tirto.id - Libur sekolah merupakan momen berharga bagi siswa untuk melepas penat. Ide untuk menghabiskan liburan pun berbeda-beda sesuai dengan kesenangan dan hobi masing-masing siswa.
Libur sekolah tahun baru biasanya dimulai sejak akhir Desember hingga awal Januari, bersamaan dengan awal masuk semester genap tahun ajaran baru.
Selama vakansi, siswa biasanya mendapatkan tugas dari guru untuk membuat cerita liburan sekolah dan tahun baru.
Tugas membuat cerita libur sekolah tahun baru umumnya dikumpulkan di hari pertama masuk sekolah. Momen tersebut sekaligus menjadi wadah bagi siswa untuk menyampaikan tugas cerita libur sekolah dan tahun baru yang menarik.
Lantas seperti apa contoh cerita liburan tahun baru untuk tugas sekolah?
Artikel ini akan menampilkan kumpulan contoh cerita kegiatan untuk mengisi liburan tahun baru. Siswa bisa menjadikannya sebagai referensi sebelum mengerjakan tugas membuat cerita libur sekolah tahun baru dari guru.
Kumpulan Contoh Cerita Liburan Tahun Baru
Kumpulan cerita liburan sekolah yang menarik berikut menyitir dari buku Goresan dalam Biduk: Kumpulan Cerpen Siswa SMPN 4 Surabaya (2018) dan situs web Taman Kalimas Surabaya. Simak 5 contoh cerita libur sekolah tahun baru di bawah ini.
1. Yogyakarta Menanti Ku
Contoh cerita libur sekolah tahun baru di bawah ini ditulis oleh Farah Hasnaa’ul Hanifah, diterbitkan dalam Goresan dalam Biduk: Kumpulan Cerpen Siswa SMPN 4 Surabaya (2018):Mendung hitam menyelimuti Surabaya seakan enggan tuk beranjak kemana=mana. Tak lama kemudian hujan mengguyur di kota Surabaya dan angin kencang pun bertiup, namun semua itu tak akan mengurungkan niat kami sekeluarga tuk berangkat ke Yogyakarta.
Tepat pukul 20.30 kami bertiga bersama Mama dan Papa meninggalkan kota Surabaya. Dengan diiringi hujan deras dan angin kami perlahan menyusuri jalan=jalan di sekitar Surabaya. Kemacetan pun di mana-mana, sengaja kami bertiga berangkat untuk menghindari kemacetan. Namun keadaan berkata lain, justru jalan menuju ke luar kota penuh dengan kendaraan roda empat dan dua yang padat merayap. Jarak tempuh dari rumah ke bundaran waru bisa mencapai dua jam. Semua terasa lega setelah kepadatan kendaraan mencair ke arah Mojokerto.
Hujan gerimis menemani perjalanan kami, dingin mulai terasa di tubuh. Dan pupil mata mulai mengecil pertanda kantuk tiba. Perjalananku ke luar kota kali ini tidak seperti biasanya, tanpa ada kedua kakakku, semua karena ada aktivitas masing-masing.
Kakak terbesarku sibuk dengan kegiatan kampusnya, sedangkan kakakku yang kedua sedang ada pertandingan di Yogyakarta. Maka dari itu kami bertiga bertujuan untuk menyaksikan pertandingan. Namun sayang, kemacetan terjadi di mana-mana hingga perjalananku terhambat dengan kemacetan tersebut. Sebuah truk besar memuat kayu gelondongan seberat 30 ton terguling di hutan jati Ngawi.
Semua kendaraan naik bus, truk, termasuk mobil yang kutumpangi hanya bisa merayap hingga di pagi hari. Saat itu pun hujan masih tetap mengguyur jalanan. Ku terjebak dalam sebuah kemacetan hingga berjam-jam. Hingga matahari terbit dari ufuk timur, kemacetan pun belum pudar juga.
Di pinggir Desa dalam sebuah kemacetan ada seorang Ibu setengah baya menyarankan untuk lewat di jalan kecil untuk menghindari kemacetan. Pada akhirnya, kami pun mengikuti saran si ibu-ibu yang baik hati. Dengan jalan pintas yang rusak dan berlubang kami lalui. Kami pun berjuang untuk melintasi jalan yang penuh batu, pasir dan genangan air, karena memang jalan tersebut adalah jalan yang akan dibangun jalan tembusan menuju Solo alias jalan tol.
