Menuju konten utama

Liburan Keluarga Sukses dan Bebas Stres, Siapa Mau?

Agar liburan berjalan lancar, pastikan setiap anggota keluarga dapat kesempatan untuk berpendapat selama tahap perencanaan, ya!

Liburan Keluarga Sukses dan Bebas Stres, Siapa Mau?
Header diajeng Liburan Keluarga. tirto.id/Quita

tirto.id - Libur akhir tahun sudah di depan mata! Momen penting bagi orang tua untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak sekaligus membuat kenangan memperkuat bonding.

Apa kamu masih ingat, tahun lalu, saat Rafathar tiba-tiba menangis di bandara? Putra pertama Raffi Ahmad dan Nagita Slavina ini merajuk sebelum mereka berangkat Eropa dan Dubai untuk urusan bisnis dan liburan keluarga. Rafathar lebih memilih di rumah saja. Pada liburan sebelumnya ia juga rewel, malas bersiap-siap karena harus bangun pagi-pagi.

Memang betul, orang tua mengakomodasi semua kebutuhan liburan keluarga. Eits, tapi jangan lupa, seluruh anggota keluarga juga akan menjalani liburan ini. Maka, perencanaan liburan idealnya melibatkan setiap anggota keluarga, dari membahas destinasi, transportasi, aktivitas selama liburan, hingga packing.

Menurut survei Haven Holidays—perusahaan operator jaringan taman liburan di Inggris—terhadap 2.000 orang tua dengan anak berusia 5-16 tahun, sebanyak 49 persen responden menyatakan anak-anaknya kerap memiliki masukan terkait keputusan besar dalam rumah tangga.

Sebanyak 31 persen responden menganggap keterlibatan anak dalam pengambilan keputusan membuat “hidup lebih tenang”. Hal itu, menurut 62 persen responden, juga membuat perjalanan liburan jadi lebih baik.

Sarah Chapman, chief customer officer Haven Holidays mengatakan, “Dalam hal membuat rencana liburan, berkonsultasi dengan anak-anak juga dapat membantu menghemat pengeluaran, karena orang tua tidak akan membuang uang untuk tujuan atau kegiatan yang tidak anak-anak sukai.”

Menurut hasil jajak pendapat, 89 persen orang tua menganggap penting bagi anak-anaknya untuk memiliki suara dalam urusan keluarga. Sebanyak 54 persen menilai hal tersebut membuat anak-anak lebih mandiri, sementara 52 persen percaya dampaknya membuat mereka merasa menjadi anggota keluarga yang setara.

Prof. Dr. Rose Mini, MPsi., psikolog yang akrab dipanggil Bunda Romy, setuju anak dilibatkan dalam perencanaan liburan, “Untuk liburan dengan anak, memang sebaiknya anak diikutsertakan untuk memilih. Bisa dimulai dari usia balita. Anak usia ini sudah bisa diajak diskusi. Pada waktu ia sudah bisa bicara, untuk bisa menentukan. Tapi syaratnya, anak sudah punya wawasan dulu tentang area atau tempat wisata yang ditawarkan oleh orang tua. Dengan cara menceritakannya terlebih dulu melalui gambar, video, atau YouTube.”

Dikutip dari situs Trip Savvy, parenting expert Grace Bastidas menjelaskan tentang perasaan anak kelak setelah diajak merencanakan liburan.

“Anak-anak senang menjadi bagian dari proses dan mereka ingin tahu apa yang akan mereka dapatkan. Jika orang tua membuat mereka menjadi bagian dari perencanaan, kemungkinan besar mereka akan lebih bersemangat daripada merasa seperti mereka hanya digiring dari satu tempat ke tempat lain.”

diajeng Liburan Keluarga

Ilustrasi diajeng Liburan Keluarga. (FOTO/iStockphoto)

Terkait cara menghadapi anak usia sekolah dasar, orang tua dapat memberi masukan tentang kehidupan di tempat tujuan nanti. Menambahkan pendapat dari Bastidas, family travel expert Keith Waldon merekomendasikan untuk menunjukkan film tentang budaya di destinasi liburan.

