyuk dan penuh kesungguhan. Niat ini menjadi penanda bahwa kita benar-benar ingin menjalankan ibadah puasa dengan tulus karena Allah.

Sebenarnya, niat puasa Syawal cukup sederhana. Mengutip dari laman resmi NU Online dalam artikel berjudul “Puasa Syawal: Lafal Niat dan Waktu Pelaksanaannya”, bagaimana niat puasa setelah lebaran Idul Fitri? Berikut adalah lafal niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta‘ala.”

Niat puasa setelah lebaran Idul Fitri ini bisa dibaca mulai dari masuknya waktu Maghrib sehari sebelum puasa dilakukan.

Namun jika lupa atau belum sempat melafalkannya di malam hari, niat juga masih bisa dibaca di pagi hari selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, atau hubungan suami istri dan masih dalam rentang waktu sebelum masuk waktu Dzuhur.

Keutamaan Puasa Setelah Lebaran

Ilustrasi Doa Buka Puasa

Ilustrasi Doa Buka Puasa. foto/istockphoto

Apa saja keutamaan puasa setelah Lebaran? Puasa Syawal memiliki banyak keutamaan yang sayang sekali jika dilewatkan begitu saja. Berikut ini beberapa manfaat dan keutamaan dari puasa setelah lebaran:

  1. Pahala Seperti Puasa Setahun Penuh

    Puasa Syawal memiliki keutamaan utama, yaitu orang yang berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan akan mendapatkan pahala seperti berpuasa sepanjang tahun. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW dalam HR. Muslim.
  2. Menyempurnakan Ibadah Puasa Ramadhan

    Melanjutkan dengan puasa Syawal menjadi bentuk penyempurnaan atas ibadah puasa selama bulan Ramadhan, sekaligus menunjukkan semangat untuk terus memperbaiki diri.
  3. Tanda Niat untuk Terus Beramal Saleh

    Niat untuk menjalankan puasa Syawal menunjukkan keinginan dalam hati untuk terus beramal saleh setelah Ramadhan berakhir. Ini menandakan bahwa ibadah kita tidak hanya terbatas di bulan suci saja.
  4. Bentuk Mendekatkan Diri kepada Allah SWT

    Puasa setelah lebaran menjadi sarana bagi seorang Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menunjukkan ketakwaannya atas segala karunia dan kebesaran-Nya.
  5. Melatih Konsistensi dalam Ibadah

    Salah satu pelajaran penting dari puasa Syawal adalah konsistensi. Ibadah tidak hanya dilakukan di bulan Ramadhan saja, tetapi dilanjutkan di bulan-bulan berikutnya, termasuk bulan Syawal.
  6. Wujud Rasa Syukur

    Berpuasa di bulan Syawal juga merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT, termasuk nikmat kesehatan dan kesempatan untuk tetap dapat menjalankan ibadah setelah Ramadhan.
  7. Menghindarkan dari Api Neraka Selama 70 Tahun

    Selain mendapatkan pahala besar, berpuasa Syawal juga diyakini dapat menjauhkan seseorang dari api neraka selama 70 tahun, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari.
  8. Didoakan oleh Para Malaikat

    Dalam sebuah hadis riwayat Tirmidzi disebutkan bahwa malaikat akan mendoakan orang-orang yang berpuasa Syawal, terutama saat waktu berbuka puasa tiba. Doa malaikat ini berlangsung hingga makanan berbuka habis disantap.

Tidak ada salahnya melaksanakan ibadah puasa setelah Lebaran, yaitu puasa Syawal, selama tidak ada halangan untuk melakukannya. Sebab, ada banyak keutamaan yang bisa diperoleh dari amalan ini.

    Baca juga artikel terkait PUASA SYAWAL atau tulisan lainnya dari Marhamah Ika Putri

    tirto.id - Edusains
    Kontributor: Marhamah Ika Putri
    Penulis: Marhamah Ika Putri
    Editor: Yulaika Ramadhani