Lumayan daripada macet, pemandangan pun indah, sawah yang luas, tumbuhan jagung. Naik turunnya jalan kunikmati. Hutan jati yang sepi, jalan menanjak, tak ada kendaraan lain membuat kecil hatiku. Rasanya ingin ku cepat-cepat keluar dari hutan yang gelap itu. Hujan masih mengguyur di jalanan untuk menghabiskan sisa malam. Kami pun berhenti untuk istirahat sejenak dengan mengisi perut yang sudah berontak. Kulihat jam telah menunjukkan pukul 08.00 saat itu masih berada di Sragen. Perjalanan kami sudah cukup lama yaitu 12 jam, padahal biasanya Surabaya ke Solo perjalanan normal bisa ditempuh dengan waktu 6 jam.
Meskipun bosan di jalan, ku tetap semangat untuk melanjutkan perjalananku menuju Yogyakarta. Hujan deras semalaman tak menyurutkan niat kami semua tuk berjuang. Perjalanan dari Solo ke Yogyakarta sudah tak asing lagi bagiku. Sesampainya di Yogyakarta tak langsung aku beristirahat, namun aku menyaksikan pertandingan pencak silat di kampus UMY karena kakakku yang kedua sedang bertanding di kampus itu dan Alhamdulillah menang. Capek, lapar, ngantuk, bercampur menjadi satu, akhirnya ku bermalam di Yogyakarta.
Keesokan harinya kulanjutkan perjalanan ke kota Solo, rasanya bahagia aku melaju ke kota Solo, karena Solo adalah kota kelahiran kedua orang tuaku. Sesampainya di Solo, tentunya di rumah nenekku disambut dengan ramah oleh saudara-saudaraku, banyak sekali anak kecil di sana. Di Solo aku sempat jalan-jalan bersama saudaraku hingga menuju ke sebuah perkebunan. Di sepanjang jalan aku tengok kanan dan kiri ada pohon durian, rambutan dan jambu. Semua sedang berbuah, sayang aku hanya turun untuk foto saja, karena memang tidak untuk dijual.
Setelah seminggu aku berada di Kota Solo yang selalu banyak kenangan, akhirnya aku harus pulang ke Surabaya untuk melanjutkan liburanku yang masih tersisa beberapa hari. Perjalanan menuju Surabaya lancar dan aman.
2. Pengalaman Waktu Liburan Sekolah
Contoh cerita liburan sekolah tahun baru berikut ditulis oleh Dwi Kirana Salsabilla, dilansir situs web resmi pemerintah Surabaya.Hari ini aku bahagia karena akan berlibur di rumah nenek di desa, aku sangat senang karena bertemu kakek dan nenek yang memang sudah lama tidak aku jumpai. Kota ini berada dekat dengan pegunungan jadi hawanya dingin dan sejuk. Aku dan keluarga sampai juga di kota Kutoarjo pada pukul 12.00 WIB. Turun dari bus, perutku terasa lapar dan haus. Ayah mengajak kami pergi mencari makan siang di daerah sekitar pasar dekat terminal. Di sana banyak sekali penjual makanan kaki lima. Mulai dari bakso dan makanan khas kota Kutoarjo yaitu Kupat Tahu.
Makanan khas ini terdiri dari tahu dan kupat yang dipotong lalu disiram kuah kecap dengan taburan bawang goreng dan seledri segar.
Hmmm enaknya..., batinku sambil menelan ludah.
Setelah bersalam-salaman dengan saudara dan juga tetangga, kami langsung bergegas istirahat. Sementara aku langsung bermain bersama adik sepupu. Aku bermain di sawah. Saat bermain di sana ada teman saudaraku. Aku diperkenalkan kepada beberapa teman-temannya dan kami bermain dengan seru sekali. Ternyata bermain di sini sangatlah menyenangkan.
Setelah beberapa hari aku menginap, saatnya aku pulang ke Surabaya karena memang waktu liburan sekolah sudah habis. Hari terakhir di rumah nenek, pakde mengajak aku pergi naik mobil ke suatu tempat. Setelah sampai di sana aku melihat banyak sekali sapi, ternyata itu adalah peternakan sapi dan kambing milik pak de di desa.
