tirto.id - Periode libur Lebaran 2023 menjadi momen di mana banyak masyarakat menghabiskan uang untuk banyak hal. Bahkan tidak sedikit orang yang memiliki pengeluaran berlebihan selama liburan.
Oleh karena itu, diperlukan cara yang tepat untuk memulihkan kembali kondisi keuangan pasca-liburan. Kabar baiknya, ada 7 tips atur keuangan setelah libur lebaran menurut pakar finansial yang bisa dicoba.
Momen libur Lebaran 2023 bisa dibilang merupakan yang paling ramai dalam tiga tahun setelah pandemi COVID-19 mereda. Masyarakat beramai-ramai melakukan perjalanan mudik, berkunjung ke tempat wisata, hingga belanja barang-barang.
Bahkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat nilai perputaran ekonomi di sektor pariwisata pada libur Lebaran tahun ini diperkirakan mencapai Rp100 - 150 triliun.
Dikutip dari laman Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), nilai ini dua kali lipat lebih tinggi dibanding satu tahun sebelumnya, yaitu Lebaran 2022. Tentu hal ini berdampak positif bagi ekonomi nasional.
Namun, sebagai individu pengeluaran lebih banyak tentu perlu diwaspadai dan diatasi secepat mungkin.
7 Tips Atur Keuangan Setelah Libur Lebaran Menurut Pakar
Banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan setelah libur panjang seperti Lebaran. Ini bisa terjadi karena banyaknya pengeluaran tidak terduga sehingga memakan dana yang sebelumnya sudah dialokasikan untuk hal lain.
Kondisi ini tentu harus segera diatasi agar tidak menjadi masalah keuangan di masa depan. Berikut ini ada 7 tips atur keuangan setelah libur Lebaran dari pakar:
1. Lunasi semua utang
Selama libur Lebaran, penggunaan kartu kredit, paylater, dan produk layanan berbasis pinjaman lainnya cenderung meningkat.
Oleh karena itu, menurut kepala strategi perencanaan keuangan di TIAA, Dan Keady melunasi semua utang adalah langkah paling pertama untuk menyelamatkan keuangan pasca-liburan.
Menurutnya, utang semacam ini merupakan masalah besar jika tidak segera dilunasi, karena bunganya bisa semakin tinggi.
"Jika Anda menggunakan kartu kredit dan Anda membayar suku bunga yang sangat tinggi, Anda tentu ingin menghapusnya sebagai langkah pertama," katanya seperti yang dikutip dari Bankrate.
2. Prioritaskan dana darurat dan pensiun
Prioritaskan dana yang masih tersisa dari liburan untuk dialokasikan ke rekening yang lebih penting, misalnya dana darurat dan dana pensiun.
Sisa dana yang dimaksud bisa merupakan sisa uang tunjangan hari raya (THR) atau bonus lainnya. Masih menurut Keady, pertimbangkan untuk memasukan dana ke rekening bebas pajak maupun reksadana.
“Itu cara yang bagus untuk menghemat pajak dan membangun tabungan Anda,” ujarnya.
3. Hindari penggunaan THR seperti pendapatan sehari-hari
Hindari menggunakan THR seperti uang pendapatan sehari-hari. THR pada dasarnya merupakan bonus tahunan yang berpotensi besar dalam meningkatkan kondisi finansial.
"Pandang bonus Anda sebagai peluang untuk membuat semacam kemajuan finansial―peluang yang tidak dapat Anda sia-siakan," kata Direktur Manajemen Kekayaan di Government Employees' Benefit Association, Greg Klingler seperti yang dikutip dari Go Banking Rates.
Oleh karena itu, menurut Kingler hindari menggunakan THR untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti pakaian dan makanan. Hal ini karena kebutuhan tersebut seharusnya sudah memiliki anggaran tersendiri dari pendapatan.
Alih-alih menggunakan THR sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari, alokasikan dana tersebut ke rekening tabungan berbunga tinggi atau deposito.
Selain itu, THR juga bisa dimanfaatkan untuk diinvestasikan kepada diri sendiri, misalnya memperoleh pelatihan, kursus, sertifikasi, atau sekolah yang bisa meningkatkan nilai diri.
4. Turunkan anggaran berbelanja barang-barang
Tabungan menipis setelah liburan merupakan masalah yang dialami banyak orang. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi penghematan dengan menurunkan anggaran berbelanja barang-barang pokok.
Pakar tabungan dan anggaran berbasis di Bakerfield, Andrea Woroch mengungkapkan strategi ini disebut sebagai detoksifikasi pengeluaran atau puasa finansial.
Ini bisa dilakukan dengan memangkas dan menghentikan pengeluaran yang tidak perlu hingga kondisi keuangan stabil. Sebagai contoh, pilih produk makanan pokok pada merek yang lebih murah dari pada produk yang biasa dibeli.
Bisa juga dengan menghindari pembelian barang-barang yang bisa digantikan dengan alternatif lebih hemat lainnya.
"Singkirkan pemborosan dari anggaran Anda,” saran Woroch seperti yang dikutip dari Bankrate.
5. Hentikan langganan yang kurang bermanfaat
Masih dalam rangka mendetoksifikasi pengeluaran, pastikan pula mengurangi pengeluaran dengan menghentikan langgannan yang kurang bermanfaat.
Sebagai contoh, bagi pengguna layanan streaming atau hiburan lainnya pertimbangkan untuk menyetop langganan selama beberapa bulan untuk menekan pengeluaran.
Jika memungkinkan, cari tahu penyedia layanan internet atau provider yang memberikan harga langganan lebih murah daripada tempat berlangganan saat ini. Alokasikan uang untuk berlangganan ke kebutuhan lain yang lebih mendesak.
6. Buka sumber pendapatan baru
Apabila kondisi keuangan masuk dalam tahap krisis, pertimbangkan membuka sumber pendapatan baru. Ini bisa dilakukan dengan melakukan pekerjaan tambahan atau berjualan.
Pekerjaan tambahan bisa diperoleh dari kantor tempat bekerja yang menawarkan upah lembur. Selain itu, manfaatkan pula aplikasi pekerjaan sampingan dan layanan lain yang bisa diakses dari rumah.
“Mengisi kembali tabungan dan membayar utang lebih cepat dengan meningkatkan arus kas Anda,” kata Woroch.
7. Rencanakan anggaran untuk libur Lebaran berikutnya
Libur Lebaran mungkin memang baru saja selesai, namun bukan berarti libur selanjutnya tidak bisa direncanakan.
Bahkan perencanaan anggaran untuk Lebaran berikutnya sebaiknya dilakukan begitu liburan terakhir selesai. Merencanakan Lebaran sedini mungkin memberikan lebih banyak waktu untuk menabung dan mengalokasikan anggaran.
Langkah ini juga dapat membantu menghindari kesalahan dalam mengatur keuangan seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
Editor: Yantina Debora