Contohnya, kalau kalian akan liburan ke Paris, putarlah film Ratatouille (2007). Memiliki pengalaman yang sangat spesifik secara budaya sebelum anakmu pergi dapat membuatnya semakin bersemangat karena sudah lebih dulu membayangkannya.

Terkadang, saat mendengarkan pendapat anak tween (8-12 tahun), kamu perlu membiarkan mereka memilih sendiri. Waldon menyarankan agar kamu menyetujui permintaan anak tween, meskipun itu bukan keinginanmu sebagai orang tua.

Apabila anakmu ingin berenang bersama lumba-lumba—bukan ide yang oke buatmu karena kamu hanya ingin berenang biasa—tetap pertimbangkan dan kalau memungkinkan, kabulkan. Asal dilakukan bersama profesional.

Apabila kamu mendiskusikan liburan dengan anak usia remaja, coba tanyakan kesukaan atau minatnya di sekolah. Demikian saran family travel expert Jessica Griscavage dari agen perjalanan Runway Travel.

“Mata pelajaran apa yang ia sukai? Apakah ia menyukai seni? Apakah ia memiliki olahraga favorit? Misal, jika ia menyukai pelajaran sejarah, mungkin ia ingin mengunjungi Colosseum di Roma.”

Remaja biasanya memiliki pendapat cukup kuat yang berpotensi menimbulkan “drama” dalam keluarga. Namun, apabila sedari awal mereka paham bahwa kerja samanya dibutuhkan, acara liburan justru dapat mempererat semua anggota keluarga.

Tantangan terbesar adalah menemukan cara untuk membuat semua orang senang, terlibat, dan terhibur, papar Keri Baugh dilansir dari Good Housekeeping. Pendiri blog family travel Bon Voyage with Kids yang telah mengunjungi lebih dari 30 negara ini juga menuturkan, “Liburan dengan anak-anak tak mesti harus sempurna.”

Hmm, bagaimana jika terjadi sesuatu di luar rencana setelah agenda disusun bersama-sama? Oh, tentu saja orang tua wajib jujur menjelaskan duduk perkara.

diajeng Liburan Keluarga

Ilustrasi diajeng Liburan Keluarga. (FOTO/iStockphoto)

Bunda Romy yang juga founder TK & SD Taman Kreativitas Anak Indonesia berpesan, ”Seperti janji, bila tidak ditepati, maka pasti akan berdampak yaitu kekecewaan. Tapi yang paling penting kalau sampai tidak ditepati, harus dijelaskan alasannya mengapa. Misal, mungkin berencana ke Bali, tapi pada saat sudah dekat waktunya, dananya belum terkumpul.”

Kendala demikian, mesti disampaikan kepada anak-anak supaya mereka paham bahwa tak semua yang sudah direncanakan matang-matang dapat berjalan mulus. Mereka pun akan belajar mengelola kekecewaan.

Di balik itu, sebagai orang tua, kita perlu menawarkan solusi sekaligus menjelaskan kenapa mengambil alternatif lain dan kenapa kegiatan tersebut tak kalah exciting dari rencana awal.

“Berlibur atau memberikan jeda setelah anak belajar di sekolah akan membuat anak senang. Memberikan sesuatu yang menyenangkan dan luar biasa untuk anak selama liburan belum tentu dengan cara jalan-jalan ke luar negeri atau ke luar kota. Bisa juga dilakukan di rumah dengan sesuatu yang beda dari biasanya.”

Apa pun pilihan liburan keluargamu, pastikan melibatkan anak dalam perencanaan, ya! Dengarkan pendapatnya.

Liburan dengan keluarga bisa menjadi tantangan, namun dengan perencanaan yang tepat, dapat menjadi pengalaman super fun. Ingatlah, tujuannya bukan untuk menyempurnakan liburan, melainkan menciptakan kenangan yang abadi bersama orang-orang tercinta!

Baca juga artikel terkait LYFE atau tulisan lainnya dari Glenny Levina

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Glenny Levina
Penulis: Glenny Levina
Editor: Yemima Lintang & Sekar Kinasih