Di sana aku diajari cara memerah susu dan meminum susu sapi segar. Sepulang dari peternakan sapi pada malam hari aku diajak melihat pasar malam. Di sana aku dan saudaraku, bermain roda gila setelah itu beli jajan lalu aku pulang, karena lelah, aku tertidur.
3. Belajar Masak di Desa
Cerita liburan tahun baru ini ditulis oleh Muhammad Febrian, dikutip dari Goresan dalam Biduk: Kumpulan Cerpen Siswa SMPN 4 Surabaya (2018).Yap, ceritanya bermula dari rapotan. Namun di saat pengambilan raport, SMPN 4 sedang launching buku pertamanya, yaitu Sekolahku Istanaku. Sekolahku Istanaku adalah buku Kumpulan puisi karya murid-murid SMPN 4, wah bangga banget rasanya ya hasil karya para murid sekolahku :D.
Ya setelah itu karena saya kelas 9, saya tidak langsung pulang ke desa. Namun saya harus menunggu foto kenangan dulu. Setelah foto kenangan kelas selesai, saya langsung pulang ke Desa. Di Desa, aktivitas saya sih ya begitu-begitu saja, saya jarang banget keluar rumah kecuali kalau beli makanan atau ibadah. Selain itu ya ke rumah saudara-saudara di Desa saya, intinya rantai aktivitas saya yaitu: ibadah – makan – belajar – NGEGAME :D – Tidur.
Udah begitu saja, nggak terlalu menarik, namun meskipun hanya di rumah saja saya bukan berarti sedih karena gak bertamasya dan rekreasi. Saya tetap suka karena saya selama liburan dekat dengan kakek nenek saya. Selama dengan kakek nenek saya, saya selalu diberi motivasi untuk lulus SMP tahun ini. Oleh karena itu, saya nggak pernah sedih tanpa rekreasi. Intinya, yang ada di benak saya bukan kesenangan rekreasi.
Namun memikirkan kesenangan dan kebahagiaan lulus SMP dan tetap belajar untuk ‘sedikit’ mempersiapkan Ujian Nasional dan masuk SMA. Selain itu, di Desa saya juga praktik-praktik juga loh. Praktek Dokter? Bukan, praktik merakit? Bukan juga. Terus apa dong? Jawaban yang semutlak-mutlaknya satu, yaitu saya belajar praktik memasak. Meskipun saya laki-laki saya tetap harus belajar memasak. Agar saya bisa mandiri, jadi saya tidak bergantung pada orang tua. Banyak sekali makanan yang saya praktekkan di Desa. Namun, rata-rata makanan luar negeri semua, seperti Mac and Cheese.
Apa itu Mac and Cheese??? Mac and Cheese ialah makanan makaroni yang dicampur dengan saus keju. Nah pengalaman ada pengalaman berharga di situ, yaitu memasak bumbu utamanya apinya jangan terlalu besar. Lalu saya tidak menyadari yang kumasak bumbunya apinya besar. Sehingga saat menyadari yang kumasak bumbunya apinya besar. Sehingga saat saya memasukkan susu cair, di mana susu cair adalah salah satu resep untuk bumbunya. Nah saat saya memasukkan karena apinya terlalu besar dan pancinya dalam keadaan panas, susu cairnya langsung ‘meledak’, muncrat ke atas karena saking panasnya panci itu.
Itulah pengalaman berhargaku, yaitu kalau masak jangan terlalu besar apinya. Saya sengaja besarkan apinya agar cepat matang bumbunya, karena saya kurang telaten dan cekatan dalam memasak. Namun realitanya malah meledak susunya. Selain itu saya juga praktik memasak roti goreng dan isinya sosis dan telur. Namun gagal juga karena pertama kali. Itulah mengapa kita harus belajar dari pengalaman agar kita bisa sukses.
4. Pantai Pangandaran yang Menakutkan
Cerita liburan tahun baru di bawah ini ditulis oleh Dana Afif Azizullah dalam Goresan dalam Biduk: Kumpulan Cerpen Siswa SMPN 4 Surabaya (2018).Pada hari Kamis, tepatnya pukul 08.30 pagi, aku dan keluargaku berlibur ke Pantai Tiga Warna. Sebelum kami berangkat ke Pantai Tiga Warna, aku mempersiapkan makanan dan minuman untuk kami nikmati di sana. Sedangkan keluargaku mempersiapkan kendaraan yang akan kami pakai. Setelah semuanya siap, kami langsung berangkat menuju Pantai Carita.
Selama di perjalanan, aku sangat kagum dengan keindahan alamnya. Jalannya yang berkelok-kelok seperti gelombang, sawahnya yang berjejer dengan rapi, dan suasana pegunungan yang sangat indah. Ternyata begitu besar karunia yang telah Allah berikan untuk kita semua.
Sesampainya di pantai, kami langsung mencari tempat yang teduh. Kebetulan hari itu cuacanya cukup panas jadi kami mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Setelah mendapatkan tempat yang cocok, aku dan sepupuku langsung bergegas menuju pantai. Kami langsung berenang sambil aku sedang menikmati suasana pantai, tiba-tiba aku mendengar suara seseorang meminta tolong. Ternyata suara itu adalah suara sepupuku. Betapa terkejutnya aku melihat Ia terbawa ombak, aku dan orang-orang di sekitar langsung menolongnya. Aku melihat wajah sepupuku begitu pucat, Ia takut sekali tenggelam.
Setelah kejadian itu, orang tuaku meminta kami untuk berhenti berenang dan segera membersihkan badan kami yang penuh dengan pasir. Mereka tidak mau hal-hal yang tidak diinginkan terjadi kembali. Tentu saja kami mengikuti permintaan mereka, sebelum kami pulang, tak lupa kami menikmati makanan dan minuman yang telah kami persiapkan dari rumah. Setelah semuanya merasa puas bermain, kami memutuskan untuk segera pulang.
Liburan kali ini memberikan kenangan tersendiri bagiku, semoga aku tidak akan mengalami musibah yang menimpa sepupuku.
5. Liburan Penghujung Tahun
Cerita libur sekolah tahun baru berikut ditulis oleh Nadine Armavilia dalam Goresan dalam Biduk: Kumpulan Cerpen Siswa SMPN 4 Surabaya (2018). Simak ceritanya di bawah ini:Tak terasa semester 1 berlalu dengan cepat. Setelah seminggu menghadapi Penilaian Akhir Semester, waktu untuk beristirahat akhirnya datang. Musim hujan juga ikut serta dalam liburan ini.
Pada awal minggu, aku hanya berlibur di dalam kota. Sesekali ini, aku ingin merasakan liburan di dalam kota. Pada hari Minggu (17/12), aku dan sahabat karibku, pergi ke pusat perbelanjaan terdekat dari rumah kami. Yaitu, Pakuwon Mall yang terletak di Kota Surabaya bagian barat.
Liburan ini serasa tak memberikanku kesempatan untuk mengunjungi kampung halaman, liburan ini malah mengajakku ke tempat yang belum pernah aku kunjungi. Tak lain adalah kota Prigen dan kota Sukabumi.
Pada hari Sabtu (24/12) aku dan keluargaku berlibur ke kota Prigen. Tempat penginapan kami berada di dataran tinggi sehingga hawa di sana dingin. Selama perjalanan, jalanan lumayan macet sehingga kami menempuh 3 jam dalam perjalanan. Kami sempat berhenti sejenak di rest area di pinggir jalan tol, kami membeli beberapa cemilan di Indomaret dan Starbucks Coffee. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan.
Tak terasa 3 jam berlalu, kami sudah sampai di tempat penginapan yang akan kami inap selama 2 hari 1 malam. Selama kami di Prigen, kami tidak mengunjungi tempat wisata sama sekali. Kami hanya berdiam di hotel saja. Keesokan harinya, pada pukul 6 pagi, aku dan kakakku memutuskan untuk berenang.
Kami tidak menduga suhu kolam renang di sana sangat dingin, kami memang sudah kedinginan saat itu. Tapi karena salah satu hobiku adalah berenang, maka kuteruskan saja untuk berenang meski suhunya tidak mendukung. Sekitar setengah jam berlalu, kami kembali ke kamar untuk bersih diri dan bersiap untuk sarapan.
Penulis: Aisyah Yuri Oktavania
Editor: Fadli Nasrudin