Menuju konten utama

500 Venue Musik di Inggris Teken Surat Terbuka ke Pemerintah

Music Venue Trust (MVT), telah menulis surat yang ditandatangani lebih dari 560 venue musik, yang menyerukan injeksi uang tunai untuk menyelamatkan industri secara finansial.

500 Venue Musik di Inggris Teken Surat Terbuka ke Pemerintah
Ilustrasi pertunjukan musik. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Ratusan venue musik akar rumput di Inggris telah menandatangani surat terbuka kepada pemerintah, yang menyerukan adanya dana darurat sebesar 50 juta paun, guna membantu menopang industri mereka yang kemungkinan akan mengalami macet hingga Oktober mendatang karena lockdown.

Pada Selasa (23/6/2020) lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengumumkan pelonggaran lockdown lebih lanjut mulai 4 Juli 2020. Ini yang memungkinkan sejumlah pub, restoran, hotel, dan bisnis serta industri hiburan dibuka kembali, meski tetap dengan protokol physical distancing berjarak 2 meter.

Namun, seperti dilansir NME, Music Venue Trust (MVT), salah satu gerakan yang bertujuan menyelamatkan industri musik Inggris, telah menulis surat yang ditandatangani lebih dari 560 venue musik, yang menyerukan injeksi uang tunai untuk menyelamatkan industri secara finansial.

Dalam pernyataannya, MVT mengatakan bahwa venue-venue musik tersebut kemungkinan akan tetap “hibernasi” hingga Oktober, dan jika pun telah diperbolehkan kembali di buka harus mematuhi protokol jaga jarak 2 meter. Menurut MVT, tindakan ini dapat mematikan industri musik secara finansial.

"Tempat-tempat ini (venue musik) akan gulung tikar jika pemerintah tidak bertindak," kata CEO MVT Mark Davyd kepada NME, yang dikutip pada Kamis (25/6/2020).

“Empat pilar kebijakan kesehatan pemerintah mengatakan bahwa menyanyi itu berbahaya, menari itu berbahaya, berada di ruang terbatas itu berbahaya, dan dekat dengan orang itu berbahaya,” ujarnya mengulangi kebijakan pemerintah terkait regulasi live music.

Menurut David, tidak ada gunanya mengatur kebijakan physical distancing berjarak 2 meter dalam konser dan pemerintah, katanya, perlu mengatur ulang parameter.

“Semua venue sepakat bahwa mereka tidak akan buka pada bulan Juli, Agustus atau September. Pemerintah perlu memeriksa kembali pedoman kesehatan masyarakat, mereka perlu memikirkan apakah tempat dapat dibuka jika semua orang di dalamnya dijamin tidak memiliki virus, membawa hal-hal seperti pengujian, pemeriksaan suhu dan zona bebas infeksi.” Pungkasnya.

Dilansir dari London Post, Davyd berpendapat bahwa tempat-tempat itu akan “berdarah-darah” secara keuangan, meski mereka akan dibuka kembali di masa depan dengan segala bentuk jarak sosial yang ada.

"Jika mereka tetap tutup selama tiga bulan, mereka akan kehilangan 46 juta paun" jelasnya, merujuk hasil studi yang ia buat.

Ia menambahkan: "jika mereka menerapkan sesuai protokol pemerintah (jaga jarak 2 meter), mereka akan kehilangan sekitar 85 juta paun. Bahkan, jika pun diturunkan ke satu meter dalam jaga jarak, mereka akan masih kehilangan 52 juta paun.”

Baca juga artikel terkait INDUSTRI MUSIK atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Musik
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Alexander Haryanto