Menuju konten utama
Parenting

7 Cara Menangani Anak yang Terlanjur Kecanduan Narkoba

Berikut ini informasi cara menangani anak yang terlanjur kecanduan narkoba.

7 Cara Menangani Anak yang Terlanjur Kecanduan Narkoba
Ilustrasi pemakai ganja dan alkohol. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Beberapa waktu lalu, seorang balita berusia 3 tahun di Samarinda, Kalimantan Timur, kedapatan positif narkoba.

Tetangga balita itu dicurigai memberikan air mineral berisi metamfetamin yang terkandung dalam sabu.

Dari berbagai hasil pemeriksaan, Polisi menemukan bahwa botol plastik berisi air mineral yang diberikan kepada balita di Samarinda itu adalah bekas alat hisap sabu atau bong.

Kasus di Samarinda ini menjadi pengingat bagi banyak orang tua, bahwa narkoba atau narkotika dan obat-obatan berbahaya adalah salah satu zat yang bisa memberi efek kecanduan pada pemakainya, walaupun hanya sekali mencobanya.

Awalnya, seperti dilansir BNN Kota Bandung, banyak pecandu yang hanya iseng saat mencoba narkoba.

Namun, karena ketika memakai narkoba, si pecandu merasa tenang dan bisa berhalusinasi, maka mereka jadi sangat sulit untuk berhenti.

Makin lama, dosis narkoba bisa meningkat. Bahkan bisa mencapai tingkat akut.

Akibatnya kehidupan sosial bisa terganggu, akhirnya kesehatan makin menurun, dan nyawa pun jadi taruhannya.

Oleh karena itu, peran pengawasan orang tua amat dibutuhkan, terutama untuk anak-anaknya yang rentan terpapar narkoba.

Cara Mengetahui Anak yang Kecanduan Narkoba

Agar orang tua bisa menjalankan fungsi pengawasan pada anaknya yang rentan terpapar narkoba, orang tua harus tahu bagaimana mengetahui anaknya yang kecanduan narkoba.

Salah satu cara adalah dengan mengetahui ciri-ciri anak yang sudah terpapar narkoba. Berikut adalah ciri-cirinya:

  • Kesadaran anak seringkali berkurang;
  • Bicara anak seperti tidak nyambung;
  • Bila diajak bicara mata anak seringkali tidak fokus, mata anak sering terlihat merah, pupil melebar;
  • Ada perubahan perilaku, seperti anak sering merasa gatal-gatal di area tubuh tertentu, sering menyedot hidung, atau sering menarik lengan baju untuk menyembunyikan tanda di lengan;
  • Sering terlihat lelah;
  • Berat badan menurun secara drastis;
  • Kulit anak menjadi pucat dan tidak terawat;
  • Anak sering mengalami kesulitan bernafas;
  • Anak sering mengalami gangguan fisik dan psikologi;
  • Anak mengalami kejang-kejang karena overdosis.

Cara Menangani Anak yang Kecanduan Narkoba

Bila orang tua melihat beberapa gejala di atas, maka orang tua harus segera melakukan berbagai antisipasi supaya anak tidak semakin jauh terjerumus dalam narkoba.

Berikut adalah beberapa cara orang tua menangani anak yang kedapatan kecanduan narkoba, sebagaimana dilansir dari Right Step:

1. Orang tua harus jujur dan mengakui bahwa anaknya memang memiliki masalah kecanduan narkoba

Pada awalnya, orang tua pasti sulit untuk menerima bahwa anak mereka menjadi pecandu narkoba. Biasanya, banyak orang tua akan menyangkal hal ini.

Oleh karena itu, untuk bisa menyelesaikan masalah narkoba ini, orang tua harus jujur terlebih dahulu, dan mengakui bahwa anak mereka memang seorang pecandu.

2. Orang tua harus mempelajari cara terbaik dan tersehat untuk mendekati anak yang kecanduan narkoba

Orang tua harus berhenti menyalahkan diri sendiri, atau menyalahkan orang lain, termasuk anaknya perihal masalah kecanduan narkoba ini.

Mencari-cari kesalahan tidak akan menyelesaikan masalah. Orang tua harus mempelajari cara berkomunikasi yang baik dan sehat agar anak mereka mau terbuka akan masalah kecanduan itu.

Orang tua bisa menghubungi lembaga profesional yang memang mengurusi masalah ini, atau berkonsultasi dengan pakar, atau dengan orang tua lainnya yang juga mengalami permasalahan yang sama.

3. Pastikan untuk memperhatikan kesehatan diri sendiri terlebih dahulu

Pasti sangat sulit dan berat untuk menghadapi permasalahan anak yang kecanduan narkoba.

Namun, tiap orang tua yang menghadapi masalah ini, harus memperhatikan kesehatan dan kewarasan dirinya terlebih dahulu.

Bila Anda, sebagai orang tua tidak memperhatikan kewarasan jiwa dan raga sendiri, maka Anda justru tidak akan punya cukup energi untuk merawat dan membantu anak Anda yang bermasalah.

4. Beri batas sehat untuk anak yang kecanduan

Supaya anak tidak kembali kepada kecanduannya, atau tidak makin terjerumus masuk dalam narkoba, Anda harus menetapkan batas-batas sehat ini:

  • Anda sebaiknya menemani anak pergi ke toko atau mal, jika anak membutuhkan Anda untuk membelikan sesuatu.
  • Jangan membeli hadiah berupa uang tunai, sebaiknya berikan barang yang bermanfaat, misalnya buku atau CD musik.
  • Batasi pergaulan anak Anda, terutama dengan teman-teman yang menyalahgunakan narkoba.
  • Anda bisa juga membatasi alat transportasi anak, misal dengan tidak memberikan motor atau mobil.
  • Unduh aplikasi yang memungkinkan melacak lokasi anak Anda.
  • Jangan sekali-kali membiarkan anak minum atau menggunakan narkoba di rumah, walaupun Anda mengatakan hal itu lebih aman, daripada di tempat lain.
5. Lindungi barang-barang berharga Anda

Jika memiliki barang-barang berharga yang sangat mungkin untuk dijual atau digadaikan oleh anak Anda untuk membeli narkoba, maka Anda harus berpikir untuk menyimpan barang-barang itu di tempat yang lebih aman.

6. Dapatkan diagnosis akurat tentang kondisi anak Anda

Banyak kasus kecanduan narkoba terjadi karena ada masalah gangguan mental yang mendasari hal itu.

Oleh karena itu, orang tua harus mencari diagnosis akurat tentang kondisi anak Anda, misalnya dengan memasukkan anak ke terapi atau rehabilitasi narkoba.

7. Dapatkan bantuan intervensionis narkoba secara profesional

Tidak mudah meyakinkan anak agar mau menerima bantuan dari profesional.

Oleh karena itu, Anda bisa meminta bantuan intervensionis narkoba profesional agar dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman secara psikologis dan fisik, khususnya untuk meyakinkan putra atau putri Anda agar mau menerima perawatan narkoba atau alkohol.

Baca juga artikel terkait TIPS PARENTING atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno